Warning: Smut
Kalau gak mau dosa, jangan baca chapter ini. INGET AKHIRAT WOI.
***
"Lihat apa yang kamu lakukan kepadaku, sayang." Steve berbisik, "kamu harus bertanggung jawab."
Kamu mematung karena malu tidak tahu harus berbuat apa. Hell, kamu baru dengan semua hal 'ini', tentu kamu tidak tahu apa yang harus kamu perbuat sekarang.
Kamu bisa merasakan tonjolan di celena Steve, dan kamu benar-benar tidak bisa berpikir sekarang.
Steve hanya melihat ke kamu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, dan karena kamu tidak suka dengan keheningan ini, kamu memutuskan untuk berdiri— lalu duduk di lantai dengan wajah kamu yang berada diantara paha Steve.
Kamu memegang celana Steve, lalu melihat ke arahnya sebelum membuka celana itu, "May I?" Kamu bertanya, yang hanya dijawab dengan anggukan— dan mungkin kamu berimajinasi ketika kamu melihat muka Steve memerah.
Kamu membuka celananya dengan perlahan, dan ketika kamu melihat milik Steve, kamu benar-benar tidak tahu harus melakukan apa.
Steve tampaknya menyadari itu dan akhirnya dia membuka mulutnya, "Lick it." Perintahnya.
Kamu dengan mudahnya mengiyakan perintah Steve dan mulai menjilat miliknya, yang dibalas dengan erangan dari Steve.
Tidak sampai lima menit, kamu sudah memasukkan milik Steve ke mulut kamu sambil menjilatnya dengan perasaan antara jijik dan... senang? Entahlah.
"Fuck, do it faster–" Steve mengerang dan kamu menggerakan mulut kamu lebih cepat.
Sungguh, kalian berdua tahu bahwa ini sangat salah, tapi tidak ada satupun dari kalian yang berniat untuk menghentikan ini.
Tak lama setelah itu, Steve mulai memegang rambut kamu, "You're doing it so good, Sweetie." Steve memuji kamu dengan napas yang terengah-engah, dan entah kenapa, pujian Steve membuat kamu merasa lebih senang.
"Fuck—" Steve bergumam, merasakan dirinya akan ejakulasi sebentar lagi, lalu menarik miliknya keluar dari mulut kamu (yang membuat kamu dengan tidak tahu malunya mendesah).
Steve terlihat bimbang, dan akhirnya kamu memutuskan untuk kembali membuka mulutmu lagi, "Cum on me, Daddy."
Kalimat itu.
Kalimat itu sudah cukup untuk membuat Steve ejakulasi di wajah kamu, membuat wajah kamu kotor, tapi kamu tidak akan protes akan hal itu.
Untuk beberapa saat, Steve tidak berkata apa-apa sambil ia menarik napas. Dan kamu? Kamu hanya diam di lantai dengan kedua tangan di paha kamu sambil melihat ke arah Steve.
Akhirnya, Steve melihat ke arah kamu dan langsung menarik dagumu, "Is it good, Daddy?" Kamu bertanya, dan entah kenapa kamu bisa bertanya seperti itu tanpa merasa malu.
"You are so good to me, Baby." Steve membalas sambil tersenyum, lalu membersihkan wajah kamu dengan tisu terdekat. "Do you think you deserve a reward?"
Pertanyaan itu langsung membuat kamu berpikir ke hal lain yang dapat kalian lakukan sekarang, "I— I've been a good girl, Daddy." Kamu membalas dengan suara yang agak serak, "I think I deserve a reward."
Steve menyeringai, "That's what I thought." Lalu dia mengangkat tubuh kamu dengam mudahnya dan kembali mendudukanmu di pangkuannya.
Kamu menaruh tangan kamu di dadanya, bibir kalian hampir bersentuhan, tapi Steve memutuskan untuk menggodamu.
"Well, what do you want, Baby?"
Muka kamu langsung memerah karena malu, dan kamu terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.
Steve memegang pinggang kamu dan membawa kamu agar kamu duduk lebih dekat dengannya— dan sekaligus membuat kamu kembali merasakan milik Steve, yang masih disana tanpa ditutupi sehelai kainpun.
"I need answer, Sweetie." Steve berbisik di telinga kamu, yang membuat kamu merasa sangat malu.
Steve terlihat seperti ia sudah kehabisan kesabarannya, dan akhirnya, tanpa basa-basi, Steve slap your ass. Hard.
"Ahn!" Kamu mendesah kaget karena tamparan itu.
"Answer me, Honey." Steve kembali berbicara, dan kamu akhirnya menjawab dengan gugup.
"I— I want you to mess with me."
Steve kembali menampar bokongmu, kali ini lebih keras, dan membuat kamu kembali mendesah, "Ahn, Daddy!"
"Wrong answer." Steve berbisik, dan untuk beberapa saat, kamu bingung. Sebelum akhirnya kamu menyadari apa yang salah.
"I— I want you to mess with me, Daddy."
Steve tersenyum, dan tanpa basa-basi langsung mencium kamu dengan kasar.
Tangan Steve mulai bergerak ke dalam baju kamu. Dia memulai dengan memengang perut kamu, lalu tangannya kembali naik dan memegang—
"Pa? Leo pulang bawain nas goreng nih!"
Mimpi terburuk kamu menjadi nyata.
GANTUNG LAGI HAHA.
Sorry nih gua jarang update, maklum sekolah.
Anyway, kayaknya gua juga bakal jarang on deh di Wattpad soalnya bentar lagi UTS dan gua harus belajar. Fak.
Yaudahlah ya, yang penting masih gua update dan gak gua discontinue.
Udahlah itu aja, semoga pada sehat-sehat ye— dan gua mau off lagi, bye. 👋
Pacar gua kok making ganteng ya?
P.S.
Tobat woi, habis zina juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Materials // S. Rogers
أدب الهواة❝Jadi lu mau bilang kalau lu naksir sama anak dibawah umur?❞ ❝Emang salah?❞ ❝...gua telpon polisi sekarang.❞ Bagaimana jadinya jika seorang pengusaha kaya nan tampan seperti Steve Rogers jatuh cinta sama kamu, seorang anak SMA biasa?