You are not mine, but sometimes I pretend that you wish you were.
Jangan lupa tersenyum :))
~••~
Pukul tujuh belas lewat dua menit regina tiba dirumahnya. Regina tiba dengan badan penuh keringat, disertai rambut yang sudah acak acakan. Hari ini menjadi hari terpanjangnya berada disekolah, rekor baru untuk regina yang tidak terbiasa untuk melakukan kegiatan seusai pulang sekolah.
Kalo boleh jujur kini level kebenciannya pada sibundar itu bertambah menjadi 87 persen dari sebelumnya delapan puluh persen, regina merasa percuma menghabiskan waktunya selama tiga jam lebih yang hanya mendapatkan kesia siaan, percuma saja terus berlatih, hasilnya tentu sia sia karena regina sadar bahwa skill berolahraganya sangat amat payah.
Cakra melotot kala melihat adiknya datang dengan penampilan bak gembel ibu kota seperti itu.
"Yaampun de lo kaya gembel banget sih, badan bau, rambut acak acakan, pantesan aja ga laku laku"
Regina menyikut keras perut kakanya yang saat itu tengah minum di dapur yang akhirnya membuat sang kakak terbatuk.
"Lo mau buat abang ganteng ini mati muda ya"cakra memprotes
"Mati juga gapapa, masih jomblo ini, ga ada yang bakal sedih ko"saat cakra ingin memprotes, regina segera mengambil langkah jitu, membawa sebotol besar Air mineral dingin dan berlari menuju kamar, regina masih mendengar umpatan keras kakaknya dibelakang,yang justru membuat regina terkikik geli.
"Gina baru pulang?"regina melirik sekilas kearah mamanya yang tengah menonton televisi di ruang tengah.regina berjalan mendekati sang mama dan dengan segera regina mencium tangan mamanya.
"Iya ma, ada kegiatan dikit di sekolah, papa kemana?"
"diajak temennya mancing"yang ditanggapi regina dengan anggukan pelan.
Regina hendak memeluk mamahnya, namun maamanya menghindar sambil menutup hidung dan mengibaskan tangan kanannya seolah mengusir
"Hus mandi sana kamu, badan kamu udah kaya bukan anak gadis aja"mamanya dengan kejam mendorong regina pergi menjauh. Sambil mengibaskan tangan tanda mengusir.
"terus kaya apa dong ma?"
"Kaya nenek nenek yang mau mati" jleb, tajam sekali bukan mulut emak emak ini.r
Regina mengelus dadanya sabar."Yaampun aku terzolimi banget ya di rumah ini, yaudah deh aku mau mandi dulu biar kaya gadis"setelah mendapat anggukan dari sang mama regina berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang berada dilantai dua.
Sesampainya dikamar, regina segera melemparkan diri kekasur empuknya. Bodo amat tentang mamanya yang mungkin akan memarahinya, jika tau regina yang langsung tiduran dikasur dalam kondisi basah keringat begini, yang penting regina bisa menghilangkan rasa lelahnya saat ini.
Diambilnya handphone miliknya dari dalam tas, dan dengan segera menyalakan musik, yang sudah secara otomatis terhubung dengan audio kecil miliknya.
Lagu imagination dari shawn mendes mengalun merdu ditelinganya, mengantarkan regina untuk sekejap memejamkan mata. entah kenapa regina teramat jatuh cinta pada lagu ini, mungkin karena liriknya yang Seolah mewakili perasaan regina, yang membuat regina sangat amat klop pada lagu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...