Dialog sedikit!
Dari chapter ini, PLOT MULAI BERUBAH
•••
Entah sudah berapa jam obat bius tersebut mengekang gadis Kim itu dalam kegelapan, kesunyian. Sampai hari makin larut, Kim Yerim baru tersadar, matanya berusaha dibuka perlahan, berat sekali rasanya.
Ditambah, ia harus menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya di ruangan tersebut, ruangan tempat ia berbaring lemah saat ini. Langit-langitnya normal, berwarna coklat. Aroma ruangannya, benar-benar aroma Jeon Jungkook. Karena menyadari itu, Kim Yerim kini berhasil mengumpulkan seluruh nyawanya untuk mendudukkan dirinya.
Rasa panik memenuhi dirinya, ia menatap sekitar, mencari kejanggalan yang didapat. Masalahnya adalah ; segalanya benar-benar janggal!
Ia pikir, ia berada di rumah Jeon Jungkook yang pernah ia singgahi sebelumnya. Tapi, ini berbeda. Kamarnya berbeda, tatanan ruangannya sangat berbeda. Kamar Jeon Jungkook yang Kim Yerim tahu berwarna netral, sangat monoton ; hitam-putih-abu.
Lalu kamar siapa ini? Kamar dengan tirai jendela ungu muda yang sangat lembut, lampu tidurnya terlihat sangat manis, ranjangnya pula–dengan sprei putih dilengkapi selimut tebal merah muda, televisi besar, meja rias, dan lukisan dirinya! Lukisan itu jelas lukisan wajahnya, sama persis. Seperti diambil dari replika foto yang ia ambil sekitar dua minggu lalu, foto selfie miliknya, kini terpajang di tembok kamar itu dengan rupa lukisan.
Siapa yang membawanya kemari? Jeon Jungkook kah?
Kembali mengingat nama itu, ia berdiri, menyingkirkan selimut itu dengan kasar. Ia mendekati pintu, menarik gagangnya. Berhasil! Tidak di kunci ternyata, ia merasa lega. Ia akan kabur, ia akan pergi dari tempat asing ini.
Ternyata, rumah ini sangat besar, hanya saja Kim Yerim tidak tahu rumah siapa ini dan kenapa ia dibawa kesini. Kalaupun itu Jeon Jungkook, Kim Yerim akan kabur, tidak mau lagi berurusan dengan si psikopat itu.
Ia menuruni tangga perlahan, takut jika penghuni rumah atau siapapun itu mendengar. Yang jelas, ia harus bisa pergi dari tempat ini, walau ia tidak tahu betul dimana lokasinya, kemana arah jalan pulang, dan sebagainya. Tapi ia lebih baik tersesat di sepanjang jalan dibandingkan harus tertahan di rumah yang tidak ia ketahui ini.
“Princess, you're awake?”
Kenapa suara itu lagi sih?!
Baru saja Kim Yerim hendak melangkah dan berlari, lengannya sudah ditarik terlebih dulu. Kim Yerim sudah tahu siapa itu.
Jadi ini rumah Jeon Jungkook juga? Jadi dia yang membawanya kesini?
“Kak, a-aku mau pu–”
“Pulang kemana, cantik? Rumah kamu disini.” Tangan itu, berhasil menyentuh surai hitam Kim Yerim, begitu lembut sampai gadis Kim itu hampir saja terlena.
“Tolong, Kak Jungkook...aku mau pulang ke rumah papa mama!” Kim Yerim berusaha memperjelas, sekali saja, Jeon Jungkook memahami keinginannya. Ia benci Jeon Jungkook setelah kejadian itu.
“Kamu gapunya keluarga. Keluarga kamu cuma aku, inget itu.” Jeon Jungkook mencengkram posesif lengan gadis Kim tersebut, menatap mata terdalamnya.
“Aku mau pulang! Aku mau pulang, tolong...” Kim Yerim mencakupkan kedua tangannya di depan dada. Tolong, sekali saja Jeon Jungkook mengiyakan keinginannya.
“Sayang,”
“You can't escape. You can't leave me.”
Kim Yerim berteriak dalam hati, mutlak, Jeon Jungkook pasti memiliki gangguan jiwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] When The Devil Come
FanfictionJeon Jungkook. Dia adalah pertanda buruk bagi semua orang. Kemudian disinilah Kim Yerim, berdiri di hadapan lelaki bak iblis yang siap menggenggam serta menguasai hidupnya. "Come here, princess." [Dialog non baku!] [Started : 12 March 2019] [End :...