Regina, gadis itu terus merapatkan jaket kulit yang membalut tubuhnya dengan kencang. Pagi itu, cuaca di kota kembang Bandung memang sedang tidak bersahabat, suhu dingin akibat hujan mengguyur kota itu semalaman terasa menusuk kulit putihnya. Akibat hujan semalam juga, banyak sekali kubangan air yang tercipta di sepanjang jalan yang regina lalui.
Rambut panjang regina berulang kali berantakan tertiup angin, tak heran jika sang pemilik terus menghela nafas jengah ketika rambut yang sudah ia rapihkan lagi lagi berantakan. Regina memang jarang sekali mengikat rambut panjangnya itu, apalagi menambahkan aksesoris berupa jepitan atau bando, terlalu ribet pikirnya. Karena itu, sehari-hari dia lebih sering menggerai rambut panjangnya, walaupun agak menjengkelkan karena peluang berantakannya besar seperti saat ini."Bang ih bawanya pelan pelan" regina menggerutu sambil menepuk pelan bahu kaka ketiganya cakra sebagai sebagai bentuk peringatan untuk memelankan motor ninja merahnya . Sang pengemudi malah tertawa renyah, semakin menambah kecepatan motor untuk menggoda sang adik yang terus menggerutu di belakang punggung lebarnya.
Hari ini regina diantar oleh kaka ketiganya yang bernama cakra. Cakra adalah salah seorang anggota polisi yang baru saja lulus dari sekolah akademisi khusus polisi beberapa bulan lalu. Sementara regina merupakan putri bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya seorang mantan kapolres di salah satu wilayah di jawa barat, ayahnya sudah pensiun sejak dua tahun lalu, kini profesi polisi diteruskan oleh aditya kaka kedua regina dan cakra kaka ketiga regina. Satya kaka pertama regina lebih menginginkan untuk menjadi seorang dokter ketibang menjadi seorang polisi seperti ayahnya. kedua kakanya yaitu satya dan aditya sudah menikah bahkan sudah mempunyai anak masing masing. Alhasil hanya cakralah yang masih tinggal di rumah, walaupun saat ini cakra sudah mulai bebenah untuk pindah tugas ke jakarta.
Regina merupakan satu satunya putri tunggal di keluarganya, tak heran regina tumbuh dengan banyak perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua dan kakak lelakinya. Regina ibarat benda rapuh yang perlu untuk dijaga agar tidak mudah pecah. Ayah beserta kaka lelakinya sejak dulu sangat selektif dalam pergaulan regina, apalagi untuk masalah percintaan. Sejak dulu regina memang menjadi incaran lelaki di kelasnya, wajah manis disertai kulit putih mulusnya mampu menarik perhatian lawan jenis bahkan disaat regina masih duduk di sekolah dasar. Namun tidak ada satu priapun yang mampu memacari regina, mengingat regina mempunyai pawang yang akan membuat para pria itu mundur secara perlahan ketika bertemu ayah dan kakak lelakinya yang terbilang galak dan dingin itu.
Motor tiba tiba dipacu dengan kecepatan kencang, hal itu membuat regina terpekik kaget dan terbentur punggung tegap cakra. Sama sekali tak merasa berdosa, sang pengemudi malah tertawa terpingkal-pingkal saat mendapat pukulan keras membabi buta dipunggungnya dari regina yang jengkel dengan tingkah jahil kaka termudanya itu.
Oh jangan lupakan kelakuan kaka termudanya ini, bisa dikatakan dari ketiga kakak lelakinya, hanya cakralah yang mempunyai kelakuan abnormal. kedua kakanya satya dan adit sangat dikenal galak dan dingin di dunianya, berbanding terbalik dengan kelakuan cakra yang supel dan jahil. Cakra adalah kakak terdekat regina, sekaligus kaka yang paling sering membuat regina jengkel karena kelakuan jahilnya, yah seperti sekarang ini.
Regina terus menghadiahi pukulan keras di punggung cakra, hal ini tak ayal membuat cakra meringis kesakitan.
"Haduh de sakit ini" ucap cakra sambil memegang pungung berbalut kaos oblong itu dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya tetap memegang stir motor besarnya. Setelahnya motor dikemudikan normal kembali.
"Ye suruh siapa nyebelin kaya gitu, sukurin dasar jelek" jawab regina sambil memeletkan lidah, hal itu membuat cakra terkekeh dibalik helm full facenya yang terlihat oleh regina dibalik spion motor.
Tak selang beberapa lama, gerbang SMA Nusa Cendekia, salah satu SMA Swasta favorit di kota ini terlihat. Sekolah yang menjadi tempat regina menimba ilmu selama lebih dari dua tahun. Ya regina kini duduk di bangku akhir masa sma nya, kelas 12 semester 1.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...