Cafe yang terletak tidak jauh dari tempat pengambilan foto, sangat menarik bagi Ferza, si instagramable. Ia segera mengajak Dina dan Alara untuk pergi kesana, sementara itu Aldo dan lainnya akan ditinggal sementara.
"Eh guys!! Kita ke cafe sana ya!! Bye!!" Ucap Ferza sambil menarik tangan Dina dan Alara
"Eh eh!! Bentar!! Jangan cepet cepet" ucap Alara yang tangannya sekarang digenggam erat oleh Ferza
"Nah sampai deh hehe" ucap Ferza dengan segala tingkah laku kekanak kanakannya.
Sambil mondar mandir melihat suasana cafe ini, hmm sungguh menyejukkan mata, dari yang hanya melihat papan tulis di kelas menjadi melihat pemandangan yang sangat indah, dari yang mendengar suara guru yang marah, teman teman yang gosip, menjadi suara burung yang berkicauan dengan sangat merdu.
"Masya Allah, indah banget pemandangannya" ucap Alara
"Makanya, dari tadi gua naksir sama nih tempat tapi si Pandu gua ajak ke sini gak mau" ucap Ferza kesal
"Ya pacar lu tuh! Haha" ledek Dina
"Udah udah, mending kita pesen apaan kek, ya masa kita kesini cuma mau foto foto doang" ucap Alara sambil beranjak ke kasir
"Eh Ra!! Nitip dong" ucap Dina
"Gak usah manja deh! Sini ikut" ucap Alara
"Jahat banget seh!! " Ucap Dina dengan logat Jawanya
"Babahno to wlekkk " balas Alara dengan menggunakan bahasa Malang yang dia pelajari pelan pelan
"Eciee sing wes isok boso jowo haha" ucap Dina
"Haha dikit dikit lah"
Sesampainya di kasir, Alara, Dina, dan Ferza segera memesan menu yang ada di cafe tersebut.
"Mbak, pesen cappuccino cincau 1, vanilla late 1 sama taro latte 1, sama pisang keju coklat nya 2 porsi" ucap Alara
"Iya mbak, sudah apa masih ada lagi?" Tanya mbak kasir
"Udah" ucap Alara dengan senyum khasnya
"Total semua jadi 45 ribu mbak, mau dibayar sekarang apa nanti pulangnya?" Tanya mbak kasir
"Sekarang aja," sambil mengeluarkan dompet "nih mbak" ucap nya lagi
"Kembali 5 ribu, makasih ya mbak" ucap mbak kasir
"Sama sama"
Mereka bertiga segera mencari tempat yang kosong, dan kebetulan ada tempat duduk dekat dengan spot yang indah.
"Sana aja!! Seru tuh, bagus juga spot nya" ucap sang instagramable, Ferza
"Iya iya!"
Tak lama kemudian pelayan itu datang dan membawakan pesanan.
"Ini capcin, vanilla late, taro latte, dan 2 porsi pisang keju coklat, silahkan menikmati mbak" ucap pelayan dengan ramah
"Hm makasih mbak"
"Ayo makan!!" Ucap Alara
"Eitsss! No no no!! Gua foto dulu buat snapgram" ucap Ferza
"Buset nih anak!!" Ucap Alara geram
Cekrek.. cekrek.. akhirnya dengan segala jurus mengedit nya, foto yang diunggah di snapgram Ferza menjadi bagus.
"Coba liat deh IG story gua" ucap Ferza
"Males buka HP lah," ucap Alara
"Yaudah nanti aja" ucap Ferza pura pura ngambek
"Ngambek ngambek!" Goda Dina
"Apaan!" Ucap Ferza
Tak lama kemudian, Aldo dan lainnya datang memberi kejutan berubah permen kapas.
"Taddaaaa!!! Nih ada permen kapas untuk my friends tercomel!!" Ucap Aldo
"Eaak!! Makaseh!!" Ucap Ferza "eh by the way!! Fotbar yuk" ucap Ferza lagi
Dan 1 2 3 cekrek!!
"Udah kan fotonya?? Capek nih abis ngantri ambil foto foto kalian" Ucap Elang dengan nada manja nya
"Noh capek tuh Elang Ra!! Kamu pijitin gih" goda Aldo
"Bangsat!" Gerutu Alara
"Apa?? Alara mau?? Sana sana Lang. Samperin Alara" ucap Aldo
"Lu ngomong lagi gua lempar pake pisang lu!" Ucap Alara geram
"Atututu... marah ni eh!!" Ucap Aldo
"Bodo amat!" Sementara itu Elang hanya tersenyum melihat tingkah laku Aldo yang menggoda Alaranya (eh.. sejak kapan Alara jadi milik Elang??😂)
"Udah udah! Capek gua, mau duduk" Elang yang akan berkata "duduk" seakan tau kata kata yang ingin dilontarkan oleh Elang, Aldo dan Pandu segera duduk di samping Dina dan Ferza. Tinggal satu kursi yaitu dekat Alara.
"Buset cepet amat duduknya" ucap Elang sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Apa?? Lu mau duduk sini?!" Ucap Alara
"Hehe" ucap Elang cengengesan
"Haha hehe!! Udah sana duduk" ucap Alara
"Makasih Ra" ucap Elang canggung
Eciee ada yang duduk bareng nih, hmm jadi pengen duduk bareng Bang Elang nih hehe.
Jangan lupa vote dan comment ya readers!! Assalamualaikum😇
See you next part
Elang Wijaya 😎
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia dan Hujan (HIATUS)
Random"Kenapa selalu hujan menjadi latar kesedihan?" Batin Alara Seperti bisa membaca fikiran Alara, Elang menyaut, "karena saat hujan itulah emosi bisa keluar dari lingkup pikiran yang jenuh, kamu bisa nangis sejadi jadinya juga karena hujan, karena apa...