9

842 45 4
                                    

Aku terbangun ketika mendengar suara adzan... Astaugfirullah ... Aku melewatkan sholat malam ku. Buru-buru menuju kamar mandi untuk membersihkan badan dan bersiap melaksanakan sholat subuh.

Selesai sholat aku berjalan menuju dapur. Pagi ini aku menginginkan nasi goreng untuk menu sarapanku. Sebelum masak nasi goreng aku menanak nasi terlebih dahulu. Seraya menunggu nasi matang aku melaksanakan pekerjaan rumah yang lain.

Selagi mengepel lantai... Tiba-tiba Alin lewat. Dengan berlenggang lenggok dia lewatdi depanku. Aku tak menghiraukan Alin... Dengan acuh tetap ku lanjutkan kegiatanku.

"Heeeey... Babu, bikinin sarapan sana aku lapar..." perintah Alin

Dengan santainya aku tetap melanjutkan kegiatanku.

"Dengar nggak sih looo..."teriak Alin sambil menarik bahu ku

Aku tetap berlalu sambil merapikan perlengkapan pel ku. Tiba-tiba Alin merebut ember air bekas pel dan menyiramkannya ke kepalaku.

Aku berusaha mengelak dan menghindari siraman Alin... Alin berusaha mengejarku...

Bluuum...

Alin kepleset ... Dan saat itu juga muncul Mas Raka dari tangga...

Plaaak... Plaaak....

Dengan mata menyala mas Raka menatapku dan berlalu menggendong Alin menuju kamarnya.

Pipi ku berasa panas dan telinga ku berdenging... Sungguh keras Mas Raka menampar di kedua belah pipi ku. Bibirku sobek dan berdarah. Muka ku bengkak karena lebam...

Dengan linangan air mata aku berlalu ke kamar dan membersihkan diri. 'yang kuat ya nak... Selalu temani bunda buat jalani ini semua' rintihku sambil mengelus perutku yang sudah menonjol.

Selesai membersihkan diri aku duduk dipinggir ranjang sambil mengompres kedua belah pipiku... Perih pipiku tak seperih hatiku. 'Maaf kan aku mas.. Aku akan tetap bertahan disini ... Selagi Allah masih mengizinkan aku menjadi istrimu.. Aku akan menjaga dan bertahan dengan posisiku.

Jika engkau benar-benar sudah melepaskan ku dan menginginkan kepergian ku ... Maka disitu aku akan berlalu dan menghilang dari hadapanmu. Aku ingin meraih surgaku yang berada di tanganmu mas. Aku akan bertahan walau apa pun yang terjadi.

Sambil menangis... Tanganku tetap memegang handuk kecil yang berada di pipi ku.

Gubraaak... Dengan tergesa-gesa mas Raka membuka pintu kamar dan berjalan mendekati ku kearah ranjang.
Tatapannya begitu menyala dengan mata yang sudah memerah karna amarahnya.

"Apa mau mu...???" Marah mas Raka sambil mencekal tanganku.

"Kamu mau membunuh anak yang ada dalam kandungan Alin ... Haaaa"

Mas Raka semakin marah... Aku hanya bisa diam sambil meringis menahan sakit di pegelangan tanganku.

"Jawaaaab..." teriak mas Raka, dan tangannya semakin kuat mencekal tanganku.

"Sa...sa.. Kit mas...." lirihku

"Kamu kira Alin nggak merasa sakit atas perbuatan mu... Bahkan kamu hampir mencelakai dua nyawa... Bayi yang belum merasakan kehidupan dunia hampir saja terenggut nyawanya ... Dimana rasa kemanusiaanmu, bahkan merasa bersalah aja tidak. Aku heran apa yang dilihat oleh orang tua ku pada mu sehingga mereka begitu mengagungkanmu dan menganggap kamu perempuan yang baik. Memang kau musang berbulu domba"

Kata mas Raka dengan panjang lebar... Tanpa melepaskan tangan ku dari cekalan tangannya. Tulang ku berasa remuk ...

"Sa...sa...kit mas..." lirihku lagi

Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang