[13] Terungkap

213 13 0
                                    

Sebelum baca boleh dong kasih love warna birunya💙
.
.
.

HAPPY READING!!!
.
.
.

Sendiri dalam ketaatan lebih baik daripada berdua tapi dalam kemaksiatan.
Karena sejatinya keistiqamahan kita dalam kesendirian ini akan menghadiahkan cinta yang sangat begitu indah setelah akad terdengar
~Skenario Tuhan~

---

"Erik?"

"Ryan?"

"Gracia? Maudy?"

"Ryan?"

"Yayan?"

Apa? Ryan tidak salah lihat kan? Apa-apaan ini? Mengapa ada Erik dan yang lainnya di rumah Putra? Apa jangan-jangan Erik memiliki hubungan dengan keluarga Putra? Ryan rasa Putra berhutang untuk menceritakan semuanya. Jika Putra tak mau memberi tahu, dia tidak akan segan-segan menjatuhkan teman barunya itu dari lantai atas rumahnya. Enak saja dia berani menyembunyikan sesuatu tentang orang yang sampai saat ini masih menjadi rivalnya untuk mendapatkan Gracia.

"Lho Nak Ryan sudah kenal sama Erik?"

"Sudah Tante"

"Kalau begitu silahkan duduk Nak Ryan. Jangan lupa camilannya dimakan. Apa mau langsung ke kamar Putra?"

"Ryan langsung ke kamar Putra aja Tante"

"Yaudah. Kalau begitu Tante permisi ke samping rumah dulu ya mau ngurus tanaman"

"Iya Tante"

"Yan lo disini dulu ya gue mau ganti baju"

"Inget ya Put lo ada hutang sama gue dan dalam beberapa menit lagi gue bakal nagih hutang lo"

Putra yang merasa malas untuk berdebat dengan Ryan akhirnya pergi begitu saja meninggalkan Ryan yang sudah kesal setengah mati. Tapi raut wajah Ryan kembali tersenyum saat ia mendekat ke arah Gracia. Gracia juga membalas senyuman Ryan dengan tak kalah lebarnya. Dengan gerakan cepat Cia menarik Ryan untuk lebih dekat dengannya. Ryan merasakan jantungnya berdegup begitu kencang saat tubuhnya kini berada di pelukan Gracia.

"Hwaaa Yayan, Cia kangen banget sama kamu"

"Ya..yan..juga"

"Cia udah dong meluknya Maudykan juga kangen sama Ryan"

"Begini yah nasib jadi orang ganteng banyak yang ngantri. Hahahaha"

"Sok kegantengan banget sih lo Yan. Sadar diri dong! Muka kayak pantat wajan aja sombong amat"

"Woy Maudy tolong kondisikan mulut lo yang pedasnya ngalahin tahu judesnya Mbak Siti"

"Idih nggak mau. Gue lebih seneng kalo gue ceplas-ceplos"

"Dasar gak ada akhlak lo pacarnya Satria"

"Gue bukan pacarnya Satria"

"Tapi istrinya"

"Gue bukan istrinya Satria Ryan"

Skenario Tuhan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang