¡WARNING!
Chapter ini mengandung smut.
S m u t, jangan baca kalau lagi puasa.
(Kemungkinan besar bakal cringe, tapi gua gak nerima protes ye)
.
.
.Kamu memencet bel Rumah Steve dengan gelisah, berharap Steve ada di rumah.
Untungnnya, selang beberapa detik, Steve membukkam pintunya dan terkejut melihat kamu di ambang pintunya.
"Leo di rumah?" Kamu bertanya, dan Steve sepertinya menyadari kegelisahan kamu.
"Enggak, dia bilang mau nginep di Rumah Loki." Steve membalas, "kamu kenapa?"
Kamu langsung bernapas lega ketika tahu bahwa Leo tidak di rumah, "Aku mau nanya sesuatu."
***
"Oke, bentar," Steve mengehela napas ketika dia selesai mendengar ceritamu. "jadi, Peter dimarahin ayahnya, terus ayahnya adalah Tony dan kamu gak sengaja ikut ngomong waktu Peter lagi dimarahin, terus Tony nakut-nakutin kamu?"
"Enggak, aku nanya, emang ayahnya Peter tahu..." Kamu melihat ke arah Steve dengan tatapan tidak meyakinkan, "tentang kita?"
Steve mencoba untuk mengingat apakah dia pernah memberitahu— ah, iya, dia pernah. Itu pula salah satu alasan kenapa Tony agak kesal ketika melihat Steve sekarang, "Sadly, yes."
"Kamu yang cerita, ya?"
"...sorry."
"Terus aku harus gimana?"
Steve kembali menghela napas, "Tony emang bisa jadi serem banget kalo dia mau, tapi kayaknya nanti dia juga baikan sendiri."
Kamu melihat Steve dengan tatapan tidak percaya, "Serius?"
"Iya, beneran."
"Oh, yaudah." Balas kamu. Kata Steve kamu akan aman, dan Steve sepertinya kenal dekat dengan Tony, jadi kamu rasa kamu tidak perlu merasa khawatir lagi.
Kamu akhirnya berdiri dan berjalan ke arah pintu, sebelum Steve menahan kamu, "Kamu mau kemana?"
"Pulang." Kamu menjawab dengan singkat, "kan aku cuman mau nanya itu doang."
Steve menggelengkan kepalanya, lalu menarik kamu dan membuat kamu terjatuh di atas Steve, yang membuat dia menyeringai. "Leo lagi nginep di rumah temannya."
Muka kamu sekarang sudah memerah karena ucapan Steve tadi, beneran cabul ini om-om, "Terus?" Kamu kembali bertanya, berusaha menutupi kegugupan kamu.
"Kamu gak mau nemenin om?"
Ah, shit. "Emang mau ngapain?"
Steve mengedipkan matanya, "Kamu mau ngapain?"
Sekarang kamu sudah duduk di sebelah Steve, bukan di atas Steve, "Terserah."
"Nanti kamu nyesel kalau terserah om loh."
Kamu memutar mata kamu, tentu kamu tahu apa yang dia maksud.
"Yaudah, nonton film?"
***
Akhir-akhirnya, tetap saja kalian melakukan aktivitas yang ingin dilakukan Steve.
Awalnya kalian memang menonton film dengan Steve yang menyandarkan kepalanya di bahu kamu sambil memakan popcorn yang baru saja dia buat, namun entah kenapa, setelah tiga puluh menit berlalu, tangan Steve mulai memegang pinggang kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Materials // S. Rogers
Fanfiction❝Jadi lu mau bilang kalau lu naksir sama anak dibawah umur?❞ ❝Emang salah?❞ ❝...gua telpon polisi sekarang.❞ Bagaimana jadinya jika seorang pengusaha kaya nan tampan seperti Steve Rogers jatuh cinta sama kamu, seorang anak SMA biasa?