Raka

1K 54 0
                                    

"Maaf sekali lagi mas...Ais tidak akan meninggalkan mu ....jika mas sudah melepas Ais, disitu Ais akan pergi"

"Kenapa??"

"Ais adalah istri mas dan Ais  akan tetap bertahan....walaupun pahit. Allah menghalalkan poligamidan Ais rela. Bagi Ais itu lebih baik dari pada Ais menjanda."

"Apakah kamu takut kehilangan sumber uang mu??"

"pertanyaan mas tidak usah Ais jawab mas. Ais rasa mas pasti tahu . Setahun sudah pernikahan kita. Apakah mas merasa dirugikan secara materi???"

"Lalu apa alasan mu sebenarnya??"

"Ais nggak punya alasan yang musti Ais jelaskan pada mas. Ais ini seorang istri dan kamulah mas yang diberikan oleh Allah menjadi pendamping hidup Ais. Ais menerima mu apa adanya dan tanpa syarat. Jika mas tak mau menerima Ais....Ais bisa apa ??Ais tak mungkin memaksa mas . Tapi untuk mengajukan cerai tidak akan Ais lakukan mas. "

"Apakah kamu akan terus bertahan dengan keadaan ini..???"

"Yaaa"

"Walau sakit..."

"Yaaaa..."

"Tapi keinginan mu tidak mungkin terwujud. Karna kedua belah pihak mempunyai keinginan yang bertentangan"

"Ya...Ais tahu itu. Ais dengan keinginan Ais sendiri. Dan mas dengan keinginan mas. Ntah keinginan siapa yang bakal terwujud."
Tak tahu kenapa aku marah mendengar perkataan Ais. Emosi ku kembali meledak.

"Aku yang berkuasa disini"

"Kenapa mas tidak wujudkan?" Ais balik menantang ku

"Nggak mungkin Itu" ucap ku putus asa mengingat perjanjian dengan orang tua ku.

"Kenapa...?"  tanya Ais dengan rasa yang ingin tahu

"Karena perjanjian itu..."

"Perjanjian apa...?" tanya Ais lagi dengan menautkan kening nya.

"Sebelum menikah dengan mu saya membuat perjanjian dengan mama"

Ais kembali menautkan kening nya. Dan ekspresi penuh tanda tanya jelas terlihat dari raut wajah nya.

"Saya diharuskan untuk menerima pernikahan ini. Jika saya menceraikan mu maka semua hak ku akan hilang dan ridak diaku anak lagi oleh mereka. Dan sebaliknya jika kamu yang pergi"

"Apakah mas segitu ingin nya untuk  berpisah de..."

"Yaaaa" ucap ku memotong kalimat Ais

"Baiklah jika mas mengharapkan Ais pergi dan menjauh , Ais akan lakukan itu. Karna Ais tak mungkin memaksakan keinginan Ais sendiri . Silahkan mas jatuhkan talak terhadap Ais." usai mengucapkan kata -kata nya Ais memalingkan wajah nya dan berusaha menahan air mata yang hendak jatuh. Aku membuat nya menangis lagi.

"Tak mungkin...."

"Ais juga minta maaf Karna Ais sudah bersumpah untuk tidak mengajukan khuluk  kepada mas. Walau apa pun yang terjadi . Tapi mas nggak usah takut. Setelah mas menalak Ais, Ais akan keluar dari rumah ini. Jadi mas bisa bilang pada Mama dan papa bahwa Ais yang telah meninggalkan mas. "

Ku tatap Ais. Terlalu  banyak luka yang ku berikan pada nya. 'maaf...maaf.....maaf...' begitu banyak kata maaf yang ku bisikan pada hati ku.

"Sebelum mas Raka menjatuhkan talak, bolehkan Ais memohon satu hal" tanya Ais ragu

"Apa itu..??"

Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang