(28) Meett Him (again)

8.4K 454 8
                                    

Messi tergopoh-gopoh seperti orang yang baru saja dikejar-kejar debt collector. Napasnya tersengal dan dia menjatuhkan plastik belanjaannya di lantai. Aku hanya memandangnya dengan bingung. Menunggu dia menceritakannya sendiri.

“Laki gue ... udah ... OTW,” ucapnya putus-putus. Dia terlihat berusaha untuk mengatur ritme napasnya. “Gue suruh dia nunggu di rental tadi. Eh, mana tadi kuitansinya? Tar gue nggak bisa ngambil jaminan.” Belum juga kujawab, Messi meralat omongannya. “Eh, sama gue, deng. Sorry, ya. Bareng, yuk!” ajaknya.

“Nggak ah. Gue mau ke Prima Rasa, dulu. Beli titipan Annisa, sekalian cari oleh-oleh buat orang rumah,” sahutku.

“Oiya. Kan gue janji mau beliin lo brownies. Aduh! Gue nggak bisa nganterin, gimana, nih?” tanyanya panik.

Aku terkekeh, Messi itu lucu banget mukanya kalau lagi panik. Mirip orang linglung. “Santai, Sista! Gue bisa naik taksol. Lagian Bandung doang, gue sering bolak-balik sendirian ke sini. lupa, Babe gue punya rental di sini?” ujarku menyombong, “udah sana jalan. Tar laki-lo ngambek.”

Messi berulang kali meminta maaf sebelum dia pergi. Aku langsung memesan taksol melalui aplikasi. Tidak sampai sepuluh menit, pengemudinya sudah sampai. Jumat sore, jalanan mulai lebih padat. Aura akhir pekan santer terasa di sini. Di saat orang-orang akan melepaskan penat untuk berlibur, aku masih berkutat dengan pikiran dan pekerjaan.

Aku teringat Annisa. Kayaknya, aku sedikit keterlaluan sama dia kemarin. Aku sedikit kecewa saat tahu Erland punya seseorang. Mungkin aku terlalu memikirkan omongan Annisa. Aku harus minta maaf sama dia. Memang bukan salah dia, sih. Kan, nggak mungkin juga Erland cerita masalah pribadinya ke Annisa, apalagi dia cuma pegawainya saja.

Aku mencari nama Annisa. Ada ratusan notifikasi di samping namanya. Sejak hari itu, aku memang sengaja menonaktifkan notifikasi dari Annisa. Jahat, ya, aku? Padahal dia sahabatku. Dia satu-satunya yang benar-benar mengerti aku dan jalan pikiranku, meski aku nggak mengatakan apa-apa.

Aku bingung bagaimana memulainya. Aku hanya mengirimkan foto brownies panggang yang bertabur chocochips ke nomor Annisa. Dia langsung membalasnya dengan ikon hati yang banyak. Aku tersenyum lega. Annisa masih mau membalas pesanku, meski sudah kuabaikan beberapa hari. Aku jadi kasihan sama dia. Bagaimana perasaannya nanti, ya, saat tahu Farish akan mengenalkan calonnya ke Mama-Papa? Aku jadi nggak tega. Annisa itu benar-benar suka sama Farish sejak pertama kali bertemu. Love in first sign, katanya. Ada-ada saja. Mana ada, sih, yang begitu? Itu hanya cerita fiksi karangan para penulis romance, untuk memukau pembacanya.

Kalau aku buat cerita romance, nggak ada tuh, yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku mau tokohku itu merasakan cintanya diperjuangkan dan dipertahankan. Tapi, apa bisa aku menuliskan adegan romantis, sementara aku sendiri belum pernah mengalaminya? Oh My! Kok jadi ngenes begini, hidupku? Aku mau jadi penulis fantasi saja, kalau begitu. Aku bisa menabrak banyak aturan hidup. Tinggal berikan alasan yang logis saja dan selesai. Just use my imagination, not my feeling.

Pantas saja Messi sering stres setelah belanja. Aku pun mengalaminya sekarang. Ini belanjaanku kenapa jadi begini banyak? perasaan tadi aku cuma ambil beberapa kotak brownies untuk oleh-oleh, dan nyatanya ada selusin kue cokelat itu di tanganku sekarang. Menyesal juga tadi menolak tawaran mama untuk dijemput.

“Kenapa penyesalan itu datangnya belakangan?” umpatku.

“Karena yang duluan itu pendaftaran.”

Aku menoleh ke sumber suara.

Suara yang cukup familier di telingaku. Suara yang langsung membuat jantungku jungkir balik saat ini. Kenapa orang ini bisa ada di sini? Kenapa sepertinya takdir mau bermain-main denganku?

================================

Hana! Kamu jadi auditor aja! Nggak usah ngambil kerjaan orang. Jadi penulis itu berat, biar aku saja. Oke!

Eh, siapa tuh yang ketemu Hana??

Hmm.... 🤔🤔🤔

Baru berasa ngantuk sekarang. Udah dulu yaaa. Bhuuaaaay.

-San Hanna-

LOVAUDITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang