51. A Brand New Day [Last Chapter]

38.5K 2K 847
                                    

Hidup baru? Entahlah, Kim Yerim pun tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya atau bahkan menceritakannya.

Perut wanita dengan marga Kim itu sudah semakin membesar, tentu saja, usia kandungannya sudah menginjak bulan ke-lima.

Kim Yerim sudah menginjak usia sembilan belas tahun selama mengandung ini. Segala hal ia lakukan dengan mandiri, tidak seperti yang sebelumnya ia bayangkan. Perut besarnya yang dihuni oleh janin yang telah berkembang selama lima bulan ini terkadang sering kali membuat Kim Yerim kewalahan sendiri.

Masa mengidam, masa perubahan mood yang ekstrim. Segalanya Kim Yerim lalui dengan penuh rintangan tentunya.

Kim Yerim sudah menduga, hidup tanpa sosok Jeon Jungkook ternyata memang sesulit ini. Terlebih lagi dengan kehadiran bayi di kandungannya.

Tidak, Kim Yerim tidak bermaksud untuk mengeluh atau menyesal. Dia hanya sesekali berpikir pasti akan lebih menyenangkan lagi jika Ayah dari anak yang dikandungnya itu juga ikut menemaninya, menunggu anak mereka lahir ke dunia dan merawatnya bersama-sama berdua.

Tapi rasanya sulit, air mata Kim Yerim menjadi saksinya. Lima bulan ini begitu berat ia jalani, walau sanak keluarga darinya dan dari keluarga Jeon Jungkook selalu menemaninya, tapi tetap saja yang paling ia harapkan pastinya adalah lelaki yang ia cintai sampai sekarang itu, Ayah dari anak di kandungannya.

Apa lagi yang jauh lebih membahagiakan selain itu? Tidak ada.

"Kok nangis lagi, sih?" Kim Hanbin mengusap kepala sang adik yang tengah meneteskan air matanya.

Wanita Kim itu kini sudah tahu bahwa ia memiliki seorang kakak laki-laki, ia senang, tentu saja. Setidaknya ada sosok lain yang bisa melindunginya dan bayinya selama lima bulan terakhir dan memperhatikannya sebagaimana seorang kakak terhadap adiknya.

"Gapapa, cuma kelilipan." Kim Yerim mengusap air matanya, tersenyum kecil menatap kakaknya itu.

"Alasannya kurang keren. Udah cepet siap-siap, ga inget hari ini mau USG?" Beginilah, sejak mengandung Kim Yerim selalu ditemani check up ke dokter oleh Kim Hanbin.

Lalu bila Kim Hanbin bekerja, maka yang menemani adalah Kim Taeyeon dan Jeon Yoona selaku nenek dari bayi itu, atau Bae Irene. Mereka seolah bergilir tugas menemani wanita Kim itu melakukan check up rutinnya.

"Kakak yang anterin hari ini? Aku kira Kak Irene yang anter." Kim Hanbin menggeleng pelan menanggapi sang adik.

"Irene lagi ada kerjaan, jadi kakak yang anter kamu hari ini."

Kim Yerim pun menganggukkan kepalanya. Ia berdiri dari sofa dan memakai sendal berbulu yang tidak pernah lepas darinya sejak pertama kali menginjakkan kaki disini, di rumah besar milik Jeon Jungkook.

Benar, sejak lima bulan belakangan ini Kim Yerim tidak harus tinggal sendiri disana. Ia ditemani Kim Taeyeon, Jeon Yoona, dan juga Kim Hanbin disana.

Posisi Kim Hanbin lebih tepat seperti sosok yang akan rela keluar pukul berapapun saat adiknya mulai mengidam.

Kim Yerim untungnya tidak mengidam makanan yang sulit di dapat. Paling-paling hanya sate ayam, ayam panggang, ayam pedas, serta ayam-ayam lainnya.

Dan yang paling mudah adalah teh jahe. Kim Yerim sering mengidam minum teh jahe tengah malam.

•••

Turun dari taxi, Kim Yerim kini berdiri tepat di depan sebuah toko perlengkapan bayi.

Ia memutuskan untuk datang seorang diri, merasa tidak ingin merepotkan siapapun kali ini.

Ia belum tahu pasti jenis kelamin bayinya apa, yang jelas ia ingin berbelanja lebih awal. Ia akan beli apapun yang bisa digunakan anak lelaki maupun perempuan.

[1] When The Devil Come Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang