Regina dan Felly terus berjalan sambil meraba jalanan dengan sepatu yang mereka gunakan. Tanpa penerangan sedikitpun, keduanya sangat kesulitan dalam mencari jalan keluar untuk kembali ke tenda. Beberapa kali mereka tersandung bahkan terpeleset di tengah jalan. Sepanjang perjalanan felly tak henti-hentinya menyumpah serapahi lidya dan teman-temannya yang sangat keterlaluan mengerjai mereka. Pasalnya, sudah hampir setengah jam mereka tersesat di hutan, tanpa menemukan jalan keluar untuk kembali ke tenda. Beberapa kali mereka harus putar arah dan mengaggap mereka akan semakin tersesat saat melewati jalan tersebut.
Felly berhenti berjalan, lalu tanpa pikir panjang dia duduk sambil menselonjorkan kaki. Reginapun mengikuti sambil duduk disebelah felly.
"Sumpah gue ga habis pikir sama si lidya, jahat banget itu orang ngerjain kita kelewatan gini"Felly menarik napas panjang sambil meredakan emosi.
"Liatin aja ya kalo sampe gue ketemu sama dia, udah gue jambak itu rambut sucinya sampe rontok""Kita lanjut besok aja yaa fell, gue udah cape banget" jawab felly dengan nada lirih.
Felly yang mendengar suara regina, segera berbalik menatap regina. Bagaimana bisa felly lupa kalo regina tidak terbiasa dengan udara dingin terlalu lama. Felly semakin panik ketika melihat wajah yang kentara sangat pucat itu. Sebelumnya felly memang tidak memperhatikan keadaan regina, mengingat gelapnya malam menyulitkan dia melihat langsung wajah regina.
Felly dengan segera menempelkan telapak tangannya dijidat regina dan hangat tubuh reginapun membuktikan bahwa regina saat ini sedang tidak baik-baik aja.
"Lo tuh yaa, udah tau ga tahan dingin, malah ga pake jaket lagi ah" felly berdecak kesal, masalahnya fellypun tak membawa jaket juga untuk dipinjamkan ke regina.
Felly beranjak untuk berdiri "lo tunggu disini ya gin, jangan kemana-mana. Gue secepatnya nyari jalan keluar pulang ke tenda"baru saja felly hendak beranjak, regina segera menahan tangannya
" Gue ikut"
"Ga bisa. lo harus tetep disini, lo tungguin gue disini. Gue bakal balik secepatnya"
"Gue tetep mau ikut lo fel" sanggah regina.
"Lo dengerin gue kenapa si gin, kondisi lo kalo dibiarin bakal parah. Gue bakal upayain secepatnya buat nyari jalan pulang. Gue janji bakal kesini lagi" jawab felly sambil membentak, membuat regina akhirnya mengangguk setuju.
Melihat persetujuan regina, felly pun segera pergi meninggalkannya untuk segera mencari jalan keluar. Yah semoga mereka bisa kembali ke tenda secepatnya.
~••~
"Nah kan liat sendiri nih" tunjuk lidya ke arah plang petunjuk arah yang tadi sempat mereka lewati " ini plangnya ga sesuai sama apa yang ditunjukin peta. Lo emang sengaja nyesatin kita ya?" Tuduhnya kepada agnes yang saat itu masih menatap tak percaya plang petunjuk arah tersebut.
"Lo kalo nuduh jangan asal ya"sanggah agnes tak terima
"Lah emang udah jelas-jelas ada buktinya! Lo mau ngelak apa lagi hah?"kali ini giliran anin yang menimpal.
"Lo tuh kalo ga suka bilang aja nes, ga usah pake cara ga mutu gini. Malah bikin orang susah tau ga sih" balas lidya
"Kalian apaan sih, gue ga pernah ngelakuin hal kotor kaya gini yaa, lagian apa untungnya juga buat gue?" Bentak agnes.
"Yeh udah salah malah nyolot lo" lidya maju hendak menjambak rambut agnes, namun segera dihentikan Adrian dan ramos.
"Heh, lo jadi cewe urakan banget sih. Itu kelakuan sama mulut lo jaga! Malah Nuduh tanpa bukti lagi" bentak ramos
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Fiksi RemajaSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...