Raka

894 42 0
                                    

Pagi itu aku mendengar ada keributan di dapur. Ku langkahkan kaki ku menuju dapur untuk melihat keadaan. Aroma masakan langsung menyusup ke hidung ku. 'Aroma nya membangkitkan selera, seperti nya enak. Membuat perut ku minta diisi.

Di dapur, ku dapati Alin dan perempuan itu dengan wajah yang sama-sama tegang.

"Ada apa ini, kenapa pagi-pagi sudah ribut?" tanya ku pada mereka.

"Ini mas, masa aku minta tolong Ais untuk buatin aku susu....tapi Ais nya malah marah-marahin aku..." Jawab Alin dengan rengekannya.

'buat sendiri dong Lin....'
"Ais, buatkan Alin susu..." malah kalimat itu yang terucap dari bibir ku

"Aku lagi masak mas...." bantah Ais

'Iya nih Alin....emang ngk lihat Ais lagi masak' pikir ku
"Aiiiis...."

Dengan rasa tak ikhlas, Ais beranjak dari kompor menuju lemari penyimpanan susu. Dengan muka di tekuk ku lihat Ais menyeduh susu dan memberikannya pada Alin.

Tak lama kemudian, ku lihat Ais membawa makananya ke kamar. Sepertinya Ais mau makan di kamar nya. 'Kamu nggak ngajak mas makan skalian Ais...?' pikir ku. Aku ngarep banget ya, diajak Ais untuk mencicipi masakan nya , yang seperti nya enak😋. Menurut ku memang enak... nggak
ada yang bisa nolak... Rendang ayam...😋

Tanpa sepengetahuan Ais, ku ambil piring. Ku isi piring dengan nasi dan lauk yang ada. Mmmmmh...memang enak.

Setelah selesai makan, ku cuci piring di
piring nya di kitchen sink. Ku rapikan meja dan ku tata lagi makanan yang ada di bawah tudung saji.

Ku langkah kan kaki ku menuju taman belakang. Aku duduk di pinggir kolam renang dengan posisi kaki sampai lutut ku berendam di air. Ku ayunkan kaki di dalam air. Aku bingung, apa kah yang ku lakukan sudah benar. Ada timbul rasa bersalah ku pada Ais. Tidak seharusnya dia ku jadikan tempat meluapkan amarah dan emosi ku.

Perjodohan ini bukanlah kehendak nya juga. Ini semua adalah ide dan rencana mama untuk memisahkan ku dan Alin. Jadi di sisi lain, Ais korban disini. Diantara status hubungan rumah tangga kami yang tidak jelas. Aku harus mengakhiri semua ini agar tidak banyak orang yang tersakiti. Apa lagi Ais...aku merasa berdosa pada nya.

 
"Mas Rakaaaa..." ku dengar teriakan Alin dari dalam rumah yang berada di kamar Ais.

"Ada apa sayang ????"  tanya ku sambil mengusap puncak kepala Alin.

"Hiiiik...hiiiik...aku mau makan. Hiiik...hiiiik karna tadi yang masak Ais aku izin untuk memakan  masakannya. Tapi Ais malah marah-marahin aku...hiiik...hiiik" adu Alin sambil menangis.
Dan aku lihat Ais bengong mendengar aduan Alin.

"Dengar Ais...kamu harus ingat posisi kamu di rumah ini. Kamu tak lebih dari perempuan jalang...perempuan matre .... yang mau melakukan apapun demi uang. Harus nya kamu bersyukur masih saya biarkan tinggal dan menumpang di rumah ini. Makan dan tempat tinggal gratis, jadi sudah sewajarnya kamu disini melayani kami sebagai pemilik rumah ini. "
"Saya jadi berfikir....bagaimana pendidikan dalam keluarga mu.Orang tua macam apa yang menjual anak gadis nya demi harta. Dan kamu tak ubah nya seperti pelacur...." Astaga kenapa kata-kata ini yang keluar dari mulut ku.

Ais tampak sock dan wajah nya pucat seperti kapas saat mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut ku. Ku tatap mata Ais, dan ku lihat ada genangan air di mata itu.

"Kau boleh menghina ku mas. Tapi jangan orang tua ku. Terserah kalau kamu menganggap ku menjual diri ku. Atau pun menganggap ku sebagai pelacur. Tapi aku lebih baik karna hanya  melacurkan diri ku buat suami ku sendiri. Bagaimana dengan dia? Bukankah dia lebih buruk dari ku? Yang mau dan tanpa malu selingkuh dengan suami wanita lain, walaupun di sepan istri nya sendiri. Bukankah dia lebih rendah dari pelacur? Yang mau menyerahkan diri nya tanpa ikatan pernikahan...?"

Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang