Wajahmu sumringah kala mata pelajaran terakhir dari Ujian Nasional diumumkan selesai, rampung, mari. Haha.
Para siswa kini mampu menyapa guru-gurunya dengan wajah ceria. Mereka sudah tidak peduli berapa nilai yang didapat, yang terpenting kini satu batu besar yang selama ini dipikul di pundak sudah terbebaskan. Hah ..., "Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?"
Ada satu guru yang ramai dikerubungi para siswa, terutama dari jurusan Ilmu-Ilmu Sosial. Beliau adalah Pak Ennoshita, mata pelajaran yang beliau ajarkan adalah Ekonosyit, eh, Ekonomi.
Sambil membetulkan letak tas ranselmu, kamu siap-siap senyum manis. Siapa tahu si Pak Ennoshita ini kepincut, eh. Tak lama, para siswa meninggalkan Pak Ennoshita sambil tersenyum ceria.
"Bye-bye, sensei-kun." Ya Tuhan, Pak Ennoshita ketawa. Matanya merem gitu, jadi kayak garis yang melengkung uwu gitu.
"Sensei," sapamu sambil menyetting agar suaramu terdengar kalem-kalem gimana gitu.
Senyum Pak Ennoshita mengembang. Aduduh, liver cuma satu kok ujiannya gini banget.
"Gimana ujiannya, (Name)?"
"Alhamdulillah, Pak. Nggak ketemu Ekonomi, hehe."
"Loh," si bapak ketawa. Tolong ingatkan buat ngecek liver ya Ma habis ini. Siapa tahu ini liver sudah habis menyublim setiap kali lihat Pak Ennoshita tertawa. "Kamu ambil apa? Geografi? Sosiologi?"
"Sosiologi, Pak." Senyummu belum luntur. Nggak tahu lagi deh kalau Pak Ennoshita menganggapmu sebagai orang aneh.
"Gampang dong kalau begitu."
Hahaha. Hahaha. Gampang, Pak. Segampang nangis darah :")
"Hehe, ya saya harap juga bisa gampang buat ngungkapin perasaan saya ke Bapak."
Wadidaw, ngantuk nih mulutmu. Waduuuuh. Gimana ini?
Mana Pak Ennoshita ketawanya keras banget lagi. Hadeh. Alamat!
"Gimana, (Name)?" Si bapak pakai acara tuli segala, cuih!
"Hehe, nggak, Pak."
"Wah, terlanjur dengar nih sayanya." Lah, tadi 'kan main budek-budekkan. Kok sekarang diseriusin. Baper nih, baper. "Kamu suka sama saya? Tunggu saya ngelamar kamu aja, gimana?"
Cielah, diseriusin segala ini Matahari Teletubbies.
"Oh, boleh lah, Pak. Pintu rumah saya selalu terbuka kok, Pak. Jadi mau datang kapan, Pak? Bawa keluarga, nggak? Hehe." Dengan berat hati kamu tertawa, gengsi lah coy. Dianya nggak serius juga. Tapi, ya ... kalau serius juga nggak masalah. Hehe.
"Habis upacara kelulusanmu bagaimana? Nanti setelah upacaramu selesai, orangtua saya baru tiba."
Demi akun IG-nya author Freshman! Diseriusin beneran? Ah, PHP nih.
"Hahaha, saya bercanda kok."
Kan!
K.A.M.P.R.E.T.
"Malam ini saja lah. Mumpung orangtua saya ada di sini. Lebih cepat lebih baik, ya 'kan?"
Apa-apaan sih ini???
***
2-in!!!
Apaan sih ini? 😂😂😂
Tamatin aja lah 😂😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu!! Fanfiction
Fanfiction"Karena berbagi (suami) itu indah"-optimuspride. I don't own chara. I don't own pictures. I don't own u. Haikyuu created by Papa/Mama (?) Haruichi Furudate tersayong || Story written in Bahasa Indonesia.