Aisyah

951 55 1
                                    

Kesepian melanda ku. Hari ini ketiga anak ku ikut mas Raka ke Jakarta. Ada rasa takut di hati ku melihat ekspresi Zahra dan Fadlan. Mereka berdua begitu antusias menerima ajakan mas Raka. Naik pesawat, dijanjikan jalan-jalan ke Dufan yang memang merupakan impian anak ku dari dulu. Melihat aquarium besar (Seaword), lumba-lumba dan arena permainan air lainnya yang ada di Jakarta.

Aku takut Zahra dan Fadlan berpaling dari ku karna mendapatkan segala fasilitas kemewahan yang diterima dari Mas Raka. Sementara aku sendiri tak bisa memberikan itu pada mereka. 'Jangan tinggalkan bunda nak' bisik ku pilu.

Sebelumnya mas Raka sempat menghubungi ku dan meminta izin untuk membawa anak-anak. Aku tak mungkin egois melarang Mas Raka membawa mereka. Mas Raka juga mempunyai hak atas mereka karna bagaimana pun juga darah Mas Raka mengalir di tubuh mereka. Akhirnya dengan berat hati ku izinkan Mas Raka membawa mereka.

Awal nya Farhan tak mau ikut, karana anak ku itu belum bisa menerima Mas Raka. Ditambah dengan alasan nggak mau meninggalkan aku sendiri di rumah.

"Buuuun....uda nggak usah ikut ya. Uda di rumah aja temanin bunda..." rajuk anak ku

"Bunda nggak papa sayang di rumah sendiri....ada teh omah kan di rumah yang nemenin bunda.Jadi uda ikut ya, temenin abang sama adek..." bujuk ku sambil mengusap kepala Farhan.

"Uda sama bunda aja di rumah...."

"Bunda tahu kenapa uda nggak mau ikut. Bagaimana pun juga mereka keluarga mu nak. Sama bunda mereka sudah tidak ada hubungan. Tapi tidak dengan kalian nak. Tidak ada yang nama nya bekas ayah maupun bekas nenek dan kakek. Nenek dan kakek mu sangat ingin bertemu dengan kalian bertiga. Bunda nggak tega untuk mengecewakan mereka nak. Mereka orang baik dan sangat menyayangi bunda" Diam sejenak

"Lagian uda tahu kan gimana adek jika nggak ada bunda...???"
Farhan cuma bisa menganggukan kepala tanpa menjawab pertanyaan ku.
"Bunda titip adek ya sama uda, dijaga adek nya karna baru kali ini adek jauh dari bunda. Bunda percayakan adek sama uda..."  Bujuk ku sambil memeluk Farhan. Farhan memeluk ku dengan erat dan membenamkan kepalanya di cerug leher ku.

"Uda akan jaga adek, bunda hati-hati ya di rumah. Kami sayang bunda..." ucap anak ku sambil mencium pipi ku

Terdengar suara solawatan dari telpon genggam ku.

Aku tersadar dari lamunan ku begitu mendengar nada dering di telpon genggam ku berbunyi. Tengah malam tepat nya jam dua belas lebih sepuluh menit. Siapa yang telpon tengah malam begini pikir ku. Mas Raka...Aku menautkan kening ku begitu membaca nama Mas Raka yang tercantum di layar telpon genggam ku.'Ada apa mas Raka menghubungi ku malam begini, apa terjadi sesuatu pada anak-anak ku???. '
Dengan deg-deg an dan rasa khawatir kuangkat telpon dari mas Raka.

"Assalammualaikum...."

"Waalaikumsalam.....maaf Ais aku mengganggu mu tengah malam begini..."

"Ya...ada apa mas...???"

"Dari tadi Zahra menangis, dan kami tidak bisa menghentikan tangis nya..." adu Mas Raka

"Apa yang terjadi pada Zahra mas...????" tanya ku dengan khawatir

"Hari ini Zahra mengalami periode bulanan nya..."

Deeeg....bagaimana aku bisa lupa kalau ini adalah tanggal rutinitas bulanan Zahra. Setiap bulan dia akan rewel ketika mengalami nya. Hanya elusan ku pada perut dan pinggang nya yang bisa menenangkan Zahra. Astaghfirullah...maafin bunda nak...bunda lupa....

"Zahra sekarang gimana mas...?" tanya ku panik

"Farhan sama Fadlan lagi berusaha menenangkan Zahra. Mama sudah memberikan jamu, begitu di minum Zahra malah muntah..." cerita mas Raka

Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang