Setiap kesederhanaanya selalu membuat jatuh hati -Azzahra Putrilia Mawardi
💦
"Wan, udah mau bel," Febrian mengingatkan. Shalat dzuhur sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu. Memang biasanya Ikhwan selalu duduk lebih lama dari yang lainnya selepas dia shalat. Febrian tidak bertanya pun tentu tau kalau Ikhwan sedang berdzikir dan berdoa. Tapi kali ini, Ikhwan duduk lebih lama dari biasanya. Bahkan seperti tidak berniat untuk segera menyudahi doa nya.
"Duluan aja," begitulah katanya. Febrian melirik Riky yang diseretnya untuk ikut shalat dzuhur bersama. Memang biasanya Riky lebih memilih ke warung saat istirahat kedua ketimbang pergi ke mushola untuk menunaikan shalat. Tapi kali ini, Ikhwan dan Febrian berhasil menariknya untuk ikut shalat.
Febrian dan Riky pun berdiri. "Ngapain dia?" tanya Riky, sambil berjalan keluar mushola.
Febrian memutar bola matanya mendengar pertanyaan itu. "Ya berdoa lah, masa karaoke."
Riky mendengus. "Gue juga tau."
"Ya ngapain nanya sih dodol?!"
"Maksud terselubung dari pertanyaan gue itu kenapa dia doa nya lama banget?!"
Febrian duduk di pelataran mushola untuk memakai sepatunya, sambil menjawab pertanyaan Riky yang sosoknya duduk di sebelahnya. "Nanya aja muter-muter."
"Gue gak muter-muter."
"Ck, maksud gue pertanyaannya. Kesel gue lama-lama sama lo."
Entah kenapa, Febrian memang mudah kesal dengan lelaki bernama Riky ini. Mungkin karena mereka tidak pernah dekat sebelumnya.
"Hati-hati loh, kesel bisa jadi cinta."
"Dih, jiji."
Riky tertawa, ia hanya bercanda pastinya. "Lo belum jawab pertanyaan gue. Emang Ikhwan selalu selama ini kalo berdoa?"
Febrian selesai mengikat tali sepatunya. "Biasanya dia gak selama ini. Apalagi kalo di sekolah. Kayaknya lagi ada masalah, atau mood dia lagi jelek, atau perasaanya lagi gak enak. Ikhwan selalu suka ngaduin semua keresahannya sama Allah."
Febrian memang patut disebut sahabat yang baik. Ia sangat tau apa yang terjadi pada Ikhwan meski Ikhwan belum mengatakannya. Mungkin karena beberapa tahun bersama, membuat Febrian jadi tau setiap kebiasaan yang dilakukan Ikhwan.
Ikhwan menghela napasnya. Jujur saja, ada rasa panas di hatinya. Perasaan kesal dan marah, juga bercampur jadi satu. Tapi syukurlah sekarang sudah mulai reda. Ikhwan tidak bisa menyalahkan siapapun atas kekesalannya ini. Tidak bisa menyalahkan laki-laki yang menyatakan perasaanya itu, ataupun gadis yang ia sukai. Jadi yang bisa Ikhwan lakukan hanyalah mengadu agar perasaanya kembali tenang lagi.
Namun meski begitu, sebagai seorang manusia biasa, Ikhwan merasa takut. Ia takut kalau apa yang selalu disemogakan dan didoakannya tidak ia dapatkan. Walau Ikhwan tau kalau apa yang Allah putuskan adalah yang terbaik bagi hambanya, Ikhwan rasanya tetap tidak rela, kalau apa yang ia inginkan, tidak bisa ia capai. Tapi semoga saja, yang terbaik menurut Allah, juga yang terbaik yang dipilih oleh Ikhwan.
Biarlah orang lain menyatakan perasaanya. Biarlah orang lain mengungkapkan apa yang dirasanya. Meski Ikhwan tetap diam, tapi ia yakin, satu dari jutaan doanya, akan menembus setiap lapisan langit. Entah akan terkabul atau tidak, biar Allah yang putuskan. Bukannya Ikhwan tidak mau berusaha. Tapi sungguh, sekarang masih belum waktunya. Ia harus bersabar.
💦
Zahra berjalan cepat, lalu melambat lagi. Matanya tak lepas dari memandang punggung seseorang yang berjalan jauh di depan sana. Sosok itu mulai tertutup oleh para murid yang berjalan di depannya. Koridor sekolah memang sedang ramai karena bel pulang telah berbunyi sejak dua menit yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ikhwan [SELESAI]
Teen FictionTeenfict-Romance-Religi ⚠BAPER STORY⚠ Namanya Ikhwan. Laki-laki itu berbeda, selalu terlihat sangat sederhana dan tidak banyak gaya seperti remaja zaman sekarang pada umumnya. Aku pikir dia orang yang aneh. Tidak pernah menatap perempuan. Tidak pern...