2 tahun kemudian~
"Buna.. Yayah apan ulang?." tanya Lindzie yang kerap disapa Ziezie dengan bibir yang mencebik kebawah.
Saira yang tengah mengutak-atik remote televisi untuk mencari chanel kartun anak pun langsung berhenti sejenak lalu menatap sang anak yang duduk tepat di sampingnya.
"Kata Yayah kan Yayah pulangnya lusa." jawab Saira lembut.
Bibir nya pun mengerucut keatas dengan kening yang berkerut dalam.
"Usa itu apa Buna?." tanya nya polos.
Saira pun yang melihatnya menjadi gemas sendiri. Andaikan Lindzie makanan sudah ia makan itu pipi bakpau yang di miliki anaknya.
"Lusa itu, besok terus besoknya lagi." jawab Saira lalu mencubit pipi Lindzie pelan.
"Umm.. Ama Buna." cebiknya kesal.
Saira pun memindahkan Lindzie menjadi di atas pangkuannya.
"Nggak lama kok sayang... Oh iya, inget gak apa kata Yayah?." tanya Saira antusias.
"Nget apa Buna?." tanya Lindzie lagi dengan tatapan yang polos.
"Yayah kan bilang, kalo pulang nanti, Ziezie dikasih boneka barbie yang pake baju pilot' kan?."
Mata Lindzie pun berbinar ceria lalu mengangguk-anggukan kepalanya antusias.
"Iya Buna, ata Yayah Ziezie au di kasih belbi." ucap Lindzie ceria.
Saira pun tersenyum lalu mengecupi pipi gembul anaknya.
***
Lusa pun tiba, dan ini adalah hari kepulangan Rega dari tugas nya beberapa hari yang lalu.
Seperti biasa, setiap Rega akan pulang, Saira dan Lindzie akan menjemputnya di bandara dengan menaiki taksi karena Rega melarang Saira untuk membawa mobilnya sendiri.
Tiba di Bandara, Lindzie dengan hiperaktif nya pun meminta di lepaskan dari genggaman tangan sang Buna, namun Saira malah semakin mengeratkan genggamannya.
"Ziezie gak boleh nakal." tegur Saira saat melihat sang anak menjulurkan lidahnya kearah petugas bandara.
Lindzie pun mengalihkan tatapannya kearah Saira.
"Ziezie ndak akal buna." bantahnya lagi.
"Ayok buna Yayah agi unggu." ucap Lindzie sembari menarik-narik tangan Saira.
"Iya-iya, Buna telpon dulu Yayah ada dimananya ya." ujar Saira sembari mengutak-atik ponsel nya.
Lindzie menganggukan kepalanya mengerti.
"Hallo.. Yayah ada dimana?." tanya Saira sembari melihat-lihat kearah sekitar.
"Aku ada di deket meja resepsionis sayang.. Kamu kesini aja. Oh iya Princess ada kan?." tanya Rega antusias saat menyebutkan namanya sang anak.
Saira pun mengerucutkan bibirnya keatas. Ia cemburu. Setiap kali Rega pulang yang di tanya pasti Lindzie melulu, sedangkan dia.. Kadang ditanya kadang nggak.
"Yayah nanyain nya Ziezie terus. Aku nggak." ucap Saira marah lalu mematikan sambungan nya secara sepihak.
Saira pun menggerutu sebal lalu berjalan kearah meja resepsionis dengan Lindzie yang berjalan di sampingnya.
"Buna.. Ape, au endong." ucap Lindzie sembari mengulurkan tangannya kepada Saira.
Saira pun menganggukan kepalanya lalu menerima uluran tangan Lindzie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marry Me Please Captain (END)
Любовные романыCita-cita Saira itu salah satunya pengen nikah muda. Itu sih gak masalah, tapi yang bikin mumet lagi, Saira kepengen punya suami Pilot. Katanya sih, biar nanti bisa traveling kemana-mana terus gak bayar buat ongkosnya deh. Aneh memang, tapi... Itula...