23

658 25 0
                                    

Bau bau infus, obat, dan kawan kawannya memenuhi ruangan VIP ini. Entah bagaimana dia yang terbaring disana bisa bertahan dengan bau bau khas tersebut.

Jauh sebelum tertidur di kasur rumah sakit, Alara memang memiliki stres yang terkadang bisa menyerang jika ia memiliki  fikiran negatif atau sebagainya.

Sang kekasih tak tinggal diam, ia berusaha membuat hari hari suntuknya menjadi berwarna. Karena ini pesan dari Alan, abang Alara sebelum ia balik ke akademi.

Kemarin 5 hari setelah Alara di rawat, Alan mendapat panggilan dari senior untuk segera balik ke Surabaya, mau tidak mau ia harus meninggalkan adik kesayangannya yang masih terbaring lemah di rumah sakit.

Dan di detik ini, hanya ada Alara dan Elang di kamar VIP tersebut. Tetapi hanya suara nafas yang terdengar. Sampai akhirnya, Elang membuka percakapan.

"Ra" panggilnya dengan halus

"Haus?" Sambungnya

"Ehm.." sambil menganggukkan kepala. Segera Elang mengambil air mineral di meja tamu dan meminumkannya ke Alara

"Ayo bangun dulu"

"Udah?" Tanyanya lagi dan hanya dibalas anggukan oleh Alara

"Elang?" Panggil Alara yang suara lemah
"Iya,"

"Aku mau ngomong sama mama"

"Bentar ya. Aku telfon dulu" sambil mengeluarkan handphone nya dari saku  celana "nih udah kesambung"

"Makasih"

"Iya"

"....."
"Waalaikumsalam ma, baik kok"
"Maaf ya nak, mama masih belum bisa balik, insyaallah h-5 lebaran mama balik kok, tapi hanya mama dan adik yang balik, papa sibuk disini"
"Yah... kok gitu sih, aku kan kangen papa juga ma"
"Gak bisa sayang, semua schedule papa gak bisa di cancel"
"Baiklah kalau gak bisa di cancel"
"Oh ya, bilang ke elang ya, mama nitip kamu ke Elang"
"Siap ma"
"Yaudah mama mau meeting, Assalamualaikum bidadari"
"Waalaikumsalam my momster:*"

Setelah dimatikan, ia segera mengembalikan handphonenya Elang.

"Ngomong apa tadi?" Tanya Elang sembari memasukkan handphone nya

"Ngomong, papa gak bisa lebaran di Indonesia, yang pulang cuma mama sama adik doang, oh ya satu lagi, mama nitipin aku ke kamu" ucap Alara sambil tersenyum

"Siap deh, kalau jagain mbak kowal" goda Elang

"Iih apaan, Elang aku mau keluar, cari angin, boleh ya" sambil menunjukkan pupy eyes nya

"Bentar yang, aku ijin dokter dulu"

"Heemm"

Elang segera keluar, lalu balik lagi dengan membawa kursi roda dari luar.

"Ayo"

"Yeay!!" Elang segera membantu Alara untuk duduk di kursi roda

"Mau kemana nih?"

"Ke taman" Elang segera mendorong kursi roda dengan pelan. Di lorong rumah sakit mereka bercanda ria, seakan 1 tahun tak bertemu

"Aku suka sama lorong lorong ini" ucap Alara

"Kenapa emangnya?" Tanya Elang

"Karena lorong lorong disini menjadi saksi bisu beberapa pasien di rumah sakit tentara ini" ucapnya, kemudian disambung lagi, "aku pernah kesini saat mengantar bang Alan check up untuk tes, ada seorang persit muda melahirkan, tapi kabarnya suaminya sedang tugas di Kalimantan, tapi saat aku mau ke kantin, suaminya datang dan lengkap memakai seragam doreng beserta ransel nya yang besar itu, ia berlari menuju ruangan istrinya, aku ikuti dia dan sampailah di ruangannya, aku mengintip melalui jendela dan melihat betapa bahagianya tentara itu melihat anaknya telah lahir didunia" tak terasa Alara menjatuhkan air matanya

"Eits... jangan nangis" ucap Elang, ia segers menghapus air mata dari mata indah Alara

"Aku gak nangis, cuma terharu aja, betapa kuatnya persit muda itu, berjuang melawan hidup dan mati demi sang buah hati tercinta, meski sang suami tak ada disana saat ia membutuhkan dukungannya"

"Kita pasti bisa melalui kok Ra" ucap Elang seolah menguatkan Alara

Mereka segera menuju ke taman, sesampainya disana, udara langsung menerpa rambut pendek Alara. Seolah baru kali ini dia bernafas diruang terbuka.

"Seger ya" ucap Alara, sementara Elang mengamati wajah Alara yang sendu sedang diterpa angin

"Sayang, besok aku mau ke koramil buat persiapan berkas berkas, ya kelilinglah ke kelurahan, Rumkital Surabaya" ucap Elang tiba tiba. Alara yang merasakan angin segera menoleh ke Elang

"Sendirian?"

"Iya, tapi nggak tau lagi sih, nunggu info dari Dina, Aldo, sama Dafa" ucap Elang

"Hemmm.... maaf ya gak bisa nemenin" ucap Alara seolah menyalahkan diri

"Eitss.. gapapa kok, yang penting kamu harus sembuh dulu ya, kamu lebih penting Ra" ucap Elang sambil mengelua puncak kepala Aara

"Kamu jadi ke AAL?" Tanya Alara

"Iya, kamu mau kemana?"

"Dari dulu ke AAL" ucap Alara

"Kita berjuang bareng ya" ajak Elang

3 bulan setelah keluar dari rumah sakit dan hari raya idul fitri
Suasana sore ini begitu menyesakkan hati, entah kenapa? Apa hanya perasaan tidak enak? Atau?? Ahh lupakan saja.

Sore ini, mereka berdua sedang ada di koramil untuk meminta berkas berkas penting. Kali ini bukan Elang yang meminta, melainkan Alara. Ya setelah keluar rumah sakit, ia selalu menjaga keselamatannya. Apalagi saat abang nya, Alan telah menyelesaikan praspa nya. Ia sempat diberi pesan oleh abangnya Jika cita cita mu ingin terkabul dik, jaga kesehatan dan persiapkan dari sekarang! Ingat seseorang yang pernah gagal lebih hebat daripada yang tidak mau gagal sama sekali! Komando! Ya!! Kata atau pesan itulah yang akhir akhir ini menjadi Alara lebih semangat dari sebelumnya. Ia tak peduli apakah lulus tes atau tidak, yang terpenting sekarang adalah pengalaman.

"Berkas C dan E lengkap, tinggal berkas F yang belum, besok kembali lagi ya Alara" ucap petugas yang bernama Yudisthira

"Siap" jawab Alara "terima kasih pak, kami pulang dulu, Assalamualaikum" sambungnya

"Waalaikumsalam" seusai berjabat tangan, mereka berdua segera meninggalkan koramil dan segera menuju ke tempat selanjutnya yaitu kelurahan

Sesampainya di sana, yah cukup ramai sekali kendati ini adalah hari senin. Hmm bakalan lama lama di sana.

"Capek" gerutu Alara

"Jangan gitu ah!! Yang semangat dong" ucap Elang seolah menguatkan tekad kekasihnya, "ini air minum" sambungnya

"Makasih"

"Tinggal berkas apa aja yang belum kekumpul ra?" Tanya Elang

"Udah kok, tingga berkas F tapi udah di proses katanya tadi. Berkas kesehatan, skck, dan lain lain alhamdulillah udah di siapkan jauh hari sebelum lulus" ucap Alara

"Semoga kita lolos bareng ya"

"Hm"

Saat sedang berbincang bincang, muncul lah Aldo, Dina, dan Daffa, sepertinya mereka hendak meminta berkas berkas juga.

"Hai calon taruna AAL!!" Ucap Dina

"Hai calon Wara" ucap Alara, "kurang apa aja kalian?" Tanya Alara

"Udah, tinggal surat kelakuan baik, abis ini sih mau ke polres, terus riwayat kesehatan, besok pagi pagi kita ke rumah sakit. Kamu udah?" Jelas Dina

"Alhamdulillah udah"
"Siapa yang bantu" ucap Elang penuh percaya diri, haha Elang Elang

"Gak usah sok PD lu!" Ucap Aldo

"Sante bruhh!! Haha" ucap Elang

Assalamualaikum readers!!😅 gimana kabarnya?? Baik kan😉. Makasih ya udah support untuk terus berkarya 🙇.  I love you so much 😘. .

Doain author yang besok mau USBN ya😛

Ay ay captain err🎃
See you next part

Elang Wijaya😎

Dia dan Hujan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang