H-1 pengumuman SNMPTN. Perasaan Daichi makin merasa tenang. Entah mengapa seperti beban yang telah sebulan lebih ini ia pikul terasa lebih ringan. Ia bercanda dan bersosialisasi seperti biasa. Bahkan beberapa jam sebelum pengumuman, ia menghabiskan waktu bersamamu di toko buku yang kebetulan waktu itu sedang terjadi badai.
#
"Kamu buru deh, bikin akun buat UTBK nanti. Jadi, kalau UTBK tinggal login, pilih pusat UTBK-nya," katamu ketika sedang pendalaman materi mata pelajaran peminatan pilihan.
"Begitu? Kamu sudah daftar kan waktu itu? Kalau begitu, tolong bantu aku untuk registrasinya, ya." Daichi menyerahkan ponselnya ke arahmu. "Tolong, ya?"
Kamu melihat ke arah wajahnya yang menempel dengan meja dan memiring ke arahmu. "Himih, kemarin-kemarin udah aku ingetin, lho. Kamu tuh ya." Kamu menutup wajahnya dengan buku tulismu.
#
Kamu bergegas masuk ke area sekolah sebelum gerbang benar-benar ditutup.
"Lain kali berangkat lebih pagi!" peringatan dari sekuriti yang menjaga gerbang sekolahmu.
"Iya, pak! Tapi, nggak janji!" Katamu sambi cengengesan.
"Ooh, padahal sudah mau lulus, masih saja terlambat!" Kamu cuma tertawa tanpa merasa berdosa.
#
Hari ini adalah jadwal untuk senam bagi kelas dua belas. Satu angkatan kelas dua belas bergegas menuju lapangan utama. Kamu sedang bercanda ria dengan teman-temanmu. Lalu iseng mendorong salah seorang temanmu menuju pintu gerbang.
"Loh!" kamu terkejut ketika melihat ke arah luar gerbang. Lantas kamu tertawa kencang. Terpingkal-pingkal sampai terjongkok karena perutmu mulas.
"Heh, heh, heh! Puas ya lihat Sawamura-kun telat?"
Daichi di luar hanya senyam-senyum, sesekali ikut terkekeh karena melihat kamu tertawa. Dia sepatutnya merasa malu, apalagi yang menertawakannya adalah kekasihnya sendiri. Namun, raut menyesal itu sama sekali tidak terpampang di wajahnya.
"Sawamura-kun malah tertawa lagi! Hadeh, pasangan ini kok nggak ada yang jelas!"
#
Kegiatan senam selesai satu jam setelah jam masuk sekolah. Kamu dan beberapa temanmu kembali ke kelas yang berada di lantai tiga, ada juga beberapa temanmu yang langsung bablas menuju kantin untuk membeli minuman bahkan juga sarapan.
Karena koridor sedang dalam keadaan sepi, kamu dapat melihat ke gedung sekolahmu yang saling berseberangan. Dan kamu menemukan pemandangan yang menarik, Daichi membersihkan koridor di gedung seberang! Tepatnya, ia membersihkan koridor di lantai ruangan lab komputer.
Entah mengapa kamu lagi-lagi terpingkal hanya dengan melihat dirinya. "Astaga," keluhmu sambil membuang napas kasar.
"Kumat lagi ini kampret," komentar seorang temanmu sambil menarikmu yang sedang dalam posisi jongkok masuk ke dalam kelas. "Anak sehat?" -Wak Kaji Kisno
#
Pembicaraan antara Daichi dan kamu terinterupsi ketika seorang temanmu menghampiri bangkumu.
"(Name), jadinya beda nggak, sih?" katanya sambil menatap dirimu dengan tatapan agak sebal.
Daichi seketika memindai temanmu tersebut dari ujung kepala sampai ujung kaki. Apa lagi nih kodenya?
"Oh iya, kok lebih apa tuh, pudar? Iya, kayak lebih pudar gitu warnanya. Kamu salah beli apa gimana?"
Mata Daichi memicing melihat ke arah kelopak mata teman tersebut. Nggak ada, nggak ada warna apapun di situ. Apa coba yang berbeda?
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu!! Fanfiction
Fanfiction"Karena berbagi (suami) itu indah"-optimuspride. I don't own chara. I don't own pictures. I don't own u. Haikyuu created by Papa/Mama (?) Haruichi Furudate tersayong || Story written in Bahasa Indonesia.