Janganlah cepat merasa spesial. Karena terkadang, seseorang suka tidak sadar, kalau ternyata ia baik kesemua orang
~••~
Regina berjalan menuruni satu persatu undakan tangga dengan kaki pincang, kakinya lumayan sudah mendingan setelah diobati oleh kakaknya satya, namun tetap saja butuh waktu agar kakinya bisa berjalan lancar kembali seperti semula.
Suasana dimeja makan sangat ramai, kakaknya satya beserta istrinya Mba anggita memutuskan untuk bermalam disini, setelah mendapat paksaan dari kedua orangtuanya.
Regina tersenyum dan menarik kursi di sebelah chan, keponakannya yang tengah asyik menguyah buah apel. Regina mencium sekilas pipi keponakannya itu yang terlihat semakin gembul, mengingat badan chan juga yang lebih gemuk untuk ukuran anak berusia 4 tahun.chan yang mendapat ciuman mendadak dari regina, mengalihkan pandangan kearah regina sambil memukul tangan regina dengan kesal.
"Tante ih kan cen, udah bilang jangan cium cium cen telus, tante gak malu ya nyium cowo duluan" tudingnya sambil mengerucutkan bibir yang membuat semua orang tertawa dibuatnya.
"Tante kamu tuh agresif chan, kecowo berani nyosor duluaan,ih amit amit deh punya ade kaya gitu"suara cakra menimpali sambil terkekeh geli ketika mendapati tatapan melotot yang dikeluarkan regina untuk dirinya.
"Tuh tuh liat, matanya udah mirip kaya dora, bulet bulet gede, kalo dora mah kan mending yaa gemesin keliatannya, lah ini kaya nenek lampir "cakra tertawa renyah sambil menunjuk kearah regina yang tengah menahan kekesalan.regina melenparkan selembar roti yang berhasil mendarat dikemeja cakra,yang malah membuat sang empunya tertawa semakin terbahak, menjahili regina rupanya sudah menjadi tradisi yang harus selalu cakra lakukan setiap saat.
"Om sama tante udah besal juga gamalu apa yaa, belamtem terus, cen sama tania aja gapelnah lempal lempal kaya gitu"chan menginterupsi membuat tatapan cakra dan regina beralih kearah chan yang tengah asyik memandang keduanya heran.
"ye ya mana bisa kamu lempar lemparan sama tania, orang dia masih bayi,ya gaakan ngelawan cen"regina mencubit pipi keponakannya dengan gemas, membuat sang empunya menggeplak regina dengan keras, tepat dibagian wajah.
Regina ingin mengeluarkan suara,sebelum akhirnya suara mamanya menginterupsi
"ayo regina makan dulu sarapannya,nanti kamu telat kesekolahnya kalo ngoceh terus" regina mengerucutkan bibir, sambil mengunyah roti yang dibalut selai coklat kesukaannya dengan kesal.
saat asyik menyantap sarapan, tak lama muncul bi inah asisten rumah tangga disini, yang berjalan menghampiri regina.
"maaf non itu temen non yang kemarin kesini ada didepan" penyataan tersebut membuat regina yang sedang menguyah roti tertegun sejenak, regina kaget bukan main dengan kehadiran bagas yang pagi pagi sudah ada dirumahnya,seingat regina mereka tidak janjian untuk berangkat bersama, lalu hal apa yang mendorong bagas datang kerumahnya sepagi ini?apakah ada barangnya yang tertinggak disini?
"bagas bi?" Tanya regina mematiskan, yang segera diangguki cepat oleh bi inah.
"gih samperin gin, jangan lupa ajakin bagas buat sarapan"suara papanya terdengar, membuat regina bangkit sambil menciumi orangtua dan kakaknya untuk segera berangkat sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Teen FictionSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...