3. Sahabat sebenarnya

108K 12.3K 1.2K
                                    

Sahabat yang baik adalah dia yang mengingatkan kita, ketika kita lalai. Yang menasehati kita, ketika kita salah. Dan yang tetap bersama kita, ketika kita berada dalam masalah.
Itulah sahabat yang sebenarnya.

💦

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Tumben baru sampe? Macet di jalan?"

Ikhwan menyalami tangan lelaki yang baru saja bertanya padanya. Lelaki itu bernama Adi, dan biasa dipanggil Mas Adi oleh Ikhwan. Usianya 25 tahun. Dia merupakan sosok yang membantu menjaga toko roti peninggalan ayah Ikhwan karena Ikhwan masih sekolah dan harus membagi waktunya.

Keluarga Ikhwan memang memiliki dua toko roti yang menjadi penghasilan untuk hidup mereka. Sebelum sang ibu -Ismi- sakit-sakitan, dia lah yang menjaga toko rotinya bersama Padli -ayah Ikhwan- tapi kini pekerjaan itu diserahkan kepada Mas Adi yang merupakan adik dari Ismi.

"Enggak. Tadi abis nganter temen," jawabnya. "Mas mau langsung pulang?"

"Iyah. Mbak kamu ngajak kondangan."

"Yang udah nikah, kemana-mana berdua," godanya yang diberi kekahan oleh Adi. Lelaki itu memang menikah muda dengan niat untuk menyempurnakan agama nya.

Adi pun pergi setelah mengucap salam yang dijawab oleh Ikhwan dan dua pegawai laki-laki yang ada di sana. Panggil saja namanya Candra dan Arif.

Ikhwan masuk ke sebuah ruangan setelah ia mengatakan kepada para karyawannya bahwa ia hendak berganti pakaian lebih dulu. Setelah selesai, Ikhwan kembali keluar, mengambil buku laporan penjualan dari atas meja kasir dan duduk pada kursi yang ada di belakang meja.

Ia memperhatikan setiap laporan penjualan kemarin dan hari ini. Raut seriusnya membuat siapapun suka memandangnya lebih lama karena memang Ikhwan terlihat berkali lipat lebih menawan.

"Selamat datang." Candra menyambut pelanggan yang baru saja masuk ke dalam toko dengan sopan.

Di dalam toko tersebut terdapat kursi juga meja yang disediakan untuk para pelanggan yang hendak makan di sana.

Di dalam toko tersebut terdapat kursi juga meja yang disediakan untuk para pelanggan yang hendak makan di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ikhwan mengangkat kepalanya untuk melihat pelanggan yang datang. Dua wanita nampak sedang memilih kue di etalase yang didampingi oleh Arif. Lalu Ikhwan berdiri dan meletakkan buku laporan itu ke dalam laci meja.

"Kak, udah pada makan?"

Ikhwan bertanya pada kedua laki-laki yang kini menoleh menatapnya. Namun dua wanita sebaya yang ada di sana juga ikut tertarik perhatiannya.

Ikhwan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang