09. Penuh Ketakutan

22.8K 2.1K 118
                                    

Kim Yerim menatap ngeri ke arah gudang 2. Gudang yang berada di atas gudang 1. Gudang 1 berfungsi sebagai tempat menyimpan kursi dan meja, sedangkan gudang 2 Yerim tidak tahu apa isinya.

Hanya saja, sang gadis tahu betul di sore hari ini sedang ada siapa saja di sana. Benar sekali jika menebak Tzuyu, Sana, dan Momo. Tapi akan lebih benar jika ditambahkan kakak tingkat Kim Yerim yang terkenal kejamnya ; Jeon Jungkook beserta pasukan perangnya –Bangtan.

“Rim, udah lah. Pulang aja.” Sang kakak tingkat sekaligus ketua PMR menyarankan, memperi usapan lembut pada bahu Kim Yerim.

Kim Yerim menggeleng, enggan meninggalkan sekolah karena hatinya merasa tidak tenang.

“Rim, nungguin apa lagi sih?” Kini Wendy angkat bicara, melihat temannya masih saja tidak mau pulang.

Wendy ditemani dua kakak tingkatnya yakni Irene dan Joy mulai membujuk gadis lugu itu secara perlahan guna mau pulang.

“Aku takut mereka kenapa-kenapa, kalian pulang aja duluan, aku tunggu disini takut Kak Jungkook ngelakuin hal kelewat batas.” Kim Yerim menatap sendu ketiga gadis lainnya. Dalam hati kecilnya, Kim Yerim benar-benar ingin masalah barusan tidak dibesar-besarkan oleh Jungkook.

Irene, menghela nafas panjang. Memegang bahu Kim Yerim dengan tegas dan menatap matanya dalam-dalam.

“Yerim, aku gatau kamu sadar atau engga, yang jelas Jeon Jungkook ngelakuin semua ini buat kamu! Jadi please berhenti khawatir sama orang yang bahkan udah ngehina kamu.” Entah bagaimana bisa Irene dengan intonasi yang begitu tinggi menuturkan semua kalimatnya.

Kim Yerim hanya diam. Apa yang dikatakan Bae Irene tidak ada salahnya, sangat benar, dan Yerim pun tahu. Tapi tetap saja, Kim Yerim menyimpan rasa takut teramat dalam pada Jeon Jungkook.

Awalnya tidak separah ini, namun ada satu kejadian yang membuat Kim Yerim ingin musnah dari dunia karena mengenal Jeon Jungkook. Kejadiannya di malam saat Yerim berada di rumah Jeon Jungkook, saat ia tertidur lelap, terusik kala Jeon Jungkook berteriak di sambungan telepon.

Berdiri di balkon dengan tubuh tanpa atasan –shirtless. Jeon Jungkook meneriaki setiap kata yang masih sangat melekat pada otak Kim Yerim.

“...baiklah pilihan terakhir, kembalikan uangku dalam dua minggu atau kau terima mayat kakakmu dalam dua minggu.”

Sungguh, tidur nyenyaknya saat itu berubah menjadi malam yang benar-benar suram. Bahkan itu terjadi setelah ia baru saja ditenangkan oleh Jeon Jungkook saat mendapat pesan dari sang mama bahwa papanya bangkrut, tapi nyatanya ketakutannya malam itu tidak sampai disitu saja melainkan berjanjut ketika Jeon Jungkook berbicara dalam telepon itu.

“Y-yaudah kalian pulang duluan aja. Aku mau nu-nungguin Kak Jungkook.” Bohong, Yerim berbohong. Yang ia inginkan bukan menunggu Jungkook, tapi menghampiri Jungkook yang sedang melakukan hal yang tidak Yerim tahu tapi pastinya bukan hal bagus.

“Kalo gitu aku ikut, sekalian nunggu Taehyung.” Oke, sekedar info bahwa Bae Irene telah menjadi hak milik Kim Taehyung, salah satu anggota Bangtan.

Gadis Bae ini mulanya adalah gadis yang sangat batu, tidak ada satu lelakipun yang bisa meluluhkannya dan menjadikannya kekasih. Namun sepertinya jurus yang di pakai Kim Taehyung cukup ajaib dan membuat Bae Irene jatuh ke dalam pelukannya walau butuh sangat banyak perjuangan yang berat selama mendekati gadis anggun yang satu ini.
Huh, Irene berharap Kim Taehyung tidak semakin nakal dan beringas seperti Jeon Jungkook walaupun pada kenyataannya bahwa kekasihnya memang begitu.

“Joy sama Wendy, kalian pulang duluan aja. Udah sore nih.” Keduanya pun mengangguk dan sama-sama melambaikan tangan dan mengucapkan sampai jumpa.

[1] When The Devil Come Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang