HAPPY READING
.
.
"Hyung!" Panggilan Hyun Woo yang mendadak, membuat Kyuhyun menahan langkah terburunya. Keduanya berhadapan dengan jarak yang lumayan jauh. Lewat tatapan mata serta alis yang menukik, Kyuhyun bertanya. Ada apa?
"Kau tidak ingin tahu kondisi So Eun nuna?" Cicit Hyun Woo.
"Astaga Kim Hyun Woo, kukira apa." Lagi, Kyuhyun melirik sisa waktu di arloji. "Aku harus pergi. Jelaskan saja lewat telepon nanti."
"Tapi Hyung-"
"Aku pergi." Pria itu melesat menuju pintu depan. Meninggalkan Hyun Woo yang membuang nafas di belakang sana.
Ia membenci situasi semacam ini. Ia benci Kyuhyun yang melupakan So Eun dan putra mereka, tapi sebagai seorang dokter tidak bisa ia memaksakan kehendak pada Kyuhyun dan membahayakan kondisi pria itu. Di sini posisinya sebagai dokter dan Kyuhyun adalah pasien. Urusan pribadi tidak boleh ikut campur.
Kaki panjangnya membawa Kyuhyun lebih cepat ke pintu utama. Tangan kekarnya mengambil alih pegangan pintu, membukanya untuk lepas dari istana megah kelurganya. Mobil telah siap di depan teras. Pria itu kelewat semangat untuk segera menemui Sooyoung, memeluknya dan melepas rindu. Sampai pada dirinya mampu merasakan hembusan angin pagi dan mendengar kicau burung dengan jelas setelah pintu terjeblak. Tubuhnya terpaku di gawang pintu begitu pula dengan sosok ayu yang terkejut di depannya.
Tanpa kata, Kyuhyun menarik tubuh itu ke dalam dekapan. Menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher Sooyoung yang menegang. Mungkin karena tindakannya barusan begitu tiba-tiba.
"Aku merindukanmu. Sangat, Young." Gumamnya, menghirup dalam-dalam aroma tubuh Sooyoung yang asing baginya.
Membalas pelukan hangat kekasih, Sooyoung menjawab ungkapan rindu Kyuhyun. Gadis itu mendusel di leher Kyuhyun, membaui wangi feromon yang ia rindukan. Mencari kenyamanan.
"Mianhae*, karena baru bisa pulang sekarang. Pekerjaanku menumpuk di Paris." Terangnya lebih jelas setelah Kyuhyun mengurai pelukan mereka.
Tersenyum maklum sambil mengusap surai hitam semu cokelat itu penuh sayang. Kyuhyun mengutarakan penyesalannya. "Seharusnya aku tidak melupakan peristiwa penting saat kau meninggalkanku untuk menempuh pendidikan di Paris." Sesal Kyuhyun.
Sooyoung menggeleng, tidak setuju dengan ungkapan Kyuhyun. "Itu kecelakaan yang tidak pernah kita inginkan. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Seiring berjalannya waktu, ingatanmu pasti kembali." Ujar Sooyoung. Tentu saja bualan. Dan doa untuk kesembuhan Kyuhyun menempati urutan paling belakang dari semua doa yang ia panjatkan.
Melupakan momen mereka? Momen yang mana? Sooyoung yang meninggalkan Kyuhyun dengan alasan pendidikan? Semua hanya bualan mulut besar dan akal-akalan gadis itu. Rencana yang ia susun sendiri untuk menggenggam Kyuhyun kembali. Nyatanya pria ini yang meninggalkannya secara paksa karena tuntutan keluarga.
"Kenapa kau tidak menungguku menjemputmu?" Kyuhyun buka suara, menyelami paras cantik kekasihnya yang hanya diam.
"Hanya ingin memberi kejutan kecil." Candanya, disambut kekehan dari mulut Kyuhyun.
"Hyung!" Suara Hyun Woo mengalihkan perhatian keduanya. Kyuhyun dan Sooyoung kompak menatap seorang pria berkemeja biru langit dengan ransel hitam menggantung di punggungnya, sedang berjalan ke arah mereka. Wajahnya dingin, mata sipit itu menghunus Sooyoung. Terang-terangan menunjukkan kebenciannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget Me ✔
FanfictionJalan panjang penuh luka yang meremukkan tiap jengkal hati manusia. Seolah pecahan kaca teremat di tangan telanjangnya, meninggalkan bekas dalam yang tak lenyap oleh waktu. Berpegang pada rasa yang mereka tumbuhkan bersama sebagai bekal mengarungi l...