[16] Laki-Laki Sejati

182 8 1
                                    

Sebelum baca boleh dong kasih love warna biru💙
.
.
.
HAPPY READING!!!
.
.
.

Laki-laki yang sejati tidak suka sejuta wanita. Laki-laki sejati hanya menyukai satu wanita dengan diiringi sejuta langkah

~Skenario Tuhan~

"Rik sampai kapan lo bohongin perasaan lo sendiri?"

Deg. Jantung Erik berdetak dengan sangat cepat. Jujur iya tak tahu perasaan apa yang sebenarnya Putra maksud. Ia sampai mengubah posisinya menjadi duduk.

"Ekhem. Pe...perasaan apa maksud lo?"

"Masa lo nggak tahu?"

"Gu..gue nggak tahu"

"Perasaan cinta lo ke-"

"Gue nggak lagi jatuh cinta sama siapapun"

"Hilih nggak percaya gue"

"Serius Putra, hati gue masih kosong"

"Hahahaha lo kuat banget Rik nahan rasa sakit lo"

"Gue nggak sakit"

"Rik ayo lah cukup bohongin perasaan lo sendiri. Lo nggak kasihan sama hati lo?"

"Gue nggak lagi jatuh cinta sama siapapun Putra"

"Oke terserah lo. Tapi yang bisa gue tangkep lo ngerasain yang namanya jatuh cinta dan lo memilih memendam perasaan lo dan ngebiarin hati lo terluka karenanya"

Diam. Erik hanya diam mendengarkan penuturan Putra. Ia sendiri juga bingung dengan perasaannya sendiri. Apakah ia sudah merasakan cinta? Apa benar dia yang Erik cintai? Atau rasa ini hanya perasaan semu dan tak berarti sama sekali? Ah sudahlah masalah hati cukup rumit untuk dipikirkan.

"Udah ah gue mau wudhu dulu. Lo nggak wudhu Rik?"

"Iya, lo duluan aja"

"Inget jangan ngelamun, kalo lo emang belum siap cerita ke gue nggak papa kok. Tapi gue berharap suatu saat nanti lo cerita ke gue"

Tok..Tok..Tok

"Erik, Putra buruan tidur ngobrolnya ditunda dulu biar besok bisa bangun buat salat tahajud"

"Iya Tante"

🌿🌿🌿

Pertanyaan Putra semalam berhasil membuat pikiran Erik beterbangan kemana-mana. Ia sampai kurang fokus dengan pelajaran yang diterangkan oleh Bu Cinta.

"Nah tugas yang kemarin Bu Cinta berikan deadlinenya kan kurang beberapa hari, jangan lupa dikerjakan ya. Dan kalau mau ada yang mengumpulkan sekarang silahkan. Nanti bakalan Ibu kasih ha-. Ekhem nih anak daritadi Ibu perhatiin ngelamun mulu"

Puluhan pasang mata kini mengikuti gerakan Bu Cinta yang berjalan menuju lelaki yang menatap lurus ke depan tapi seperti ada hal yang terlalu ia pikirkan.

"Erik"

"Erik," sengaja Bu Cinta meningkatkan suaranya satu oktaf. Tapi yang dipanggil tetap setia pada posisinya.

"ERIK!!!"

"Astaghfirullahaladzim Ya Allah Bu Cinta ngagetin aja"

"Syukurin. Salah siapa melamun di jam pelajaran saya? Ha?"

"Maaf Bu"

Skenario Tuhan [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang