[4] Siapa Dia?

470 23 0
                                    

HAPPY READING !!!

Menuntut ilmu adalah taqwa
Menyampaikan ilmu adalah ibadah
Mengulang-ulang ilmu adalah dzikir
Mencari ilmu adalah jihad
(Imam Al-Ghazali)
~Skenario Tuhan~

---

Ryan dan Erik melangkahkan kaki mereka menuju tempat yang akan menentukan nasib mereka berdua. Bagi Ryan pagi ini merupakan pagi yang sangat buruk bagi kehidupannya. Bagaimana tidak? Pertama, dia melihat perempuan yang ia sayangi tersakiti, kedua ia memukul Erik tanpa berpikir menggunakan akal sehatnya. Sekarang ia berada di ruangan BK dan duduk bersebelahan dengan Erik. Kurang apa lagi coba? Sungguh pagi yang sangat menyebalkan.

"Ryan, ya ampun kamu sudah berapa kali saya beritahu?"

"Jangan tahu Bu, saya kurang suka tahu. Tempe aja"

Ryan memang ada perasaan takut saat berinteraksi dengan Bu Lala. Tapi yang ada dipikirannya hanya 'buat enjoy aja, paling dihukum bersihin toilet'. Bu Lala yang merasa Ryan sudah keterlaluan mulai menegur Ryan dengan berteriak. jika sudah seperti itu nyali Ryan mulai hilang sedikit demi sedikit. Tapi bukan Ryan namanya yang tak mempunyai mental sekuat baja. Meskipun diteriaki oleh Bu Lala, belum lima menit ketakutan itu seketika sirna terbawa angin yang berasal dari jendela terbuka yang menyapa tubuhnya dengan lembut.

"Sudah berapa kali Ibu bilang Ryan, jangan bertengkar, tapi tetep aja bandel. Kalo kerjaan kamu cuma berantem percuma kamu sekolah. Bulan ini kamu udah masuk BK sepuluh kali. Nggak bosan apa?"

"Sebenarnya saya bosan Bu, tapi saya rindu sama Bu Lala. Jadinya ya gini saya rela masuk BK biar ketemu sama Ibu. Kan Bu Lala tahu kalo rindu itu berat."

Bukannya menjawab pertanyaan Bu Lala dengan serius Ryan malah menjawab pertanyaan Bu Lala dengan lelucon dan kedipan mata.

"Astaghfirullah, yang berat itu bukan rindu tapi dosa, asal kamu tahu saya itu bosan lihat muka kamu. Bawaannya pengen emosi mulu"

"Jangan gitu Bu, nanti suka lho sama saya. Bu Lala juga gimana sih? Bu Lala itu seharusnya terima kasih sama saya. Karena saya, Bu Lala jadi kerja. Coba kalo nggak ada saya, saya jamin udah sepi ruang BK."

"Oh Tuhan, Ryan yang sopan kalo bicara sama guru. Tingkah laku sama omongan udah kayak preman aja, you mau jadi preman iya?"

Bu Cinta tiba-tiba datang dan memberikan vitamin C ke Ryan berupa jeweran dan cubitan. Entah darimana datangnya. Ryan yang mendapatkan vitamin C secara tiba-tiba, sontak membuatnya meringis kesakitan sambil nyengir-nyengir di depan guru tercintanya itu.

"Eh, ada Bu Cin, silahkan duduk Bu saya rindu lho sama Ibu, beneran. Dan ya, tadi ibu nanya saya kan kalo besok waktu dewasa saya mau jadi preman. Ya nggak lah Bu, ngapain saya pengen jadi preman? Orang saya mau jadi lumut"

"Lumut? Boleh juga. Pantes buat wajah kamu yang tingkat kecakepannya dibawah rata-rata"

"Bu Cin udah periksa mata?"

"Mata saya sehat kalik. Udah sana siap-siap dapat hukuman dan jadi lumut"

"Ini saya juga sudah jadi ijo lumut Bu"

"Ha? Ijo lumut?"

"Ikatan jomblo lucu dan imut"

Entah padahal ia merasa menyesal melakukan kesalahan seperti ini, tapi ia tak mau situasi di ruangan ini menjadi tegang. Apalagi jika hanya terdengar suara degupan jantung dan suara pergarakan jam. Itu hanya akan menambah ketakutan tersendiri. Bu Lala yang sudah tak sanggup untuk berbincang dengan Ryan kini lebih memilih berbincang dengan Erik.

Skenario Tuhan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang