30. Tea & Coffee

17.1K 1.8K 307
                                    

Kalian komen = aku seneng.
Aku seneng = aku up cepet.

•••

Ada yang agak berbeda hari ini.

Kim Yerim yang berkutik di dapur, membuat segelas teh hangat, untuk Jeon Jungkook.

"Non, tapi Tuan pasti mintanya kopi." Bujuk Bi Han yang melihat Kim Yerim tetap kukuh untuk membuatkan teh.

"Gapapa bi, sekali-sekali. Kan kopi juga ga bagus buat kesehatan." Gadis itu melenggang pergi menuju meja makan dengan secangkir teh hangat yang ia buat penuh niat untuk lelaki Jeon yang kini mungkin masih bersiap-siap di kamarnya.

"Selamat pagi, Non." Kim Yerim tersenyum lebar atas sapaan Park Hana yang sedang menyapu di ruangan itu.

"Kak Hana udah sarapan?" Kim Yerim sedikit mengelap sisi cangkir teh tersebut dengan tisu.

"Belum, Non. Habis bersih-bersih aja."
"Loh, kenapa gitu? Sarapan aja dulu. Cape loh bersih-bersih disini." Kim Yerim seperti salut dengan semangat kerja Park Hana, tapi ia juga tidak tega, rumah Jeon Jungkook ini cukup besar. Pasti lelah jika membersihkannya.

Biasanya, Jeon Jungkook memanggil servis kebersihan setiap minggu atau saat merasa rumahnya perlu dibersihkan. Ia kurang suka dengan orang asing yang datang ke rumahnya, kecuali Bi Han.

"Gapapa kok, Non. Udah tugas saya." Park Hana beralih mengelap beberapa furnitur di ruang makan tersebut. Barang-barang di sini memang sangat mewah, elegan. Perlu keteliatian jika membersihkannya. Kim Yerim saja terkagum-kagum.

Bi Han datang dengan beberapa hidangan sarapan. Seperti roti panggang, roti lapis, dan salad buah ditambah jus jeruk. Meletakkannya dengan tertata di meja makan dibantu oleh gadis Kim tersebut.

Kim Yerim mengalihkan pandangannya ke kiri, menemukan kehadiran Jeon Jungkook disana dengan balutan kaos putih kebesaran dan celana training abu-abu yang terlihat begitu cocok dipakai oleh lelaki Jeon itu. Kim Yerim bahkan hampir meneteskan air liurnya.

Yerim, jangan aneh-aneh deh.

"Pagi, sayang." Lelaki itu kembali memberi kecupan singkat pada kening gadis Kim itu dengan mudahnya, mengambil kesempatan dari tubuh pendek sang gadis.

Kak Jungkook kenapa sih mulutnya hobi banget manis-manisin gini.

"Pagi, Kak Jungkook."

"Pagi Tuan." Ujar Bi Han dan Park Hana bersamaan, kemudian mereka kembali pada tugas masing-masing.

Jeon Jungkook mengambil posisi duduk di salah satu kursi di sebelah Kim Yerim berdiri. Lelaki itu memperhatikan meja makan sejenak, menemukan kekurangan disana.

Ingat, dia tidak pernah dan tidak suka sarapan. Ia datang kemari untuk meminum kopi paginya. Tapi ia tidak menemukan kopinya sama sekali.

"Bi, kopi gue mana?" Tanya Jeon Jungkook dengan tatapan tajamnya. Ah, mulai marah rupanya.

"Nih, Kak." Kim Yerim spontan menggeser teh hangat buatannya yang sengaja dibuat untuk Jeon Jungkook agar tepat berada di depan lelaki itu.

Jeon Jungkook mengangkat satu alisnya.

"Kamu mau minum teh? Tumben, biasanya kamu minum susu pagi-pagi." Yatuhan, Kim Yerim rasanya ingin marah saja. Niat baiknya malah tidak dipahami oleh lelaki itu.

Kim Yerim baru saja hendak membuka mulut, namun Jeon Jungkook sudah terlebih dulu kembali menatap Bi Han, menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Bi, kopi gue mana? Jangan bilang lo belom buat." Jeon Jungkook mengetukkan jarinya pada meja makan. Menimbulkan suara tentunya.

[1] When The Devil Come Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang