Sebelum baca boleh dong kasih love warna biru💙
.
.
.
.Terima kasih semuanya
HAPPY READING !!!
.
.
.
.Yang mengerikan itu bukan ditinggal pas lagi sayang-sayangnya
Apalagi dikasih harapan tanpa adanya kepastian
Tapi yang mengerikan itu, tawa kita masih terdengar hari ini
Tapi besoknya yang terdengar adalah kabar kematian dari kita~Skenario Tuhan~
---
"Lho kamu ngapain Yan disini?"
"Nemenin kamu"
"Hei kobokan pecel, lo ngapain dah duduk disini? Cari duduk tempat lain napa"
"Males ah nggak ada bidadarinya"
"Tumben lo manggil gue bidadari, pasti ada maunya. Tapi makasih lho"
"Lha, woy Litahu bulat. Siapa yang manggil lo bidadari. Idih najis, nggak usah geer jadi orang. Orang yang gue maksud Anisa kalik. Iya kan Sa?"
"Ha? Aku?" Ryah hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum dengan sangat lebar.
"Halah pakek acara malu segala, tinggal bilang gue cantik kaya bidadari apa sih susahnya? Jadi cowok gengsi amat. Oo gue tahu, lo pasti iri kan sama muka gue yang imutnya minta ampun. Ya..ya..ya gue sadar sih, karena emang Nyokap bokap gue itu wow. Makanya anaknya juga amazing. Ye kan?"
"Astaga, fix lo udah hilang akal. Pulang sekolah lo bareng gue aja ya Lit. Gue mau bawa lo ke rumah sakit jiwa, biar gila lo cepet sembuh"
"Heh enak aja, gue waras kalik"
"Mana ada orang gila ngaku"
"Asal lo tahu ya mana ada orang gila yang wajahnya imut kayak gue? Hah? Mana? Gue tampol lo"
"Lo mah nggak ada imut-imutnya sama sekali, yang ada amit-amit"
Tidak ada yang mengisi telinga Anisa kecuali perdebatan dan pertengkaran kecil antara Ryan dan Lita yang semakin memuncak. Sampai-sampai Anisa merasa kalau kepalanya akan pecah saat itu juga, untung selama emosinya mulai hadir ia tamengi dengan istighfar sesuai apa yang pernah Abinya sampaikan. Beruntung, Anisa melihat Putra yang berjalan mendekati meja yang mereka tempati. Anisa berharap Putra bisa meredakan atau bahkan menghentikan perdebatan dua insan ini. Ya meskipun terdengar mustahil sih.
"Yan kok disini?"
"Waw, pucuk dicinta ulampun tiba. Assalamu'alaikum Putra. Apa kabar? Baik kan? Mau minum es nggak?"
"Giliran ada Putra aja gayanya sok lembut, padahal aslinya kayak macan kelaparan"
"Apa lo bilang? Lo mau pisau melayang?"
"Lit, udah ah. Kenapa ribut terus sih sama Ryan? Pusing aku tuh, daritadi ribut mulu. Entar jodoh baru tahu rasa"
"Nisak please deh nggak usah aneh-aneh. Gue itu diciptakan Allah hanya untuk bersanding dengan imam idaman gue, Putra tercinta. Iya kan Putra?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Tuhan [ON GOING]
Teen FictionKita saling tolak-menolak layaknya perahu yang kudayung ke belakang namun perahu itu malah bergerak ke depan. Itulah kita yang mungkin tak akan pernah bersatu. Ingin sekali ku menghapus perbedaan ini, tapi sangat sulit untuk menghapusnya. Entahlah a...