[10] Nasihat

178 19 0
                                    

Berharap pada manusia adalah
patah hati yang disengaja
Maka, pastikan kamu menjaga
dengan baik percayamu kepada Allah
~Skenario Tuhan~

---

"Dek, tadi sekolahnya gimana?"

Hening. Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut Anisa. Hanya senyuman dan tatapan lurus ke depan yang ia perlihatkan. Seseorang yang berada di sampingnya kini memilih menarik hidung Anisa.

"Aduh sakit Bang"

"Siapa suruh melamun?"

"Siapa yang melamun? Aku? Enak aja, orang aku nggak melamun"

"Terus ngapain tadi senyum-senyum sendiri?"

"Siapa yang senyum-senyum sendiri, Bang Arul mah gak jelas banget"

"Setres nih anak"

"Astaghfirullahhaladzim, Bang. Entar aku bilang Abi lho kalo Bang Arul berani bicara kotor"

Arul hanya menanggapi ucapan adiknya dengan memutar bola matanya. Ia tahu kalau adiknya itu sangat ember pada kedua orang tua mereka.

Seperti dulu dimana waktu Arul nekat pacaran tanpa sepengetahuan Abi dan Uminya. Tapi tiba-tiba Abi dan Uminya tahu begitu saja dan yang pastinya Arul mendapatkan ceramah dari kedua orang tuanya panjang kali lebar. Untung cuma diceramahi sama disuruh mutusin kalo disuruh nikahin gimana? Apalagi waktu itu dia masih SMA, masa iya SMA nikah? Arul mah nggak mau kalau jadi Papa muda. Yang ada nanti bakal ada lagu dengan judul Papa Muda yang melengkapi lagu Mama Muda yang kini tengah viral.

Dengan emosi yang masih meluap Arul memasuki kamar Anisa. Dengan gerakan cepat Arul menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Anisa. Arul tahu kini adik jeleknya sedang berpura-pura tidur agar tak mendapat amarah dari Arul.

"Dek bangun"

Hening. Tak ada jawaban, hanya terdengar suara dari angin luar yang masuk melalui jendela kamar Anisa. Perlahan-lahan Arul mulai membaca taawudz untuk menghilangkan amarahnya. Ia ingat akan salah satu hadits yang mengatakan kalau bacaan taawudz bisa meredakan bahkan menghilangkan amarah.

“Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu “A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim” “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk”(H.R.Bukhari.Muslim).

"Dek bangun"

Suara Arul kini mulai melembut. Ia tahu, kalau suaranya ia lembutkan, Anisa akan meresponnya.

"Ish apaan sih Bang? Nisa ngantuk"

"Bangun dulu Bang Arul mau ngomong sama kamu"

"Tinggal ngomong gitu aja apa susahnya sih Bang?"

"Bangun nggak?"

"Ish Abang mah langsung aja bicara Nisa bakal dengerin"

"Anisa bangun apa Abang siram pake air?"

"Iya-iya. Ada apa sih ganggu orang tidur aja"

"Ratu drama lo. Pura-pura bego apa gimana sih? Lo ngapain bilang ke Abi sama Umi kalo gue pacaran? Kan sudah gue bilang Dek jangan bilang ke Abi sama Umi. Sekarang lo tahu? Sekarang cintaku kandas, cinta kini hilang tak berbekas. Tahu nggak?"

"Kok kayak lirik lagu Bang"

"Emang. Kenapa?"

Anisa bersyukur dalam hatinya akhirnya ia bisa mengalihkan topik pembicaraan. Namun, Arul dengan cepat langsung menyuguhinya dengan beberapa pertanyaan lagi.

Skenario Tuhan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang