Kyung-soo tampak tak bersemangat pagi ini, tubuhnya lemas dan pikirannya masih berkecamuk tentang hal kemarin yang ia alami.
Tatapannya kosong ke depan, untuk pertama kalinya ia menajdi pendiam seperti ini. Ketiga sahabatnya sudah beberapa kali mencoba menghibur, namun nihil Kyung-soo tak kunjung bersemangat lagi.
"Kau kenapa sih Kyung? Jangan buat kita khawatir." Ucap Luhan yang duduk di sebelah Kyung-soo.
Kyung-soo hanya menanggapi dengan gelengan pelan dari kepalanya.
Baekhyun yang mengerti jika Kyung-soo sedang ingin sendiri akhirnya mengisyaratkan kepada kedua sahabatnya untuk pergi.
"Kyung jika kau membutuhkan kami, kami ada di kantin ya." Kata Baekhyun lalu meninggalkan Kyung-soo sendiri di dalam kelas.
Setelah ketiga sahabatnya itu meninggalkan kelas, Kyung-soo langsung menutup wajahnya dan kembali menangis.
Sejak kemarin matanya tak pernah berhenti mengeluarkan buliran bening. Ia bingung dengan keadaan ini, memang sejak awal sudah ada kecurigaan namun tak kunjung ia temukan.
Kyung-soo menangis dalam diam, tanpa ia sadari sedari tadi Chanyeol namja tinggi itu memperhatikannya dari luar kelas.
Hatinya sama teriris seperti Kyung-soo, ia merasakan kesedihan Kyung-soo. Dan sudah banyak kali ia memaki dirinya sendiri karena kebodohannya.
Saat tungkai panjangnya hendak melangkah menuju tempat Kyung-soo, sebuah tangan menahan pergerakannya.
"Biarkan dia sendiri dulu,dia butuh menenangkan pikirannya." Suara itu adalah suara Jong-in.
Chanyeol menatap Kyung-soo sendu, di sini dialah yang salah. Tak seharusnya dia membuat Kyung-soo curiga dalam hal ini. Seharusnya dia hanya membuat Kyung-soo bahagia.
Tapi mau bagaimana lagi, egonya tetap tinggi. Egonya menginginkan Kyung-soo tau yang sebenarnya.
"Apa yang harus aku lakukan demi mendapatkan kepercayaannya lagi Jong In-ah?" Tanyanya.
"Jawabannya ada pada dirimu, kau yang tau bagaimana dirinya. Aku yakin Kyung-soo tak akan bisa berlama-lama menjauhimu." Jawab Jong-in dengan suara tenang.
Chanyeol memutar badannya dan menghadap Jong-in namja yang selalu membantunya.
"Kenapa kau mencariku?" Chanyeol mulai bertanya akan kedatangan Jong-in kemari.
"Kau harus ikut denganku Chanyeol, kita perlu menemui seseorang." Jawab Jong-in.
"Tidak! Aku ingin di sini bersama Kyung-soo." Tolaknya.
"Ini penting Yeol, dan ini ada kaitannya dengan Kyung-soo yang di sana."
Mendengar ucapan Jong-in membuat kerutan di dahi Chanyeol. Secara tiba-tiba wajahnya berubah sangat panik.
"Kyung-soo? Ini tentang Kyung-soo? Kita harus cepat Jong-in!" Ucapnya panik.
"Jangan terlalu panik, yang pertama kita harus bertemu dengan seseorang terlebih dahulu." Dengan sekali gerakan kaki keduanya menghilang seketika.
~•~•~
Di sinilah mereka berdua berada, Chanyeol dan Jong-in. Kedua namja itu kini sedang menatap seorang namja yang sedang bersimpuh di samping sebuah makam.
Wajah Chanyeol hanya menampilkan ekspresi datar, ada tatapan amarah di dalam matanya. Dan secara bersamaan juga ada segurat kerinduan di sana.
"Untuk apa kita ke sini?" Tanya Chanyeol dingin.
Jong-in mulai melangkah mendekati Chanyeol dan memegang bahu namja tinggi itu.
"Setiap hari dia mengunjungimu, setiap saat dia berdoa untukmu. Dan kau tidak akan pernah tau itu." Ujar Jong-in tenang.
"Aku mengajakmu kemari untuk melihatnya selalu ada di sisimu. Apa kau bisa lihat ketulusannya? Apa kau bisa melihat bagaimana rapuhnya dia?" Jong-in mulai melempar pertanyaan kepada Chanyeol.
Namja tinggi berparas tampan itu hanya bisa tersenyum remeh.
"Kalau bukan karena dia ini tidak akan terjadi."
"Di sini kita bermain takdir Yeol, tak akan ada yang tau bagaimana kedepannya. Kau harus belajar mengikhlaskan semuanya."
"Kyung-soo tetap milikku!" Teriak Chanyeol.
"Dalam duniamu, tapi Kyung-soo juga miliknya di dunia Kyung-soo yang sebenarnya. Jangan egois, dan lihat betapa dia merindukan sosok kekasihnya."
"Kyung-soo bukan kekasihnya Jong-in" ucap Chanyeol pelan namun penuh penekanan.
"Terserah kau saja Yeol, tapi coba kau dekatkan dirimu ke sana. Dan kau akan tau betapa rapuhnya pria itu." Tunjuk Jong-in dan entah kenapa kaki Chanyeol langsung melangkah guna mendekati namja yang sedari tadi menangis.
Sekitar 10 langkah lagi Chanyeol bisa memegang bahu namja berambut silver dengan setelan jas krem itu. Namun ia berhenti seketika saat mendengar satu pernyataan.
"Hyung hiks, maafkan aku. Aku tak akan hiks pernah lelah untuk meminta maaf kepadamu hiks.."
Chanyeol menatap punggung lebar namja di depannya, ia seperti bercermin jika melihat secara keseluruhan namja itu.
Hatinya sakit, sangat sakit melihat namja tinggi itu menangis. Ingin rasanya dia memeluknya, namun apa daya dia tak akan bisa dilihat oleh namja itu.
"Aku menyayangimu Hyung... Sangat hiks, jangan berlama-lama membawanya Hyung hiks, aku merindukannya hiks..."
Sekali lagi Chanyeol membeku, membeku karena perkataan namja itu. Ia mengerti maksud dari semua itu. Banyak pertanyaan yang terngiang di kepalanya.
Dia jahat?
Dia egois?
Dia salah?
Tidak! Tidak ada yang salah dalam hal ini. Tidak ada antagonis di sini, hanya saja sebuah kesalahpahaman merubah segalanya.
Tanpa sadar mata Chanyeol mengeluarkan butiran bening, wajahnya memerah bukan karena marah melainkan sedih dan sakit di saat bersamaan.
"Maafkan Hyung-mu yang bodoh ini Hae Yeol hiks..."
~|~|~
Note: udah makin jelas gak nih? Udah ya pastinya😂😂😂 kalian pikirin aja ini sebenarnya kenapa, jika kalian punya pendapat boleh di sampaikan kok😁😁
Jangan lupa vote dan komen ya eperibodih💃
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐬 [✓]
Fiksi PenggemarHigh rank🏆: #1 yeolsoo 200219 #9 chando 210219 #13 chandi 230219 #1 sweetdreams 230219 #9 chansoo 270319 "Close your eyes and feel." -pcy ~~ "Bagaimana ini bisa terjadi? dimana aku?" -dks ~~ "Aku tetap disini, tidak pernah beranjak sedikitpun." -u...