BAB 11 'Blok-M'

122 12 0
                                    

Mentari segera menuju halte transportasi umum. Ia sengaja tidak naik mobil dikarenakan suasana Ibu Kota di sore hari ini sangat bersahabat.

Kini Mentari sedang menunggu di halte agar tidak tertinggal metro mini. Sebenarnya ia sangat benci apapun yang membuatnya menunggu, namun ini kemauannya yang membuatnya menunggu.

"blok-m blok-m, ayo naik neng." Ucap kenek metro mini tersebut.

Mentari segera naik dan duduk didekat jendela, tempat duduk favoritnya ketika ia menaiki transportasi apapun.

Tiba-tiba saja ada seorang pemuda yang duduk disebelahnya, awalnya Mentari tidak menyadarinya, ia terus memandangi jendela tanpa sadar seorang kenek memanggilnya.

"neng, bayar dulu neng." Ucap kenek tersebut. Namun, Mentari hanya melamun dengan serius kearah jendela, entah apa yang ada di pikirannya sekarang.

"nih pak, saya yang bayar aja." Ucap Pemuda yang berada di samping Mentari.
Mentari masih saja asik dengan lamunannya.

Kini metro mini tersebut sudah sampai di tujuan akhir yaitu, Blok-M.

Mentari berdiri dan bergegas turun. Sebelum turun, ia menemui kenek metro mini tersebut karena ia merasa belum membayar perjalanannya.

"Pak ini tadi saya belum bayar." Ucap Mentari.

"neng udah dibayarin sama seorang pemuda yang duduk disebelah neng."

Mentari kaget dan langsung menoleh kearah tempat duduk pemuda tersebut. Namun sangat disayangkan pemuda tersbut sudah beranjak pergi dari tempat duduknya.

"Kalau boleh tau, ke arah mana dia pak tadi?" tanya Mentari kepada kenek metro mini tersebut.

"Barusan saya liat turun lewat pintu belakang neng, dia pakai topi warna merah." Jelasnya.

"Kalau gak salah itu neng, lagi nyebrang." lanjut kenek tersebut, sambil menunjuk kearah pemuda yang ia maksud.

"ohh yaudah terima kasih pak." Ucap Mentari dan langsung bergegas menemui pemuda tersebut.

***
Meisha tak henti-hentinya menghubungi Mentari, namun tidak ada jawaban dari Mentari.

Meisha ingin sekali pulang ke rumah karena Mentari tidak kunjung datang, namun ia urungkan niatnya. Ia meminta izin kepada si pemilik toko tersebut agar diperbolehkan duduk di kursi miliknya.

Tak lama ia duduk, terdengar suara seorang sedang memanggil namanya, ya ia kenal betul bahwa itu adalah Mentari.

"Meisha maaf banget." Ucap Mentari memohon.

"Abis dari mana aja lo emangnya?" Tanya Meisha.

"Tadi ada sedikit urusan." Jawab Mentari tersenyum.

"Bahagia banget lo, gue udah nunggu satu jam tau."

"Iya-iya maaf, nanti gue traktir ice cream deh."

"Yey, Eh btw cerita dulu kenapa lo bisa seseneng ini?." tanya Meisha.

"Hah? Eh enggak ko, gue biasa aja." Jawab Mentari.

"Boong, pasti tadi sebelum ketemu gue lo jalan-jalan dulu kan sama Biru."

"Beneran Meisha, gue gak boong."

"Mentari Senjani Lembayung, mana bisa boong sama gue." Ucap Meisha sambil mendekatkan wajahnya kepada Mentari.

"Iya-iya ini gue ceritain, tapi ini bukan tentang Biru."

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang