Bab 8 'Celaka'

135 14 0
                                    

Hari ini, Biru dan Mentari tidak masuk sekolah, karena memang hari ini hari minggu jadi mereka libur.

Kamar Biru dan Mentari berdekatan jadi Biru memutuskan ke kamar Mentari untuk membanguninya.

Biru membuka pintu kamar Mentari dan ternyata Mentari sudah bangun lebih awal dari biasanya. Mentari sedang duduk diatas kasur sambil melihat ke arah luar jendela.

"Tumben udah bangun." Ucap Biru dan langsung duduk disebelahnya.

"Iya dong." Ucap Mentari.

"Kebawah yuk, diajak makan bareng sama bunda, dia lagi masak di bawah." Ucap Biru.

"Tapi, gue males bangkit dari kasur tau." Ucap Mentari.

"Pagi-pagi udah males aja, gimana nanti jadi istri saya." Ucap Biru pelan, namun sekilas Mentari mendengarnya.

"Lo bilang apa barusan?" Tanya Mentari meyakinkan.

"Eh enggak, yaudah yuk kebawah" Jawab Biru sambil menarik tangannya. Mentari hanya pasrah dengan apa yang dilakukan Biru saat ini.

Sampai dibawah Mentari melihat Maya sedang asik memasak di dapur, Mentari pun langsung berlari menuju dapur untuk membantu Maya.

"Tante ada yang bisa aku bantu?" Tanya Mentari.

"Mentari, gak usah sayang, emangnya bakat masak kamu masi bisa?"Jawab Maya.

"Bisa dong, sekarang tante ke meja makan aja, biar aku yang lanjutin dijamin pasti rasanya enak. " Ucap Mentari sambil mengacungkan jempolnya.

"Yaudah kalau gitu, tante tunggu di meja makan, awas ya kalau gak enak." Ucap Maya tertawa sambil mencubit pipi Mentari.

Mentari tersenyum dan langsung melanjutkan masakan yang di buat Maya. Mentari melanjutkan tumisan bumbu ayam semur tersebut lalu memasukan ayamnya.

Dari aromanya saja, membuat semua yang menciumnnya merasa lapar, sangat harum dan lezat.

Biru yang sedang menunggu di meja makan kini sudah tak tahan mencium aroma yang dimasak oleh Mentari, akhirnya ia memutuskan untuk ke dapur menemui Mentari.

"Cepetan dong masaknya, saya sudah lapar nih." Ucap Biru tiba-tiba di samping Mentari.

"Dikit lagi, ayamnya belum matang." Ucap Mentari.

"lelet banget, masak gitu doang lama." Ucap Biru meledek.

"Biru bawel deh, udah sana tunggu di meja aja, jangan ganggu nanti tambah lama." Jelas Mentari kesal.

"Gak mau, saya mau ngeliatin kamu masak." Ucap Biru sambil menunjukan cengiran manisnya.

Mentari yang melihat cengiran manisnya itu jadi merasa gugup.

"ih apan sih, nih udah mateng, bantu gue bawa ke meja makan."

Mereka semua akhirnya makan bersama, Biru menyantam makananya dengan lahap karena rasanya terlalu lezat untuk dimakan. Mentari yang melihat Biru seperti orang yang tidak pernah makan tersenyum geli.

"Ini enak banget, tante pikir bakat memasak kamu berhenti ketika kamu pindah dari Jakarta." ucap Maya menbuka suara.

"Enggak lah tan, di Jogja Mentari sering ikut lomba masak, jadi masak kaya gini mah gampang." Ucap Mentari tersenyum.

"Cocok jadi istri saya." Sahut Biru. Maya yang mendengar perkataan Biru kini tersedak, tidak menyangka anaknya akan berbicara seperti itu. Mentari panik dan langsung memberi minum.

"Yaelah Bun responya kenapa harus keselek sih, harusnya tuh 'iya setuju' gitu." Ucap Biru sambil memutar malas bola matanya.

"Lo sih, kalau ngomong suka ngelantur." Ucap Mentari dan langsung meninggalkan meja makan.

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang