melihat kau selalu berada disampingku, membuatku merasa ingin lebih lama menetap dalam khayalan.
****
Bagas melangkahkan kaki dengan ringan masuk kedalam bangunan berlantai dua yang merupakan rumahnya.senyuman lebar tak pernah hilang dari wajahnya seirama dengan langkah kakinya yang bergerak masuk kedalam bangunan itu.
entah perasaan seperti apa yang bagas rasakan kini, yang jelas seperti ada perasaan bahagia membuncah dalam dadanya, membuatnya tak pernah berhenti untuk tak menyunggingkan senyuman lebar, mengingat kejadian beberapa jam lalu ketika dirinya menghabiskan waktu bersama dengan regina di mall.
Melangkahkan kakinya ringan, hingga kini ia sudah berhenti diruang keluarga rumahnya yang selalu sepi, namun kini terdengar suara televisi menyala. melihat ada langkah kaki mendekat. keduanya mendongak, mengalihkan sejenak aktivitas mereka, untuk memandang kedatangan bagas yang juga tampak terkejut menatap orangtuanya sudah berada di rumah. bagas melirik jam yang melingkar ditangannya, waktu belum menunjukan larut malam, sungguh mengherankan jika keduanya bersantai ria di rumah pada waktu lenggang seperti ini.
Ayahnya suryo pradipto yang Saat itu tengah asyik membaca koran didampingi sang mama welinda pradipto yang tengah menonton televisi disebelahnya, terpaksa menghentikan aktifitasnya ketika melihat sosok anak semata wayangnya sudah pulang kerumah.
"Bagas sayang sini nak" suara halus mamanya mengalun menyambut kehadiran bagas. Bagas diam dan menghampiri keduanya.
"Tumben-tumbenan udah pulang jam segini, ini bahkan belum malem loh "bagas tersenyum mengejek, sindiran halus itu tentu tertangkap jelas oleh kedua orangtuanya, namun mereka seolah menganggap pemberontakan kecil itu menjadi suatu hal yang biasa, hingga mereka memilih mengacuhkannya.
"Kebetulan urusan kantor lagi ga banyak sayang, mamah kangen sama kamu"mamanya memeluk bagas dengan erat, membuat bagas agak risih dan berusaha melepas dekapan mamanya.
"Bagas bau ma, belum mandi" bagas mengelak dan pelukan mamanya pun terlepas
"Siapa bilang, anak mama tetep ganteng ko, tetep wangi" mamanya tersenyum sambil kembali berusaha memeluk putranya
"Mama kangen bagas" mamanya berbisik sambil mendekap bagas lembut, menyalurkan kerinduan mendalam disetiap kalimat yang dikeluarkannya.
"Kira aku mama cuma bisa kangen sama tumpukan berkas kantor, sampe anaknya dilupain"
Mamanya melepas pelukan diantara keduanya sambil tertawa "mama anggap itu bercanda"
Bagas melirik sekilas kearah papanya yang kini tengah menyesap kopi hitam kesukaannya dengan fokus mata kearah deretan huruf tercetak dalam koran.
"Sekolah mu bagaimana?"suara bariton itu menginterupsi, walaupun papanya sama sekali tak memandang kearahnya, tapi bagas tau papanya mulai mengintimidasi dibalik pertanyaan tegas tersebut.
"Baik"
"Syukurlah, kurangi aktifitas yang akan mengganggu fokus mu dalam mencapai cita cita, berhenti menghabiskan waktu untuk kegiatan tidak berguna, papa ingin kamu lulus dengan nilai bagus dan lolos kuliah di Amerika" suara tegas dan dingin itu berhasil membuat suasana mencekam tercipta ditengah perbincangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...