07. The Big House

25.1K 2.3K 77
                                    

Kim Yerim pikir, rumah Jungkook tidak akan sejauh ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Yerim pikir, rumah Jungkook tidak akan sejauh ini. Hari bahkan sudah larut sore, dan mereka belum sampai di tempat tujuan. Tadi Yerim sempat berpikir kenapa tidak berhenti di rumah sakit saja, pasalnya selama perjalanan mereka sudah melewati dua rumah sakit. Pertanyaan Yerim sayangnya hanya dibalas dengan gumaman “Hm” saja oleh kakak tingkatnya itu, menyedihkan.

Sudah tiga puluh menit perjalanan rupanya. Perjalanan yang lumayan lama, dan membuat Kim Yerim bosan sekaligus lelah. Jangan tanya, gadis itu sudah tertidur pulas sekarang. Salahkan Jeon Jungkook yang keras kepala membawanya pulang ke rumah lelaki itu.

Sepuluh menit pertama digunakan Yerim untuk melihat-lihat bangunan dan pepohonan yang mereka lewati, sedangkan sisanya digunakan untuk berkelana di alam mimpi. Gadis ini sangat mudah tertidur bila sudah menemukan titik mengantuknya, letakkan dimana saja dia akan terlelap jika sudah mengantuk.

Jeon Jungkook menggeram, terdengar sangat buas jika kalian mau tahu.

Rupanya deringan dari ponselnya yang menyebabkannya merasa terganggu. Baiklah, kita lihat siapa yang menghubunginya di saat-saat yang tidak ia inginkan ini.

“Mr. Jeon, saya sudah di rumah anda sejak dua puluh menit yang lalu, tapi anda tidak ada dirumah rupanya. Jadi apa ada perubahan waktu yang ingin anda buat?” Lelaki itu sedikit muak dengan sikap sok sopan dari penelepon. Si Dokter yang ia minta untuk datang ke rumahnya tepat pukul tiga sore.

“Ya kalo lo udah disana tunggu lah sampe gue dateng. Emang yang ngegaji lo apa gue?!” Buruk. Buruk sekali situasi saat ini.

Agak aneh, agak membingungkan. Apa iya sang lelaki berperawakan kekar tinggi yang juga kakak tingkat dari Kim Yerim ini mempunyai perubahan mood yang sangat ekstrim? Gila saja jika bertemu dengan dirinya yang sedang dalam mood buruk.

“Maaf, Mr. Jeon. Saya tidak bermaksud–” Selamat tinggal. Panggilan diakhiri begitu saja oleh lelaki yang tengah menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi itu.

Baru beberapa detik menikmati ketenangan, kini ponsel lain yang berdering. Milik siapa lagi jika bukan sang gadis yang tertidur lelap di kursi penumpang. Mulanya Jeon Jungkook hampir ingin merampas ponsel dengan case unggu bermotif kura-kura itu dan melemparnya, namun niatnya ia urungkan ketika melihat siapa yang menghubungi gadis itu.

“Yerim,” Lelaki bermarga Jeon tersebut menyentuh pelan bahu Kim Yerim dan menepuk-nepuknya.

“Angkat telfonmu.” Lanjutnya ketika Yerim membuka mata, namun setengah sadar sehingga sang gadis belum menyadari bahwa ponselnya berbunyi.

Jeon Jungkook mengusap pelan puncak kepala Kim Yerim, melihat gadis itu masih linglung karena terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya. Terdengar romantis, namun Kim Yerim tidak menyadari apa yang sedang terjadi.

Akhirnya, lelaki itu mengambil ponsel sang gadis dan memberikan ponsel tersebut padanya. Kali itu, barulah Kim Yerim sadar bahwa ada panggilan masuk, dari sang mama!

[1] When The Devil Come Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang