"Tony..." Steve bergumam dengan ekspresi yang menunjukkan bahwa ia terkejut akan kedatangan Tony yang tiba-tiba ini."Steve." Tony membalas sambil mencoba tersenyum, tapi gagal karena dia sedang merasa... sedih? Marah? Kecewa dengan dirinya sendiri? Entahlah.
Tony tidak suka ketika Steve mengaku bahwa ia menyukai anak dibawah umur, lalu menurutmu apa yang terjadi ketika dia tahu bahwa Steve berpacaran dengan anak dibawah umur? Tony murka.
Benar, Tony benar-benar murka dengan Steve, dia memaki dan meneriaki Steve, namun ketika kata-kata sudah tidak berdampak pada Steve, Tony memutuskan untuk tidak berbicara dengan dirinya lagi.
Tapi sekarang, Tony berada di pintunya? Sesuatu yang sangat serius pasti telah terjadi.
Ketika Steve melihat tangan Tony bergetar, dia dengan sigap langsung memegannya dan melihat Tony tepat di matanya, "Are you alright?" Tanya Steve dengan lembut sambil mengajak Tony masuk ke dalam rumahnya.
Leo, yang tadinya sedang makan nasi goreng dengan ayahnya langsung naik ke atas kamarnya ketika melihat Tony. Leo tahu mereka dulu sangat akrab, namun karena suata alasan, mereka menjauh dan Leo tidak ingin bertanya apa penyebabnya.
Steve dengan lembut menyuruh Tony untuk duduk di sofanya, dan kembali berdiri untuk mengambil air mineral untuk Tony.
Ketika Steve kembali dengan secangkir air mineral, Tony hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kau tidak ada alkohol?"
"Tony—"
"Please, Steve, I need it now." Tony membalas sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.
"Tony—"
"Just give me alcohol!" Tony membentak, "please."
Dengan ragu-ragu Steve menukar air mineralnya dengan alkohol, dan Steve bertambah ragu ketika ia mencium bau alkohol yang menyengat dari tubuh Tony.
Sebelum memberikan alkoholnya ke Tony, Steve bertanya dengan penuh perhatian, "Tony, sudah seberapa banyak kamu minum?"
Tony memandang dengan tatapan jijik, tidak, tatapan itu bukan untuk Steve... tapi untuk dirinya sendiri, "A-Aku— fuck, aku benar-benar melukainya, Steve."
"Who?"
Tony mulai menangis ketika ia kembali bicara, "M-My son, I-I—" Tony tidak dapat menyelesaikan karena ia sudah menangis tersedu-sedu sambil meminta maaf.
Steve yang tidak tega melihat (mantan) sahabatnya menangis tersedu-sedu hanya bisa menarik Tony kedalam pelukannya dan membiarkan Tony mengeluarkan segalanya.
***
"Can we talk now?" Steve berbisik dengan lembut ketika Tony sudah berhenti menangis.
Tony, yang masih memeluk Steve hanya bisa menggangguk dan melihat ke arah Steve dengan mata sembab— sebelum melepaskan pelukannya, "Shit, you're not supposed to see that." Gumam Tony sambil menghapus air matanya.
"Menangis adalah hal yang normal untuk orang dewasa— bahkan untuk laki-laki, Tony."
Tony terdiam untuk beberapa saat, sebelum kembali berbicara, "Aku ayah terburuk, Steve." Dia berkata dengan nada yang penuh penyesalan.
"Tony—"
"Aku serius, Steve." Tony menekan setiap katanya, "Aku— Aku dan Strange sedang bertengkar, kerjaan sedang berantakan, d-dan aku hanya sangat stress, Steve, jadi a-aku meminum alkohol, dan— dan Peter tidak bilang kalau dia akan pergi ke rumah temannya, dan dia pulang— dan a-aku–" sebelum Tony dapat menyelesaikan ceritanya, dia sudah kembali menutup mukanya dengan kedua tanganya, seolah-olah mengatakan bahawa dia sangat malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Materials // S. Rogers
Fanfiction❝Jadi lu mau bilang kalau lu naksir sama anak dibawah umur?❞ ❝Emang salah?❞ ❝...gua telpon polisi sekarang.❞ Bagaimana jadinya jika seorang pengusaha kaya nan tampan seperti Steve Rogers jatuh cinta sama kamu, seorang anak SMA biasa?