11

842 50 2
                                    

Masih flashback

Sampai di Malang, aku dan mbok Isah tinggal di rumah peninggalan orang tua mbok Isah. Tabungan selama aku bekerja dan hasil penjualan perhiasan bawaan atau seserahan dari mas Raka aku gunakan untuk membeli sawah dan kebun. Alhamdulillah dengan jumlah uang yang lumayan aku bisa membeli sawah yang lumayan luas juga. Dan aku memperkerjakan 10 orang petani untuk mengelola sawah dan kebun.

Di kota ini aku mulai membenahi hidup ku dan mencoba bangkit dari keterpurukan. Sungguh aku merasa berhutang budi pada mbok Isah... Kasih sayang yang tulus aku dapatkan dari beliau. Setiap ada warga yang bertanya... Tanpa ragu mbok Isah selalu bilang kalau aku adalah putrinya.

"Nduk... Makan dulu ya, dari tadi belum makan apa-apa..." bujuk mbok Isah

"Mual mbok... Jadi ngk nafsu makan..."

"Kasihan dede nya, mereka pasti lapar... Ingat nduk, disini bukan cuma satu dede... tapi tiga" kata mbok Isah sambil mengelus perut ku. Duuug...reaksi dari perutku. Mereka merespon elusan mbok Isah. Mata kami saling bertatapan dan tiba-tiba mbok Isah memeluk ku dan mengelus lembut punggung ku.
"Sabar nduk... apa pun yang terjadi kamu harus kuat. Demi mereka anak-anak mu" bisik mbok Isah di telingaku. Aku hanya bisa membenamkan muka ku di leher mbok Isah. Tangisan pilu keluar dari bibir ku.

"Jangan tinggalin Ais mbok..." ucap ku memohon pada mbok Isah.

Saat itu keadaan ku sangatlah buruk. Aku sering melamun dan menangis sendiri. Aku seperti putus asa dan depresi. Dan kondisi ku yang labil sangat memprihatinkan dan membuat mbok Isah tak pernah meninggalkan ku sendiri. Dengan sabar mbok Isah selalu menjaga ku dan sering mengajak ku untuk mengelilingi perkebunan. Udara yang segar dan pemandangan yang hijau membuat ku bangkit dari keterpurukan.

** Juni 2000

Sembilan bulan usia kandungan ku. Malam itu...

"Mbok... Mbok ... Sakiiiit... " jeritku

"Napa nduk.. Ya Allah kamu mau lahiran nduk. Ayo ke puskesmas...."

Karna kondisi ku yang lemah dan kehamilan kembar tiga.Aku mengalami kesulitan melahirkan secara normal. Aku harus di rujuk ke rumah sakit di kota.

Jarak yang jauh dan sulitnya sarana transportasi membuat aku terlambat mendapatkan penanganan medis. Akibat nya satu anak ku mendapat permasalahan yang serius. Putri cantik ku lahir dalam keadaan membiru akibat terminumnya air ketuban.

Efek dari kembar tiga juga ketiga anak ku lahir dengan kondisi berat badan kurang. Dua putra ku lahir dengan berat badan masing - masing 1,8 kilogram dan 2 kilogram. Dan putri ku lahir dengan berat 1 kilogram dan badan yang membiru.

Dua putra ku dirawat selama  satu bulan di inkubator. Setelah kondisi stabil mereka baru diizinkan untuk dibawa pulang.

Namun belum untuk putri ku. Karna kondisi kritis putri ku dirawat selama satu bulan di ICU dan dua bulan pemulihan di ruang intensif.  Walaupun dua putra ku sudah boleh di bawa pulang, namun hati ku masih resah...Ibu mana yang tak miris melihat bayi dengan berat 1 kilogram ditempeli begitu banyak peralatan medis.

Masa sulit aku jalani... Selama tiga bulan itu aku sering bolak balik ke kota untuk menengok keadaan putra putri ku. Bulan kedua Aku dilema... Jika aku di rumah sakit untuk menengok putri ku, aku resah memikirkan dua putra ku di rumah bersama mbok Isah. Begitu juga jika aku di rumah.. Aku selalu cemas dan menghawatirkan kondisi putri ku.

Tak terhitung berapa biaya yang aku keluarkan untuk perawatan ketiga anak ku. Cincin kawin dan mahar dari mas Raka serta deposito yang pernah mas Raka berikan aku pakai semua untuk pengobatan anak ku.

Alhamdulillah... Di bulan ke empat kami bisa berkumpul bersama. Mbok Isah dengan tulus dan penuh kasih sayang selalu mendampingi ku.

Muhammad Farhan Atmaja
Muhammad Fadlan Atmaja
Zahrani Asyifa Atmaja

Nama ketiga putra putriku

****
Januari 2001

Cobaan ke dua menghampiri putri ku disaat berumur 7 bulan.
Malam itu Ara mengalami demam yang sangat tinggi. Dan harus dilarikan ke rumah sakit. Dan untuk kedua kalinya pula putri ku menempati ruang ICU dengan berbagai alat medis yang menempel di tubuh mungilnya. Satu minggu lamanya Ara tidak sadarkan diri.

Alhamdulillah  putri ku kuat dan berhasil melawan penyakitnya... Setelah 12 hari di rawat, putri ku di izinkan pulang ke rumah.

Karna kondisi putri ku yang sering keluar masuk rumah sakit... Dari kecil kedua putra ku sudah menampakan fungsi  nya sebagai laki-laki bagi adik perempuannya. Kedua putra ku selalu melindungi dan memanjakan adik nya.


🤗🤗🤗🤗

Selalu bersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang