[7] Namanya Anisa

268 17 0
                                    

Saat kita mencintai seseorang hanya akan ada dua pilihan. Yang pertama kita akan mencintainya dalam diam sampai akad terucap atau kita mengikuti nafsu diri kita sendiri yang hanya mendatangkan dosa
~Skenario Tuhan~

---

Sudah lima menit berlalu sejak bel istirahat berbunyi, tapi tidak ada pergerakan dari Gracia sama sekali. Ia tetap setia dengan kursi duduknya. Tidak seperti biasanya. Maudy yang melihat tingkah laku Gracia hari ini merasa sangat aneh. Biasanya setelah bel istirahat berbunyi ia langsung menarik tangan Maudy tanpa persetujuan sang pemilik tangan menuju kantin untuk membeli makanan favoritnya. Cilok.

"Cia ke kantin yuk"

"Males ah"

"Lo kenapa sih daritadi cemberut mulu nggak ada ceria-cerianya. Nggak kayak biasanya"

"Masa? Emang gue biasanya gimana?"

"Lo itu biasanya cerewetnya minta ampun, nggak tahu malu, suka semaunya sendiri, dan lo itu sok imut. Udah ah ayo dong ke kantin gue laper nih"

"Cia lagi mager. Maudy aja yang ke kantin"

"Ih nggak mau. Masa sendiri?"

"Iya lah kalo nggak mau sendiri tuh ajak aja si Satria. Dia kan demen sama lo"

"Tapi gue kan maunya sama lo"

"Ish lo rese banget sih. Ke kantin aja minta ditemenin kayak nggak tahu tempatnya aja lo. Manja banget jadi cewek"

"Apa yang barusan lo bilang? Hah? Sini ngomong disamping telinga gue"

"Lo rese"

"Habis rese lo bilang apa?"

"Ke kantin aja minta ditemenin kayak nggak tahu tempatnya aja lo. Manja banget jadi cewek"

"Cia Cia Cia. Cewek yang paling Ryan sayang fix lo harus ke kamar mandi sekarang. Lo ngaca disana, biasanya siapa ya yang minta ditemenin ke kantin sampe nyeret anak orang sembarangan kalo nggak dituruti ngambek?"

"Siapa?"

"Pura-pura lupa lo"

"Itu judul lagu Dy"

"Udah tahu. Emang siapa yang nanya? Nggak ada. Wlek"

"Hehehehe iya-iya. Maaf ya kalo Cia nyusahin Maudy sama Yayan. Ah Cia kangen Yayan"

"Baru satu hari nggak ketemu udah kangen aja lo. Cowok gila kayak Ryan kok lo kangenin. Kurang kerjaan banget sumpah. Tapi gue juga kangen sedikit sama Ryan. Hufttt."

"Lo sarapan kabel listrik ya tadi pagi. Heran gue daritadi nyerocos mulu, udah ayo katanya tadi mau ke kantin"

"Gue tadi nggak sarapan. Udah ah ayo"

Seperti biasa Gracia langsung menuju stand yang berjualan makanan favoritnya itu. Setelah mendapatkan cilok Gracia melangkakan kakinya mendekati Maudy yang sudah duduk di meja makan kantin sembari meminum es coklat yang baru saja dibelinya.

"Cilok mulu lo nggak bosen apa?"

"Lha lo es coklat mulu. Nggak bosen apa? Gigi lo copot semua baru tahu rasa lo"

"Nggak lah. Orang es coklat ini enak. Apalagi lihat nih gue tambahin banyak topping. Lo mau nggak? Enak sumpah"

"Nggak deh makasih"

"Eh ngomong-ngomong Ryan sekarang sekolah dimana?"

"Nggak tahu gue kemarin lupa nanya"

"Nggak seru juga ya kalo nggak ada Ryan. Biasanya tuh anak selalu nyembunyiin sepatu gue, pen gue, buku gue, suka nyontek pr gue. Tapi sekarang nggak ada yang ngusilin gue. Dia udah punya temen apa belum ya?"

Skenario Tuhan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang