Chapt 17 |Idk.

144 19 0
                                    

Langsung cus aja euy-!


***


Hening.

Koridor kampus sangat sepi dan hanya beberapa orang yang melewatinya.

Suara langkah kaki lebar kali ini yang melewati koridor sepi itu. Dia terus berjalan, menaiki beberapa anak tangga. Hingga tiba di anak tangga terakhir, lelaki itu membuka kunci pintu yg selalu dibawanya.

Masih dengan langkah lebar, dia mengarahkan dirinya pada sofa panjang yang berada di pojok rooftop. Sedikit melempar tubuhnya dan tidur di sofa itu dengan mata tertutup oleh satu tangannya.

Kenangan itu muncul lagi. Kenangan yang bahkan enggan untuk dia ingat itu. Kenangan yang dengan kurang ajarnya telah merenggut separuh keluarganya.

Dia menarik nafas dalam dalam dan mengeluarkannya lewat mulut. Berusaha menenangkan dirinya.

Padahal baru kemarin dia meyakinkan dirinya kalau dia sudah berdamai dengan kenangan itu.

"Oi, ngapain disini lu" ucap seseorang yang langsung membuyarkan lamunannya.

Masih dengan menutup matanya, dia menjawab "ngepet"

Mendengar jawaban freak temannya, Daniel melemparnya dengan botol plastik yang ada di sekitarnya.

Membuat empunya bangun dan mendudukkan dirinya, tak lupa dengan tatapan tajamnya itu.

Daniel mengelus dadanya dengan sabar, "goblok banget dah punya temen gini amat" umpatnya kesal.

Guanlin memutar matanya malas, "ya lu liat sendiri lah gua lg apa. Udah tau gua lg tiduran masih ditanya lg" sewotnya.

Daniel terkekeh dan berjalan mendekat. "Basa basi, Lin. Lagian lu bisa tinggal langsung jawab kan"

Guanlin berdengus kasar "Y in"

Daniel menjitak kepala Guanlin dengan gemas. "Jangan sok dingin lu, emosi gua lama lama" omel Daniel

Guanlin-- korban kekerasan beruntun oleh Daniel-- hanya diam dan melanjutkan lamunannya.

"Sejak itu gua kaya gini" gumamnya setelah beberapa menit menciptakan keadaan hening.

Daniel sudah menduganya. Dia peka jika sahabatnya yg sedang dalam fase flashback. Sejak awal dia paham, tapi kali ini dia akan membiarkan sahabatnya bercerita lebih lanjut.

"Gua.. kangen mereka" ucap Guanlin ragu ragu.


Aneh.


Dia tak pernah merindukan siapapun. Kecuali keluarganya.

Tiap detik, menit, jam, bulan, tahun, dia selalu menghabiskan waktu untuk merindukan kehangatan keluarganya. Dia tahu, hidup akan terus berjalan. Tapi mau diusahakan sekeras apapun, kenangan itu sudah menjadi bagian dari hidupnya.

Daniel menepuk bahu Guanlin, membuat Guanlin menoleh padanya.

"Tenang, lu pasti bisa lewatin semua ini. Gua yakin 100% lu bisa" ucapnya dengan wajah serius.

Only YOU 🔱HunRene🔱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang