BAB 10 'CCTV'

97 10 2
                                    

Samudra yang mendengar penjelasan dari Biru, kini terlonjak kaget ia ingin sekali memarahi orang yang rela melakukan itu kepada adiknya.

"Terus sekarang Mentari dimana?" Tanya Samudra.

"Dia di UKS sama temennya." Jawab Biru.

Samudra segera bergegas untuk menemui Mentari, namun ketika Samudra ingin berjalan, Lentara menahan tangannya.

"Lo mau kemana?." Tanya Lentara.

"Mau ke UKS." Jawab Samudra.

"Lo gak mau cari pelakunya?" Tanya Lentara. Samudra, Biru dan teman-temannya kini menatap Lentara dengan heran.

"Punya otak tuh dipake." Sambung Lentara. Mereka semua masih heran dengan perkataannya.

"Ke ruang cctv." Ucap Diko tiba-tiba.

"Ketawan disini yang pinter gue sama Diko doang, ya gak Dik?" Ucap Lentara sambil menaiki alisnya.

"YAMPUN MAS DIKO PINTER BANGET, AKU JADI LIKE SAMA KAMU." Ucap Irul tiba-tiba mendramatis. Diko yang mendengar kini memasang wajah tidak suka.

Samudra dan Biru kini langsung meninggalkan mereka semua. Ia segera menuju ruang cctv untuk melihat siapa pelakunya.

"Tuh kan kita ditinggal, lo si Rul." Ucap Lentara.

"Gue lagi, gue lagi, gue terus." Ucap Irul sembari ingin memeluk Diko, namun Diko sudah berlari secepat mungkin untuk menyusul Biru.

***
Mentari terbangun dari tempat tidurnya, ia merasa pusing dan lemas dengan keadaannya. Meisa yang tersadar kini langsung memberi minuman hangat kepadanya.

"Mei Biru dimana?" Tanya Mentari.

"Biru lagi ketemu abang lo." Jawab Meisa.

"Ngapain?" Ucap Mentari dan langsung bangun dari tempat tidurnya.

"Mau ngabarin soal lo kali." Jawab Meisa. Mentari yang mendengar kini bergegas ingin pergi, namun ditahan oleh Meisa.

"Lo mau kemana? Biru nanti kesini, lagi pula badan lo masih lemes, nanti pingsan lagi siapa yang mau ngangkat lo." Jelas Meisa. Mentari yang mendengar kini membatalkan niatnya untuk pergi.

***
Sementara itu, Samudra, Biru dan teman-temannya, kini sibuk menghadang pak Basir untuk memasuki ruang cctv tersebut. Memang sulit memasuki ruangan tersebut, namun berkat Irul yang terus menggoda pak Basir kini diperbolehkan masuk.

Mereka terus menerus memutar cctv tersebut yang memperlihatkan seseorang memakai masker dan jaket hitam yang dikenakannya, dilihat dari poster tubuhnya pun bukan seperti anak SMA pada umumnya.

"Sial, gue yakin dia bukan anak SMA sini." Ucap Samudra.

"Dan gue yakin dia orang suruhan." Tambah Lentara.

Kini Biru hanya diam memikirkan siapa pelaku tersebut, Biru pernah melihat orang tersebut di taman ketika ia bersama Mentari, jaket dan maskernya sama persis yang ia lihat.

"Kayaknya, gue pernah liat dia di taman komplek." Ucap Biru. Mereka semua yang berada di dekatnya kini menoleh ke arah Biru.

"Jaket dan maskernya pun mirip, tapi gue masih gak yakin." Tambah Biru.

"Kebetulan aja kali." Ucap Irul.

Iya mungkin hanya kebetulan, namun saya akan selalu mencari tahu siapa pelaku yang membuat senja nya saya terluka. Ucap Biru dalam hati.

*drett, dreettt* HP Biru bergetar menunjukan bahwa ada pesan yang masuk.

Mentari
Biru dimana?

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang