Aku ingin menjadi bumi. Biarpun tak bersinar, bumi akan selalu menjadi tempatmu bernaung. Melindungimu ketika kau sibuk mengagumi bintang.
~••~
Regina merasa lega, setidaknya dia tidak menghancurkan momen penting untuk angkatannya pada camping kali ini. Menurut penuturan felly, agenda kegiatan camping tetap berlanjut meskipun sempat terhenti karena insiden hilangnya regina dan felly semalam. Acaranya pun tidak kalah seru dengan penampilan kreasi seni yang seharusnya dijadwalkan berlangsung semalam. Pengurus osis benar-benar memutar rencana kegiatan dengan sangat baik. Kesan camping terakhir yang mengesankan benar-benar berhasil mereka dapatkan.
Kepulangan mereka seharusnya dijadwalkan siang tadi, namun karena ada tambahan kegiatan yaitu bermain arung jeram di sungai pinggir tempat camping mereka, akhirnya kepulangan mereka terulur. Bukannya kesal, para siswa malah setuju dengan usulan bagas untuk sedikit mengulur jadwal kepulangan mereka. Kapan lagi kan, bisa bermain air bersama satu angkatan? Apalagi kondisi air yang tenang dan cuaca yang sangat mendukung tentu sangat mengasikan dan jelas tidak akan membahayakan mereka.
Regina menghela nafas, memutuskan bayangan keseruan teman-temannya yang kini tengah bermain air di sungai. Yah, regina memang tidak ikut kegiatan-kegiatan camping yang diadakan. bahkan sejak regina tiba di tenda pun, dia hanya diam di dalam posko p3k seorang diri. Regina sempat memaksa untuk ikut, namun sayang bagas dan felly seolah kompak menolak keinginan regina tersebut. Regina bahkan sudah meyakinkan keduanya dengan mengatakan kondisinya sudah baikan, namun tetap mereka bersikeras menolak. Sedih rasanya, saat sudah mendapatkan kesempatan camping dari orang tuanya, regina justru menggagalkan kesempatan itu karena kondisi fisik yang selalu tidak stabil.
Regina bangun dari ranjangnya. Merasa sudah bosan dan pusing karena sudah berjam-jam berbaring. Regina memijat kepalanya ringan. Suhu tubuhnya memang sudah tidak panas seperti pagi tadi, tapi tetap rasa pusing masih dirasakan regina. Sambil memijat kepalanya, regina kaget ketika merasakan ada tangan yang juga memijat kepalanya.
Saat akan mendongak, suara familiar yang selalu membuat jantung regina berpacu cepat itu terdengar mengalun ditelinganya.
"Masih ada yang sakit?"
Yah sosok itu benar-benar ada dihadapannya. Bahkan dengan seirama memegang keningnya. Sosok yang entah sejak kapan bisa masuk ke wilayah teritorinya. Sosok jangkung yang selalu tampan dan berkarisma di pandangannya, apalagi dengan kondisi rambut setengah basah yang perlahan menetes sedikit ke baju abu-abu yang tengah dipakainya semakin menambah kesan maskulin. Sosok itu nyata, bagas yang hampir dua tahun tak pernah bertegur sapa dengannya kini nyata berdiri dihadapannya. Entah apa yang sedang tuhan tuliskan dalam catatan takdirnya. Tapi yang jelas regina hanya ingin menceritakan pada kalian betapa dia bersyukur dan bahagia dengan takdirnya ini.
"Hei, mana yang masih sakit?" Suara bagas mengalun, memecah lamunan singkat yang regina ciptakan beberapa detik lalu.
Regina hanya menggeleng sebagai bentuk jawaban tidak. Bagas mengangguk, menurunkan lengannya dari kening regina.
"Emm gue mau ngasih tau, acara campingnya udah beres. Jadi kita udah bisa pulang. Maaf buat lo nunggu disini sendiri, pasti bosen banget ya?tadi gue sempet nyuruh agnes buat jagain lo disini, eh taunya dia malah ikut kegiatan" entah perasaan regina atau tidak, dari nada suara bagas seperti ada kekesalan yang terselip saat ia berbicara. Tapi pada siapa?
" Ga papa makasi ya" regina berbicara dengan parau. Suara regina memang akan berubah parau setiap kali ia merasa kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selebrasi Hati
Fiksi RemajaSebuah perjalanan takdir yang tak terduga yang menimpa keduanya. Siapa yang mampu menduga? Regina yang sejak dulu betah dengan perasaan diamnya, kini bak gayung bersambut sosok itu mendekatinya tanpa bisa ia cegah. Dan disini regina akan memberitahu...