21. Obrolan Sampah

17.1K 1.8K 147
                                    

Malam itu terasa berjalan dengan sangat lambat. Kim Yerim bahkan menanti-nanti pukul dua belas tiba, begitu lama rasanya. Kesal pula, ia duduk cukup berjauhan dengan keempat temannya yang sialnya dan anehnya sekarang sedang berbincang ria dengan beberapa anggota Bangtan.

Rambutnya yang tiba-tiba diselipkan ke belakang telinga oleh seseorang membuatnya tersentak kaget dan menoleh ke arah kanannya. Tentu saja, Jeon Jungkook.

"Kamu mau minum apa?" Ah, benar. Ia bahkan lupa bahwa dirinya menjadi satu-satunya orang yang belum meneguk segelas minuman apapun sejak tiba di tempat itu.

"Jus...mangga, ada?" Gila, dipikirnya Jeon Jungkook seperti penjual jus buah saja.

Jeon Jungkook dengan sigap mengangkat satu tangannya, memanggil seorang bartender yang jauh di sana. Oke, tempat dan seisinya telah di pesan oleh para anggota Bangtan, jadi bukan masalah besar. Begitulah, dipesankannya jus mangga seperti yang Kim Yerim inginkan, hanya sekedar untuk menghilangkan dahaganya. Kalau soal makanan, sudah tersaji banyak makanan di meja pendek depan mereka. Seperti kentang misalnya, salah satu makanan favorit Kim Yerim.

"Kook, nyalain HP lo. Jaehyun mau ngomongin hal penting." Ujar Kim Taehyung, membuat Kim Yerim tersadar selain tidak ada Jung Hoseok, ternyata Jung Jaehyun salah satu teman Jeon Jungkook juga tidak ada di sana.

Tidak pikir panjang, Jeon Jungkook meronggoh saku celananya, mengeluarkan ponselnya yang memang sengaja ia non-active kan sejak tadi. Lelaki Jeon tersebut melirik Kim Yerim sekilas, memberi isyarat bahwa dirinya akan keluar sebentar, menjauhin keramaian guna bisa menghubungi Jung Jaehyun.

"Eh, Yerim. Nih cemilannya di makan." Park Jimin menunjuk makanan-makanan yang ada di meja, berlagak akrab dengan gadis Kim tersebut.

"Iya, makasih Kak."

"Jangan tegang-tegang gitu dong, santai aja." Ikut Seokjin yang kini mengalihkan perhatiannya dari Joy. Kim Yerim baru tahu kalau Seokjin itu ternyata bisa genit juga, kepada Joy apalagi. Gadis yang jelas-jelas sudah memiliki pasangan.

"Eh, Yerim. Udah tidur sama Jungkook ga? Gimana rasanya? Punya dia-AKHHH!" Ucapan Park Jimin yang memang sangat vulgar tersebut dipotong oleh Kang Seulgi dengan cara mencubit lengan lelaki tersebut menggunakan kuku-kuku panjangnya tersebut.

Kim Yerim bisa menangkap maksud perkataan Park Jimin, dirinya merasa menjadi pusat perhatian orang-orang di sofa tersebut sekarang. Namun, ia hanya diam saja, sampai akhirnya memilih untuk menggelengkan kepalanya. Berusaha mengatakan bahwa apa yang Jimin pertanyakan itu tidak benar sama sekali.

"Belum?!"

"Lo serius, Rim?"

"Lo belom pernah make love sama dia?"

"Yakali Jungkook belom nidurin lo?!"

"Gayakin gue."

Macam neraka, pertanyaan macam apa yang ia dapat dari para lelaki penghuni dunia iblis itu? Rasanya aneh ketika pertanyaan-pertanyaan itu dilontarkan. Rasa malu, canggung, dan gelisah menjadi satu. Sesak sekali dadanya mendengar ucapan seperti itu, seolah dirinya dan Jungkook hanya sebuah cerita mengenai hubungan semacam itu.

"E-enggak pernah." Suaranya parau, seolah menahan sesak dalam dadanya, ingin mengeluarkan air mata. Namun dirinya harus tetap menyangkal hal-hal tidak benar yang mereka katakan tentang dirinya dengan Jeon Jungkook.

"Udah udah, ngapain bahas ginian. Itu juga privasi mereka." Irene menengahi, mengetahui betul Kim Yerim sedang merasa di tekan bila seperti ini keadaannya.

[1] When The Devil Come Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang