Jeon Jungkook mulai melajukan mobilnya untuk keluar dari area Mall. Kadang Kim Yerim sering kali heran, berapa banyak kah kiranya mobil yang dimiliki lelaki Jeon tersebut. Heran juga dengan pekerjaan apa yang digeluti orang tua lelaki itu hingga bisa menciptakan rumah besar untuk seorang Jeon Jungkook. Dimana orang tuanya tinggal, dimana orang tuanya bekerja, seberapa kayanya mereka, semua pertanyaan itu sering kali muncul tiba-tiba dalam benak gadis itu. Hanya sekedar pertanyaan, tanpa berani menanyakan langsung lelaki itu.
Lamunannya buyar, kali ini bukan karena teguran Jeon Jungkook, melainkan karena objek yang ia lihat di sisi kirinya. Tidak begitu jauh, ia bisa lihat dengan jelas dan yakin bahwa apa yang ia lihat tidaklah salah.
“Kak Jungkook, stop!” Kim Yerim menatap genting ke arah Jeon Jungkook, sementara lelaki itu mengerutkan dahinya seperti biasa.
“Berhenti, Kak!” Kim Yerim kini mengguncang lengan lelaki itu, membuat Jeon Jungkook langsung menghentikan mobilnya.
“Yerim, jangan minta yang aneh-aneh, kita pulang sekarang.” Astaga, Jeon Jungkook tidak tahu saja mengapa Kim Yerim ingin berhenti. Gadis Kim itu menunjuk ke arah luar jendela, di sebelah mobil putih.
Kim Yerim tahu betul siapa itu. Yook Sungjae si kekasih kakak tingkatnya ; Park Joy. Keinginannya untuk berhenti di situ bukanlah karena Yook Sungjae saja, melainkan karena lelaki itu tidak sedang sendiri.
“Sungjae? Kenapa?” Jeon Jungkook yang sudah bisa menangkap objek yang dituju oleh Kim Yerim pun bertanya.
“Dia pacarnya Kak Joy, tapi kok jalan sama cewe lain sih? Dia pasti selingkuh!” Kim Yerim hendak membuka pintu, ingin menghampiri Yook Sungjae beserta gadis yang dibawanya. Namun sebelum itu, tentu si lelaki Jeon sudah menghentikannya terlebih dulu.
“Udah ngomongnya? Kita pulang sekarang.” Baru saja Jeon Jungkook hendak menjalankan mobilnya, lagi-lagi suara gadis Kim itu terdengar, menghentikan dirinya.
“Kak Jungkook, aku turun sebentar ya? Aku mau mergokin mereka, Kak Joy pasti–”
“Jangan urusin mereka, kita pulang sekarang.” Jeon Jungkook menegaskan, kurang suka dengan tindakan Kim Yerim sekarang. Memang, banyak tindakan Kim Yerim yang kurang sejalan dengan keinginannya.
“Please, Kak Jungkook. Aku gamau Kak Joy sakit hati lama-lama pacaran sama cowok itu.” Gadis Kim tersebut meremas lengan kaos putih yang tengah Jeon Jungkook kenakan, sambil memohon agar diberi izin atau sejenisnya.
Jeon Jungkook, yang jika diperhatikan lekat-lekat, terlihat mencengkram kuat stir mobilnya, menggertakan deretan gigi-giginya. Dia marah.
“Lepasin tangan kamu.” Jeon Jungkook memberi perintah cukup kasar pada gadis Kim itu, membuat sang gadis terkejut sekaligus ketakutan sendiri. Tidak menyangka lelaki itu akan bersikap sedingin ini padanya hanya karena hal seperti ini.
Perlahan namun pasti, Kim Yerim melepas genggamannya pada lengan kaos lelaki Jeon itu. Membuang muka ke arah kiri, ke jendela. Malang, sudah kena marah, sekarang Yook Sungjae dan gadis yang dibawanya juga sudah tidak ada di tempat terakhir ia lihat. Menyesal sekali rasanya telah mati-matian ingin memergoki Yook Sungjae dalam situasi seperti ini, bersama Jeon Jungkook. Malah dirinya yang kena marah.
“Maaf, aku ga–”
“Maaf doang kerjaan kamu. Ngelawan, terus minta maaf. Ngelawan lagi, maaf lagi.” Kim Yerim membulatkan matanya, menatap Jeon Jungkook dengan semakin tidak menyangka.
Seperti itukah dirinya dimata Jeon Jungkook?
Sakit saja hatinya mendengar ucapan itu. Dia benar-benar minta maaf, bukan maksud dirinya sengaja mengulang kesalahannya, memang begitu jadinya, lalu harus diapakan?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] When The Devil Come
FanfictionJeon Jungkook. Dia adalah pertanda buruk bagi semua orang. Kemudian disinilah Kim Yerim, berdiri di hadapan lelaki bak iblis yang siap menggenggam serta menguasai hidupnya. "Come here, princess." [Dialog non baku!] [Started : 12 March 2019] [End :...