SweetDreams #5

1.4K 234 7
                                    

"Siapa tadi yang menghantar pulang eoh?" Tanya eomma Kyung-soo.

Oh ayolah dia baru saja menginjakkan kakinya di lantai rumahnya dan sudah mendapat pertanyaan yang membuatnya sangat malas untuk menjawab.

Kyung-soo memilih mengabaikan eomma-nya yang sudah tidak sabar mendengarkan jawaban dari sang putra.

"Yak! Kyung jawab pertanyaan eomma dong." Ucapnya sedikit memaksa.

"Ck! Dia hanya teman." Jawab Kyung-soo ketus.

"Teman atau teman nih?" Selidik eomma Kyung-soo sambil menggoda anaknya.

"Sudahlah eomma Kyungie lelah, oh iya itu ada Taiyaki." Setelah mengucapkan selamat malam kepada eomma-nya Kyung-soo dengan segera masuk ke dalam kamar.

Kamar yang di dominasi dengan warna putih dan biru ini terlihat sangat rapi, karena semua benda yang ada di sana tersusun sesuai tempatnya.

Kyung-soo merebahkan tubuhnya yang masih terbalut seragam sekolah. Ia lelah, bukan hanya badan saja lelah tapi pikirannya juga sangat lelah.

Namja mungil itu hanya bisa menarik nafas lalu menghembuskan. Ia merasa ada yang janggal tapi tidak bisa ia utarakan.

"Kenapa pikiranku tidak tenang seperti ini ya?" Monolognya.

Kyung-soo memejamkan matanya sejenak guna mencari ketenangan. Hingga suara deringan telpon membuyarkan semuanya.

xxx34688 is calling

"Ck! Siapa sih yang menelepon!" Kesal Kyung-soo.

"Yeoboseyo?"

"Kenapa belum tidur hm?"

Kyung-soo mengernyitkan dahinya, ia seperti mengenal suara berat khas seorang pria.

"Aku Chanyeol, simpan nomor ponsel ku ya." Ucapnya di seberang sana.

"Dari mana kau mendapat nomor ponsel ku hah?!"

"Hahahaha, itu tidak penting. Dan segeralah tidur, jangan lupa matikan lampu. Aku bisa melihat siluetmu dari sini."

"Kau pengintai!" Teriak Kyung-soo dan langsung bergegas membuka gorden jendela kamarnya.

Ia terkejut, tidak ada siapa-siapa dibawah sana. Lalu bagaimana Chanyeol bisa tau kalau dia belum mematikan lampu kamarnya?

"Sudah tidak usah memasang wajah bingung seperti itu, kau membuat aku ingin memelukmu. Dan jangan tanya kenapa aku bisa tau."

Kyung-soo mendengus kesal.

"Aku tutup telponnya!"

"Eh!..."

"Aku lelah, aku mau tidur. Selamat malam."

Pip

"Ada apa dengan jantungku? Tidak Kyung tidak." Kata Kyung-soo panik dan langsung masuk ke dalam selimut tebalnya.

~•~•~

Seorang namja dengan setelan serba putih itu berjalan menuju sebuah bangku kosong, langkahnya pun sangat perlahan. Mata tajamnya terlihat sedikit berair dan memerah.

Setelah sampai di bangku kosong itu, ia segera mendudukkan dirinya di sana. Hanya helaan nafas panjang yang terdengar.

Matanya menatap ke arah dimana ada sepasang namja sedang berlarian sambil tertawa lepas. Wajah bersinar dari namja mungil itu berhasil membuatnya ikut tersenyum.

Namja dengan setelan serba putih itu menitikkan air mata, dan dengan segera ia mengusapnya. Senyumnya kembali menghiasi wajah tampannya, saat namja berpipi chubby itu tersenyum ke arahnya.

Ia tau jika namja mungil itu tidak bisa atau lebih tepatnya tak akan pernah bisa melihatnya. Tapi apa salahnya jika ia memiliki kepercayaan diri tinggi, menganggap kalau namja manis itu sedang tersenyum padanya.

"Sampai kapan kau akan mengurungnya dalam duniamu?" Suara seorang namja membuat lamunannya hilang.

Ia tau siapa namja dengan setelan jas abu-abu dengan warna kulit tidak seputih dan secerah dirinya itu.

"Izinkan kali ini saja Jong-in, aku janji setelah apa yang ingin aku ungkapkan padanya, aku akan merelakannya pergi." Ucapnya dengan nada sendu.

"Yeol, ada saatnya dia akan tau semuanya, dan akan sangat hancur. Aku sudah memberimu waktu, dan manfaatkan sebaik-baiknya, buat dia merasakan surga bersamamu. Dan jangan pernah mengulang kembali apa yang pernah kau lakukan." Ucap namja tan itu.

"Aku berjanji, dan kau juga harus menepati janjimu. Setelah semua ini berakhir, kembalikan dia seperti semula."

"Aku tau tugasku." Namja tan itu ikut duduk di sebelah namja tampan itu.

"Jangan berlama-lama menahannya dalam duniamu, karena dia berbeda dan dia berhak bahagia."

Namja dengan setelan serba putih itu hanya menganggukkan kepalanya lemah lalu tersenyum getir dan kembali memandang dua sejoli yang sedang berbahagia itu.

"Jangan menangis, aku janji kau akan bersamanya.....tapi tidak untuk kehidupan sekarang ini."



"Kita akan bersama di kehidupan yang akan datang—















Kyungsoo-ya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐃𝐫𝐞𝐚𝐦𝐬 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang