~Ragaku mungkin menjauh, tapi hatiku takan berpaling~
****
Untuk sebagian orang, berkunjung ke tempat yang masih alami dan asri tentu menjadi kegiatan yang menyenangkan. Menyatu dengan alam, melupakan sejenak hiruk pikuk kerumitan kota, mampu menghirup udara segar yang diberikan pepohonan dan sawah khas pedesaan, menjadi harga mahal untuk sebagian orang termasuk regina yang memiliki banyak keterbatasan entah dalam hal waktu, kesehatan atau jarak tempuh yang sulit mereka penuhi.
Bagi regina, faktor kesehatanlah yang membuat dirinya sangat sulit berpergian ke luar rumah. Kedua orang tua beserta kakaknya sangat protective sekali dalam memilih pergaulan dan lingkungan yang boleh regina dekati. Bukan maksud untuk mengekang sebenarnya, namun kondisi regina yang mudah jatuh sakit sejak kecil membuat mereka selalu membatasi ruang gerak regina, menentukan apa yang boleh dan tidak boleh regina lakukan. Walaupun sebenarnya ada perasaan muak dan terkekang yang regina rasakan, namun regina sadar mereka melakukan itu semua tidak lain hanya ingin membuatnya aman dan terlindungi.
Seharusnya agenda camping ini, menjadi kegiatan yang akan ditentang keras kedua orangtuanya. Mengingat sejak SD, regina tidak pernah diperbolehkan mengikuti kegiatan yang mereka anggap akan membuat regina lelah. Namun regina cukup kaget, ketika kedua orang tuanya terlebih papanya nampak cuek dan mengizinkan setelah membaca surat izin camping dari sekolah yang regina perlihatkan saat itu.
"Ini kan acara terakhir kamu di sekolah, camping terakhir kamu juga mungkin. Ya sekali-kali ikut lah gin, biar kamu tau rasanya camping itu seperti apa. Tapi tetap ya, jaga diri dan kesehatan! Papa pokonya ga akan ngizinin lagi kalo kamu sampe drop setelahnya" itulah ucapan yang papanya lontarkan hingga membuat regina dan mama yang duduk di sebelah papanya melongo keheranan.
Regina tentu sangat senang, dia tak kuasa untuk meneriakan kata "yeeyyyy" sebelum akhirnya memeluk papanya erat
"Pasti paa, gina pasti jaga kesehatan selama disana, makasi papa"Awalnya mamanya sempat protes, namun setelah diberi penjelasan oleh sang papa, akhirnya mamanya menyetujui. walaupun dengan berat hati serta wejangan panjang lebar untuk regina menjelaskan apa yang boleh dan tidak boleh regina lakukan selama berada disana. Regina tentu menyanggupi, meskipun regina dibekali baju tebal yang banyak hingga membuat kopernya penuh, tapi regina tak peduli. Diizinkan pergi camping saja sudah membuatnya senang setengah mati.
***
Cisarua bogor, menjadi tempat tujuan diadakannya camping sekolah mereka. Perjalanan yang menghabiskan waktu kurang lebih empat jam, tidak membuat regina merasa lelah. Justru perjalanan selama itu dihabiskan regina dengan senyuman penuh semangat, mengingat berceloteh di bus, bernyanyi bersama teman sekelasnya di bus dan menikmati perjalanan menyusuri bukit serta melihat hamparan kebun teh dibalik kaca jendela menjadi hal yang tidak boleh regina lewatkan dengan cara tidur.
Felly yang duduk disebelahnya pun tampak begitu semangat berceloteh, memeluknya berkali-kali, menyalurkan ketidak percayaannya melihat regina ikut hadir dalam acara camping terakhir ini. Saat papanya memberi sinyal mengizinkan, regina dengan cepat memberi tahu felly untuk mendaftarkan namanya sebagai salah satu peserta camping. Awalnya felly tak percaya, namun setelah melihat regina menenteng koper memasuki bus, felly dengan antusias memeluknya dan berceloteh hingga saat ini.
Bus berhenti, menandakan mereka telah sampai di tempat tujuan. Para murid berbondong-bondong keluar bus dengan menenteng barang bawaan mereka. Regina yang membawa koper, merasa kesulitan untuk keluar, hingga meminta bantuan felly untuk membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...