4

828 42 1
                                    

Oktober 1998
Ais pov

Hari ini berubah sudah status ku menjadi seorang istri. Tanpa melewati fase kenalan, seminggu setelah lamaran mas Raka mengucapkan ijab qabul dihadapan ayahku. Aku cuma bisa menangis dan berharap pernikahan ini menjadi awal yang baik untuk langkahku menjadi seorang istri.
Walaupun pernikahan ini seperti paksaan, tapi aku sudah bertekat untuk menjadi istri yang baik dan berbakti pada suamiku. Aku akan berusaha untuk mencintainya. Karna cinta kepada lawan jenis akan menjadi indah setelah dia menjadi halal untukku.

Malam ini aku dibawa mas Raka menuju rumahnya di daerah Tangerang. Lumayan besar untuk kami berdua.

"Masuk..." perintah mas Raka dengan suara dingin dan muka datarnya.
Aku masuk mengiri mas Raka dan berjalan dibelakangnya.

"Ini kamarmu..."

"Haaaa... "

"Saya sudah mempunyai perempuan yang sangat saya cintai. Saya menikahi kamu karna paksaan mama dan papa. Jadi .... kamu jangan berharap banyak dengan pernikahan ini. Status kita hanya formalitas diatas kertas.Lakukan apa yang kamu mau. Bagi saya kamu tak lebih dari perempuan murahan yang ikut andil memisahkan saya dengan kekasih saya. Dan begitu saja mau dinikahi karna harta keluarga saya. "
Mas Raka diam sejenak.

"Kamar saya di sebelah. Jangan berani-beraninya kamu masuk kamar dan menyentuh apa pun barang saya. Satu lagi... Kamu siap kan mental karna status kita tidak akan bertahan lama, saya akan segera menceraikan kamu dan saya akan segera menikahi gadis yang saya cintai. Ingat itu... " Ancam mas Raka dengan muka merahnya. Dan aku cuma bisa diam tak tahu harus bagaimana. Hanya air mata yang bisa menjelaskan keadaan hatiku saat ini.

"Gunakan ini untuk kebutuhan mu, bukankah ini yang kamu mau? " tanya mas Raka dengan sinis sambil melemparkan dua kartu kehadapanku .
Setelah bicara mas Raka langsung masuk kamar tanpa menoleh kan lagi muka nya ke arah ku.

Tuhaaaan.... Apa ini?
Aku syok mendengar semua penuturan mas Raka. Badanku gemetar, dadaku sakit, aku lemas. Air mata tak dapat ku tahan dan mengalir di pipiku. Ya Allah... Apakah aku seburuk itu dimata mas Raka?

Aku melangkah memasuki kamar ku dan menutup pintu. Dengan lemah aku menuju kamar mandi yang ada di dalam kamar. Segera aku berwudhu untuk melaksanakan kewajibanku sebagai makhluk ciptaan Nya.
Di dalam sujudku  aku menangis mengadukan semua sakit yang ada dihatiku.

' Ya Allah... Bimbing hamba ya Rabb... Kuatkan hamba agar bisa menghadapi semua ini... Engkaulah yang maha membolak balik kan hati manusia. Jadikan hati suami ku hanya untuk ku wanita halalnya. Berikan yang terbaik ya Allah untuk pernikahan ini. '

Hatiku sedikit lega setelah mengadukan semua isi hatiku kepada Rabbku. Aku yakin Allah pasti ada rencana yang baik dalam pernikahan ini. Tiada suatu keadaan akan terjadi tanpa izin Nya. Dan Allah pasti tahu bahwa aku sanggup menghadapi semua ini.

Setelah melaksanakan sholat isya, aku berbaring diatas kasur dan mencoba memejamkan mata. Cukup lama aku hanya bisa membolak balikan badanku. Mataku tak bisa terpejam, ucapan dan wajah dingin mas Raka terbayang jelas di pikiran ku.


Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang