🛫She is my enemy

55.8K 2.9K 166
                                    

Morega pov.

"Hiks.. Hiks... Huhuuuuu.... Sakittt..."

Gue pun mengerjabkan mata gue perlahan. Suara apasih itu? Ganggu banget.

Setelah mata gue berhasil terbuka sempurna, gue pun mengalihkan tatapan gue kearah samping --asal darimana suara itu berada.

"Saira? Kamu kenapa?." tanya gue lembut sembari menghapus air matanya.

"Captain bilang gak bakal sakit. Tapi kok ini sakit banget sih?... Huhuuu... Ini mah pasti harus dibawa ke dokter kan?... Terus nanti kalo dokternya bilang yang kaya di film-film gimana?." ucapnya ngawur.

Gue pun mengernyitkan kening gue bingung. Yang kayak di film-film? Maksudnya?.

"Maksudnya apasih Ra?." tanya gue bingung.

"Iya nanti di vonis-vonis segala macem kek gitu..." katanya sembari mengerucutkan bibirnya keatas.

Gue pun menghela nafas gue sebentar sambil memejamkan mata. Jadi maksud dia tuh.. Kejadian yang Kek di sinetron-sinetron gitu?.

Astaga... Kenapa sih gue harus punya istri yang otaknya modelan separo kek gini? Kebanyakan di cekokin sinetron sejak dini nih... Jadinya Alhamdulillah.

Tangan gue pun perlahan terulur menangkup kedua pipinya yang chubby. Bikin gemes.

"Saira... Sayang... Denger... Yang kamu liat di tv tuh cuman rekayasa. Mana mungkin abis begituan langsung divonis yang serem-serem. Nggak lah sayang..." ucap gue memberi pengertian.

"Tapi..."

"Stt... Kalo kamu udah terbiasa, Nanti gak bakalan sakit lagi kok. Sekarang tidur ya. Jangan nangis melulu. Serem tau malem-malem ngedenger orang yang nangis." tutur gue setelah mengecup keningnya sebentar.

'Cup.'

"Tidur ya." bujuk gue lagi.

"Hmm."

***

-Pagi 08.00

"Pagi Ma." sapa gue kearah Nyokap yang lagi sibuk menata piring di meja makan.

"Loh, kok udah nyampe disini aja sih?. Mama kira kamu masih di hotel. Pulang jam berapa?." tanya Nyokap.

"Sekitar jam 5an deh kayaknya." jawab gue acuh.

"Ayok makan takut keburu dingin makanannya." ujar Nyokap lalu menarik salah satu kursi yang berada di dekat kursi bokap.

"Terus Saira nya mana?." tanya bokap yang baru aja datang dari arah ruang keluarga.

"Masih di kamar Pa, tadi selesai solat subuh dia tidur lagi. Ini Rega mau bangunin dulu." ucap gue lalu hendak berbalik kearah tangga.

Tapi sebelum gue melangkahkan kaki gue dari tempat yang gue pijaki sekarang.

Tiba-tiba saja suara Nyokap mengurungkan niat langkah kaki gue.

"Enak banget ya.. Bangun-bangun udah dapet makanan." celetuk Nyokap sarkastik.

Gue pun membalikan badan gue kearah Nyokap.

"Maksud Mama?." tanya gue sembari menatapnya tajam.

"Mama apaansih?, Udah Ga. Mending kamu keatas aja. Bangunin istrimu, suruh dia sarapan." titah bokap tegas.

"Lah emangnya kenapa? Toh Mama ngomong yang sesuai fakta kok. Enak banget dia, leha-leha kek tuan putri disini. Harusnya kan dia bantuin Mama masak. Hhhh... Ini mah mending Frisca kemana-mana." cerocos Nyokap pedas.

Marry Me Please Captain (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang