Jeon Jungkook berlari keluar dari sebuah gedung yang dialamatkan oleh Jung Hoseok sebelumnya. Salah, ternyata tempat itu bukanlah tempat dimana Kim Yerim dibawa.Jeon Jungkook menggenggam ponselnya di dekat telinga, menunggu jawaban dari yang dituju.
“Dimana?”
“Brookyln road 51. Gedung tanpa jendela.”
“Gue tunggu kalian nyusul.” Dengan itu Jeon Jungkook mematikan ponselnya dan menancapkan gas mobil yang ia kendarai.
Ia sudah dengar soal anak angkat K-Lord, Koo June. Dan sekarang rasa murka di hatinya semakin membuncah, ingin segera menjemput Kim Yerim.
Ia sudah mendapat kabar pula bahwa seluruh temannya sudah dalam perjalanan menuju kota London, tanpa terkecuali. Jeon Jungkook merasa itu memang dibutuhkan saat ini, karna Kim Yerim masuk di dalam peristiwa ini.
Sialan memang, seharusnya dulu ia tidak membiarkan Koo June hidup. Seharusnya dulu ia habisi saja lelaki itu, tapi perkataan Koo June terlalu membuatnya percaya terlebih lagi dulu Jeon Jungkook tidak tahu bahwa Koo June adalah anak angkat dari K-Lord. Jika tahu dari dulu, mungkin Koo June akan menjadi anggota keluarga K-Lord pertama yang Jeon Jungkook bunuh.
Kini lelaki Jeon itu tiba tepat di depan gedung besar tanpa jendela. Dengan cepat ia keluar dan tidak lupa memasukkan dua buah senjata api di sisi kanan dan kiri sakunya.
Saat memasuki lorong pertama, tidak ada penjagaan sama sekali. Tapi hanya sampai belokan ke kanan, sudah terdapat beberapa penjaga yang membuat Jeon Jungkook mengerahkan tenaganya untuk melawan mereka. Sampai akhirnya diujung lorong lelaki Jeon itu mengeluarkan pistolnya kala semua penjaga telah berhasil ia lenyapkan dengan tangan kosong. Hal mudah baginya.
Kini Jeon Jungkook masuk ke lorong kiri, membantai habis penjaga-penjaga yang berdiri di kanan dan kiri dengan cekatan. Jeon Jungkook semakin murka ketika mendengar suara tawa seseorang yang tidak asing baginya.
Hingga akhirnya lelaki Jeon itu tiba di penghujung, masuk ke dalam ruangan besar, diangkatnya pistol di tangannya sebagai tanda siaga.
Sampai matanya menajam kala menemukan sosok Kim Yerim yang duduk di sebuah kursi dengan badan terikat tali tebal, itu pasti sangat menyakitkan, tapi mata wanita itu sedang tertutup. Itu yang membuat Jeon Jungkook semakin marah.
“Gue tau lo pasti dateng.” Sesuai dugaan Jeon Jungkook, Koo June kini berdiri di belakang kursi Kim Yerim dengan tangannya yang masuk ke dalam saku celana. Menunjukkan keangkuhannya.
“Lepasin dia, selesaiin urusan lo sama gue.” Ujar Jeon Jungkook dengan tenang. Ia sepertinya tidak bisa salah mengambil langkah jika sudah menyangkut Kim Yerim.
“Ini urusan kita. Lo bunuh bokap gue, sebagai gantinya Yerim jadi punya gue.” Jeon Jungkook menatap sengit Koo June yang kini tersenyum miring di seberang sana.
Jeon Jungkook mengangkat pistolnya, ia hilang kesabaran, perkataan Koo June tidak bisa ia terima begitu saja. Rasanya, ia benar-benar ingin melihat lelaki itu mati sekarang juga.
Jemari Jeon Jungkook menjauh dari pelatuknya, nafasnya terengah-engah. Pandangannya menajam kedepan.
Sebuah pisau tajam kini berada di depan leher Kim Yerim dengan Koo June sebagai sosok yang memegang. Ini akan sangat sulit, pikir Jeon Jungkook. Seharusnya ia merencakan lebih terperinci soal ini, karena objek utamanya tidak lain adalah Kim Yerim.
“Kenapa berhenti, Jeon? Ayo tembak.” Koo June memancing, amarah Jeon Jungkook semakin membuncah, tapi titik tersulitnya adalah saat ini, Koo June memakai Kim Yerim sebagai objek ancamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] When The Devil Come
FanfictionJeon Jungkook. Dia adalah pertanda buruk bagi semua orang. Kemudian disinilah Kim Yerim, berdiri di hadapan lelaki bak iblis yang siap menggenggam serta menguasai hidupnya. "Come here, princess." [Dialog non baku!] [Started : 12 March 2019] [End :...