"kau membuatku bahagia lewat cara yang tak biasa"
~••~
"Ada yang bisa menjelaskan semua kekacauan ini?" Suara intimidasi dari pak handoko di tengah gelapnya malam terasa semakin mencekam. Tak ada satupun pengurus osis yang mampu menjawab. Semuanya menunduk takut dan bingung ingin memulai pembicaraan dari mana.
"Acara berantakan, ada murid yang hilang dan bagas, pemimpin yang seharusnya bertanggung jawab atas kegiatan ini justru menghilang tidak tahu pergi kemana" suara pak handoko semakin meninggi, merasa kesal karena tidak ada satupun anggota osis yang membuka suara.
"Ramos..adrian" keduanya yang sejak tadi saling menendang sepatu satu sama lain sambil menunduk itu, kini kompak menegakan kepala, ketika suara pak handoko memanggil nama keduanya dengan nada tinggi.
"Ya pak?" Tanya keduanya kompak
"Dimana bagas? Bapak yakin kalian tahu"
"Emm ..itu pak tadii bagas emm..anu emm.."ramos merasa gugup dan gagap secara bersamaan.
"Tadi bagas lagi coba nyari regina sama felly pak, tadi dia nyuruh kita pergi buat kita handle kegiatan disini" adrian coba menjelaskan
Ramos menyikut perut adrian dengan sikunya, bertanya dengan gerakan bibir nya saja aga tidak diketahui pa handoko atau yang lainnya."Bege, ngapain lo cerita? Bisa di gantung kita sama si bagas"
"Udahlah, nanggung" adrian membalas dengan gerakan bibir juga
"Jangan bisik-bisik! Kalian pikir saya tidak lihat?" Suara pa handoko lagi-lagi terdengar, membuat adrian dan ramos memutus percakapan bisik bisiknya.
"Bener pak gitu ceritanya" tambah ramos
"Dia pikir ga bahaya sendirian pergi ke tengah hutan malam-malam seperti ini?seharusnya masalah ini tidak kalian tutup-tutupi! Bagaimana jika terjadi apa-apa dengan regina atau felly atau bahkan bagas? Siapa yang akan bertanggung jawab? Tentu pihak sekolah yang akan disalahkan!"
Semua anggota osis semakin menunduk saat lagi-lagi mendengar suara pak handoko yang semakin meninggi.
"Saya tidak mau tahu, kalo sampai merek.."
"Mohon izin pak" Doni, yang merupakan salah satu anggota osis menyela. Membuat semua fokus teralihkan kepadanya.
"Barusan bagas datang bersama felly dan regina" sambungnya lagi. Doni memang ditugaskan untuk mengawasi sekitar tenda siswa. Maka, tak heran jika doni mengetahui informasi tersebut lebih awal. Informasi dari doni tersebut mampu membuat suasana mencekam di dalam posko osis lenyap seketika. Semuanya menghembuskan nafas lega, merasa terbebas dengan ancaman kejam yang akan pak handoko berikan jika hal-hal yang tak diinginkan terjadi pada ketiganya, sekaligus bersyukur bahwa mereka bertiga rupanya baik-baik saja.
"Sekarang mereka dimana?" Tanya pak Handoko.
"Bagas membawa regina ke posko P3k pak, regina pingsan tadi"
Tanpa berlama-lama setelah mendengar penuturan doni, pa Handoko segera bergegas menuju posko P3k diikuti oleh pengurus osis lainnya.
~••~
Bagas membaringkan regina di atas brangkar yang memang disediakan petugas kesehatan saat perkemahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...