Setelah dirawat satu malam, aku dan anak ku kembali pulang ke rumah. Kami menggunakan taksi untuk pulang ke rumah. Mas Raka sudah mengajukan diri untuk mengantarkan kami, tapi dilarang oleh putra sulung ku. Kedua adiknya sudah berusaha membujuk, tapi dengan tegas dia memilih menggunakan taksi. Dengan raut tanda tanya akhirnya kedua adik nya mengalah mengikuti mau si kakak. Karna tak mau kehilangan jejak kami, mas Raka mengikuti kami dengan mobilnya.
Sesampainya di rumah, aku dan anak ku langsung masuk ke rumah. Tampak mas Raka berjalan dengan canggung setelah keluar dari mobil nya.
Puri ku Zahra berjalan mendekati mas Raka.
"Ayo masuk yah..."ajak Zahra menggandeng lengan mas Raka.Aku langsung berjalan menuju kamar ku.
"Bunda istirahat ya...nggak usah banyak fikiran..." kata farhan sambil mengiring ku ke kasur."Ya sayang...trimakasih" ucap ku
****
Dua bulan berlalu dari kejadian dimana untuk pertama kalinya pertemuan ku dengan mas Raka. Selama itu mas Raka rajin bolak balik Malang Jakarta. Kedua anak ku sudah dekat dan mulai berinteraksi dengan Mas Raka. Namun putra sulung ku masih menampakan aura peemusuhan nya. Anak ku ini belum bisa menerima kehadiran mas Raka.
Sore itu mas Raka datang mengunjungi kami.
"Assalammualaikum..."
"Waalaikumsalam..." jawab kami serentak
"Ayaaaaah..." panggil Zahra dengan nada riang sambil berjalan mendekati Mas Raka. "Silahkan masuk yah..." Zahra mengambil tangan mas Raka dan mencium tangan mas Raka. Lalu Zahra menggandeng tangan mas Raka dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.
Aku hanya bisa diam...aku bangkit dari duduk ku dan berjalan menuju kamar.
Dari dalam aku mendengar keceriaan anak ku. Ku pegang dada ku'maaaaafin bunda naaaaak'
"Ayo uda.... Uda harus ikut" bujuk Zahra pada kakak sulung nya.
"Iya da... Kita jalan-jalan, kapan lagi kita jalan bareng ayah" bujung putra kedua ku
"Kalian kalau mau pergi...silahkan. Uda mau di rumah aja.. Mau istirahat"
"Yaaaaa...uda mah payah. Masa dari tadi kita di rumah aja...bosen da...dede mau jalan-jalan" rajuk putri ku
"Nggak masalah di rumah aja...karna selama ini itulah rutinitas kita di hari libur. Berkumpul dengan bunda adalah hal yang menyenangkan bagi uda. Dan tidak ada hal lain yang bisa menggantikannya..." ucap putra ku datar
"Tapi kan sekarang ada ayah uda...apa salah nya, sekali-sekali kita jalan-jalan sama ayah...bukan kah selama ini dan bertahun-tahun lamanya kita memang selalu sama bunda? Jadi sekarang lah saat nya kita melakukan hal-hal baru bersama ayah" putri ku masih berusaha membujuk kakak nya.
"Bagi ku bunda segala nya...dan aku tidak pernah merasa bosan atau pun menginginkan hal yang baru bersama orang yang baru muncul dalam hidup ku...." ucap Farhan sinis
"Tapi da..."
Aku dengar suara putri ku terpotong dan bunyi pintu kamar ku dibuka dari luar. Ku dengar bunyi langkah kaki mendekati ranjang ku.
"Buuuun...." Ku balikan badan ku saat mendengar putra ku memanggil.
"Ya sayang, ada apa....?"
Perlahan putra ku naik ke atas ranjang dan memeluk ku. Ku elus punggung putra ku dengan sayang.
"kenapa nak...? Uda ada masalah? Cerita sama bunda..." ucap ku lembut pada anak ku.
"Bunda jangan nangis..."
"Bunda nggak nangis...bunda hanya capek maka nya masuk ke kamar. Bunda hanya ingin istirahat..." ucap ku menenangkan putra ku
"Uda sayang bunda....bahagia terus ya bun jangan sedih..." ku tatap mata putra ku, lalu ku berikan senyum terbaik ku saat mendengar kata yang keluar dari mulut anak ku.
Perlahan ku dekati Farhan... Ke rentangkan tangan ku dan disambut dengan pelukan hangat oleh putra ku.
"Bunda bahagia naaak...kalian adalah sumber kebahagiaan bunda. Bukan hanya bunda yang harus bahagia...kamu juga harus nak. Belajar lah untuk melupakan semua... Nikmati masa remaja mu dengan keceriaan mu nak. Jangan jadi kan ini beban... bunda sedih melihat anak-anak bunda terpecah..." ucap ku sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
Selalu bersamamu
SpiritualCinta... Aku tak tahu apalah artinya. Bagiku bisa mencintaimu kekasih halalku merupakan suatu keharusan. Menerima segala kekurangan dan kelebihanmu. Bersamamu aku berharap bisa melalui gelombang kehidupan didunia ini. Bagaimana denganmu? Apakah kam...