Bab 15 'Pesta'

83 6 0
                                    

"Mentari sudah siap belum?" Ucap Resti.

"Sabar bun, dikit lagi."

Lalu Mentari keluar kamar bebarengan dengan Samudra yang juga baru saja keluar kamar.

"Gila cantik banget adek gue." Ucap Samudra.

"Dari dulu emang udah cantik, lo nya aja baru sadar sekarang." Ucap Mentari.

Malam ini Mentari memakai gaun berwarna jingga selutut dengan mahkota putih kecil yang berada di kepalanya serta rambut curly yang di gerai dan sepatu wedges berwarna putih.

Mereka berdua menuruni tangga menemui Resti dan Hendra.

"Cantik banget anak Bunda." Ucap Resti.

"Ganteng banget anak ayah." Ucap Herdi.

"Kenapa jadi saling muji begini?" Tanya Samudra. Lalu mereka semua tertawa.

"Yasudah yuk berangkat, acaranya mau di mulai."

Mereka semua pun berangkat ke salah satu gedung di Jakarta.

Setelah itu mereka sampai, Resti langsung bertemu dengan temannya ia juga mengenalkan kedua anaknya tersebut kepada temannya.

"Bun Mentari sama abang mau ke balkon dulu ya." Ucap Mentari sambil menunjuk kearah balkon.

Resti tersenyum lalu mengangguk, ia tahu bahwa Mentari tidak suka pesta. Jadi ia membebaskan Mentari kemanapun yang ia mau ketika berada di pesta.

Disekitar balkon banyak kursi yang memang disediakan untuk tamu sambil memandangi pemandangan luar di sekitaran gedung.

Mentari duduk bersama Samudra sambil membawa kue coklat yang sudah disediakan.

"Bang gue boleh nanya gak?" Tanya Mentari tiba-tiba.

Samudra yang mendengar hanya menaiki satu alisnya.

"Biru sama Bagas ada hubungan apa?" Tanya Mentari.

Samudra yang sedang melahap satu potongan kue coklat kini tersedak.

"Eh bang." Ucap Mentari sambil menyodorkan minum.

"Gue gak tau." Jawab Samudra.

"Boong, lo gak tau atau lo gak mau kasih tau?" Tanya Mentari lagi.

"Mentari dengerin abang baik-baik ya, gue bukannya gak mau cerita namun, urusan itu gue gak tau banget secara spesifik, nanti kalo gue cerita terus ternyata cerita yang gue ceritain ada yang salah gimana?"

Mentaru cemberut mendengar perkataan tersebut. Samudra tersenyum lalu memegang pipi Mentari.

"Biar Biru yang akan cerita." Ucap Samudra lalu meninggalkan Mentari.

"Eh bang mau kemana?" Tanya Mentari.

"Bentar mau ke toilet." Jawab Samudra.

Kini Mentari duduk sendirian sambil memakan kue yang ia ambil tadi. Ketika ia makan tiba-tiba saja ada seseorang yang duduk dihadapannya.

"Hai." Sapa seorang lelaki dihadapannya.

Mentari berhenti mengunyah ketika ia tahu dihadapannya ialah orang yang baru saja dibicarakan dengan abangnya.

"Kenapa ngeliatin gue?"

"Bagas ngapain kamu disini?"

"Menurut lo?"

Mentari menggelengkan kepalanha ia seketika menjadi orang yang super lemot di hadapannya.

"Nyokap gue sama nyokap lo satu kantor dan acara ini adalah acara nyokap gue."

Mentari & BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang