Ulangan kenaikan kelas dan ujian nasional telah usai. Kini Samudra dan Mentari. bersiap-siap menuju sekolah untuk berkumpul bersama-sama dengan tujuan mengadakan perpisahan di Jogja.
Semua kelas tiga kini sudah menduduki busnya masing-masing. Samudra, Biru dan kawan-kawannya menduduki bus dua. Bus mereka ini adalah permintaan dari Samudra dan Biru agar mereka dijadikan satu di Bus dua.
"Mentari mana?" Tanya Biru kepada Samudra ketika ia melihat di bus tidak ada Mentari.
"Itu dia belum naik, lagi nungguin Meisha sama Silla." Ucap Samudra.
Biru lalu turun dari bus untuk menemui Mentari.
"Meisha sama Silla masih lama?" Tanya Biru yang membuat Mentari menoleh.
"Katanya sih dikit lagi." Jawab Mentari.
Tak lama Meisha dan Silla pun dating, mereka berminta maaf kepada Mentari karena telah menunggu lama.
Bus 2 pun sudah lengkap. Mentari duduk dengan Biru, Meisha dengan Silla, dan sisanya teman-teman Biru duduk di kursi paling belakang yang membuat bus tersebut menjadi ramai karna ocehan teman-teman Biru.
Bus kemudian berangkat selama di perjalanan tak henti-hentinya Irul bernyanyi.
"PLIS KUPING GUE MAU PECAH, SUARA LO JELEK BANGET." Ucap Silla. Irul yang mendengar kini kesal karena menurutnya perkataan Silla sangatlah membuat sakit hati.
"SUARA LO LEBIH JELEK YAK, KAYA MAK LAMPIR."
"SUARA GUE JELEK TAPI MASIH TAU DIRI, LAH LO UDAH SUARA JELEK GATAU DIRI NYANYI GEDE BANGET."
"UDAH WOI GAK USAH BACOT LU BERDUA, PALING GAK LAMA LO BERDUA JADIAN." Ucap Dava.
Silla dan Irul yang sedang saut sautan kini diam.
"Amit-amit gue benci ama dia." Ucap Silla.
"Rul tuh dia benci rul sama lu, kasih tau rul." Ucap Rama.
" Biarin Ram dia benci, kan kata orang-orang Benci akan menjadi cinta."
"JIAKHHHHHHH" Teriak teman-teman Biru.
Mentari dan Biru hanya tertawa saja mendengar teman-temannya yang sedang saut-sautan. Mereka berdua kemudian larut dalam perbincangan.
"Biru apa cita-citamu?"
"Jadi musisi."
"Sungguh?"
"Iya Mentari. Kalau kamu apa cita-citanya?"
"Penulis."
"Apa yang membuat mu untuk mau menjadi penulis?''
"Aku mau nulis semua pengalaman ku."
"Kau akan menulis tentang saya?"
"Gak mau." Jawab Mentari meledek.
"Oh begitu."
"Bercanda Biru."
"Siapa tau kamu mau nulis cerita kita dari SMA sampai nanti punya anak." Ucap Biru yang membuat Mentari tersenyum.
"iya kalau kita dipersatukan menjadi sampai tua, kalau tidak beda lagi ceriitanya."
Biru terdiam lalu tersenyum.
"Memang tidak ada yang tau takdir tuhan. Tapi saya yakin kelak nanti kita akan bersama selamanya."
"Aamiin."
Biru menoleh kearah Mentari karna ucapan Mentari, begitupun Mentari. Kini mereka sedang tatap-tatapan. Biru menjadi yakin akan terus bersama dengan Mentari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mentari & Biru
Teen Fiction"Mentari, ingat janji kita? Janji kamu dengan saya? Janji sewaktu kita masih kecil dimana kamu bilang ketika kita sudah besar nanti, kita akan pergi hanya untuk melihat senja dan lautan diatas gunung Merbabu? "